Beda Bahasa Jadi Kendala Pemain Timnas Wanita U-17 saat Dilatih Pelatih Jepang

7 April 2024 16:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Zaira Kusuma, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Antika Fahira/kumparanBOLANITA
zoom-in-whitePerbesar
Zaira Kusuma, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Antika Fahira/kumparanBOLANITA
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pelatih baru Timnas Wanita Indonesia asal Jepang, Satoru Mochizuki, jadi tantangan tersendiri buat para pemain. Perbedaan bahasa adalah penyebabnya.
ADVERTISEMENT
Mochizuki, atau yang akrab disapa Coach Mochi, melatih skuad 'Garuda Pertiwi' untuk semua kelompok usia. Mulai dari U-16, U-19, U-23, hingga senior.
Namun, karena perbedaan bahasa, beberapa pemain wanita Indonesia ini mengaku kesulitan saat berkomunikasi dengannya. Meskipun sudah dibantu dengan seorang translator alias penerjemah.
“Kalau soal kendala, paling cuma gara-gara komunikasinya agak susah ya, harus lewat translator, dan mungkin itu memakan waktu. Itu saja sih kendalanya,” ucap Zaira Kusuma usai melakoni seleksi timnas U-17 Indonesia untuk Piala Asia Wanita U-17 2024 di Lapangan B, Komplek Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (5/4).
Persoalan serupa juga dituturkan oleh rekan Zaira, Armelia Nur Sava Sada. Kepada kumparanBOLANITA, pemain kelahiran 2007 itu mengatakan bahwa meski ada bantuan penerjemah, para pemain tak sepenuhnya memahami maksud ucapan sang pelatih.
ADVERTISEMENT
“Kalau kendala sih belum ya. Mungkin kan ada translator-nya gitu kan. Itu kayaknya mungkin teman-teman kadang ada yang bisa nanggapin, ada yang nggak bisa. Kadang Coach Mochi ngomongnya cepet, sedangkan translate-nya lama gitu,” ucap Sava.
Lain halnya dengan Zaira dan Sava, Mayzura Alifa mengaku tak kesulitan sama sekali saat memahami maksud dari Mochizuki yang tengah memberikan instruksi kepada ia dan timnya. Karena selain dari ucapan, pelatih berusia 59 tahun itu juga selalu menyampaikan maksudnya lewat gerakan.
“Nggak ada (kendala), sih. Karena ada translator juga komunikasinya lancar. Terus Coach Mochi ngejelasin selain lewat bicara kan pakai gerak-gerik. Jadi kita pemain bisa ngerti juga kan,” tandas Mayzura.
Mayzura Alifa, pemain Timnas Wanita Indonesia. Foto: Antika Fahira/kumparanBOLANITA

Tekankan Kreativitas kepada Para Pemain

Zaira, Sava, dan Mayzura, merupakan pemain Timnas Indonesia yang pernah tampil di Piala AFF Wanita U-19 2023. Ketiganya kini sama-sama dipanggil oleh Mochizuki untuk mengikuti seleksi nasional gelombang ketiga Timnas Wanita U-17 Indonesia untuk Piala Asia Wanita U-17 2024.
ADVERTISEMENT
Saat seleksi, mereka dengan kompak mengatakan bahwa Mochizuki merupakan tipikal yang selalu mengedepankan kreativitas. Jadi, permainan sepak bola tak melulu berpusat kepada pelatih, tapi para pemain juga turut dilibatkan.
“Dia lebih mau kita main sesuai kreativitas kita sendiri, sih. Kayak benar-benar mainnya terserah kita. Dia cuma nekenin, ‘Kalian tanggung jawab, kalau misalkan kalian kehilangan bola, kejar lagi. Kalau kalian ngelihat temennya kehilangan bola, kalian juga support, bantu untuk itu. Pokoknya jangan sampai hilang bola’. Gitu aja sih kalo dia,” ucap Zaira.
Coach Mochi selalu bilang, “Main sesuai kreativitas sendiri masing-masing’. Jadi kayak istilahnya tuh jangan coach centred, tapi players centred. Jadi, Coach Mochi tuh ngebebasin kita buat main sesuai apa kondisi yang ada di lapangan. Jadi, nggak harus sesuai perintah coach,” ungkap Mayzura.
ADVERTISEMENT
Selain menuntut kreativitas, Coach Mochi juga menginstruksikan kepada para pemainnya untuk selalu sigap dalam mengambil keputusan, baik saat bertanding maupun sekadar latihan.
“Kalau dari Coach Mochi sendiri sih tipikalnya minta kalau main tuh harus cepat ambil keputusan, terus lebih banyak shooting gitu. Kalau ada peluang sedikit apa pun, haru shooting. Jadi kayak on target terus,” tandas Sava.