Barcelona Femeni Boleh Jadi Supergirls, tapi Lyon adalah si Kryptonite

24 Mei 2024 16:03 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Barcelona vs Lyon di final Liga Champions Wanita 2022. Foto: Franck Fife/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Barcelona vs Lyon di final Liga Champions Wanita 2022. Foto: Franck Fife/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hampir segalanya telah diraih Barcelona Femeni musim ini. Di Liga Spanyol Wanita (Liga F), mereka memastikan juara saat liga masih tersisa empat laga. Mereka juga juara Copa Del Reina dan Supercopa de España. Semua trofi di dalam negeri mereka sabet. Tanpa terkalahkan, pula.
ADVERTISEMENT
Tak cuma juara, penampilan mereka juga memukau. Di liga, dari 28 pertandingan, mereka cuma gagal menang sekali, mencetak gol 129 kali, dan cuma kebobolan 9 kali. Itu artinya, mereka mencetak rata-rata 4,6 gol dalam setiap pertandingan. Segalanya sempurna, dominan dalam permainan, dominan dalam hasil.
Kini mereka cukup menang satu laga lagi untuk hidup abadi, tercatat dalam sejarah sebagai undisputed champions. Pemenang segala pemenang. Mereka tinggal memenangkan laga final Liga Champions Wanita yang akan digelar Sabtu (25/5) malam besok dan titel quadruple winners akan mereka sandang selamanya.
Yang jadi perkara, lawan mereka di final besok malam adalah Olympique Lyonnais. Celakanya, Barcelona selalu tak berkutik jika melawan tim satu ini.
Barcelona vs Lyon di final Liga Champions Wanita 2022. Foto: Franck Fife/AFP
Lyon dan Barcelona wanita punya sejarah yang rumit di Eropa. Kalau Barcelona adalah anak kaisar ketujuh dari istri seorang selir dengan potensi luar biasa dan masa depan yang gilang-gemilang, Lyon adalah permaisuri dengan kekuatan lama yang tak mau kehilangan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Berkali-kali Barcelona mencoba merebut kuasa, tapi Lyon bersikeras dan tak mau melepas.
Keduanya pernah empat kali bertemu di Liga Champions Wanita. Dua pertandingan pertama di perempat final Liga Champions Wanita 2017/18. Yang ketiga di final Liga Champions Wanita 2018/19. Yang keempat di final Liga Champions Wanita 2021/22.
Dari keempat laga tersebut, tak sekali pun—kami ulang—tak sekali pun Barcelona meraih kemenangan. Jangankan menang, seri pun tidak.
Di perempat final 2018, Barcelona keok 0-1 di kandang dan kalah 2-1 saat tandang ke Lyon. Gol tunggal Eugenie Le Sommer cukup membawa Lyon menang di Mini Estadi. Sementara di Parc Olympique Lyonnais, gol Patri Guijarro tak berarti di hadapan dua gol Dzsenifer Marozsan dan Ada Hegerberg.
ADVERTISEMENT
Barca juga tak berdaya di dua pertandingan tersebut. Mereka kalah possession juga kalah peluang. Total 7 tendangan ke gawang Barcelona dalam dua laga tak ada apa-apanya dibanding 37 percobaan ke gawang Sandra Panos yang dibuat oleh Lyon.
Semusim berikutnya, Barcelona mencoba lagi. Mereka beruntung tak ketemu Lyon sampai partai final. Tapi hasilnya sama: Barcelona dihantam Lyon tanpa ampun.
Di laga final Liga Champions Wanita 2018 yang digelar di Hongaria itu, Barcelona kalah 4-1. Marozsan (1) dan Hegerberg (3) jadi pencetak gol, sementara gol Asisat Oshoala di ujung laga cuma bisa jadi penggembira.
Selebrasi pemain FC Barcelona Femeni usai juara Women's Champions League di Philips Stadion, Eindhoven, Belanda, pada 3 Juni 2023. Foto: Yves Herman/REUTERS

Sempat Juara, tapi Keok Lagi

Selang empat tahun kemudian, Barcelona dan Lyon bertemu lagi di final Liga Champions Wanita 2022. Kali ini Barca sudah lebih berpengalaman. Mereka sudah bisa menjuarai Liga Champions Wanita pada 2021 usai mengalahkan Chelsea 0-4. Mereka datang dengan kemampuan yang lebih baik dan pengalaman yang lebih dalam.
ADVERTISEMENT
Tapi apes, di partai puncak mereka tersungkur kembali. Lagi-lagi Ada Hegerberg mencetak gol ke gawang Barcelona. Golnya dan Amandine Henry serta Catarina Macario cuma bisa dibalas sekali oleh Alexia Putellas.
Lagi-lagi Barcelona takluk dari Lyon. Bagi Barcelona yang Supergirl, Lyon tak pernah gagal menjadi kryptonite-nya. Bagi Barcelona yang Achilles, Lyon selalu jadi Pangeran Paris dari Trojan yang mengarahkan anak panahnya ke tumitnya. Bagi Barcelona yang Bisma, Lyon adalah Srikandi titisan Amba. Bagi Barcelona yang…ah, Anda tentu sudah tahu maksud saya.
Maka, saat mereka bertemu kembali di partai final Liga Champions Wanita 2024, tak mengherankan apabila pelatih Barca, Jonathan Giraldez, merasa sedikit was-was.
Namun, akan selalu ada waktunya ketika dinasti lama runtuh digantikan yang baru. Selalu ada juara bertahan yang takluk dari tim muda penuh potensi. Pertanyaannya, apakah Barcelona sudah siap menjadi ratu baru Eropa menggantikan Lyon yang telah lama berkuasa?
ADVERTISEMENT
Kita tunggu saja esok hari.