Kapten Timnas Wanita AS, Lindsey Horan: Fan Bola Amerika Enggak Terlalu Pintar

8 Februari 2024 14:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gelandang AS Lindsey Horan berusaha melewati gelandang Tiongkok Jiali Tang selama pertandingan sepak bola persahabatan internasional wanita antara AS dan Tiongkok di Stadion DRV PNK di Fort Lauderdale, Florida pada 2 Desember 2023. Foto: Chris Arjoon / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Gelandang AS Lindsey Horan berusaha melewati gelandang Tiongkok Jiali Tang selama pertandingan sepak bola persahabatan internasional wanita antara AS dan Tiongkok di Stadion DRV PNK di Fort Lauderdale, Florida pada 2 Desember 2023. Foto: Chris Arjoon / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bagi Lindsey Horan, 2023 bukanlah tahun yang ingin ia ingat-ingat. Tepat 22 hari setelah ia ditunjuk sebagai co-captain Timnas Sepak Bola Wanita Amerika Serikat (USWNT), The Stars and Stripes gugur di fase 16 besar Piala Dunia Wanita 2023 karena dikalahkan Swedia.
ADVERTISEMENT
USWNT tak terbiasa pulang secepat itu. Posisi terburuk mereka di sepanjang sejarah Piala Dunia Wanita yang dimulai sejak 1990 adalah juara tiga. Era USWNT yang dipimpin Horan, juga Alex Morgan sebagai co-captain lainnya, dimulai dengan sebuah rekor. Dan bukan rekor yang baik.
Setelah itu, USWNT dan publik pendukungnya seperti buru-buru tersadar: Seluruh dunia telah mengejar USWNT. Timnas Wanita Amerika Serikat tak lagi satu-satunya yang jago berolah bola.
Kesadaran itu yang kemudian membuat Horan berpikir bahwa ada sesuatu yang perlu diubah. Sayangnya, ia sendiri mengerti, menemukan sesuatu, faktor X itu, bukanlah perkara yang mudah.
“Kami telah sukses selama bertahun-tahun, dengan cara bermain kami yang unik, segala serangan dan transisi itu,” ujar Horan kepada The Athletic.
ADVERTISEMENT
“Kami punya kualitas individu yang brilian, pemain betulan yang mau bermain penuh di lapangan. Mentalitas kami juga betul-betul bagus,” lanjutnya.
Pemain Belanda Danielle van de Donk berebut bola dengan pemain AS Lindsey Horan pada pertandingan Piala Dunia Wanita 2023 di Stadion Regional Wellington, Wellington, Selandia Baru, Kamis (27/7/2023). Foto: Marty Melville/AFP
“Kami punya pemain yang lebih tangkas, lebih kuat, lebih berkualitas, tapi kami juga harus bisa bertarung sampai akhir. Maka dunia akan takut pada kami. Kami terbiasa, dan harus menjadi, tim yang selalu dibicarakan,” tambahnya.
Yang jadi perkara, menjadi perhatian akan lebih menyenangkan apabila hasil yang didapat positif. Sementara, setidaknya pada 2023, USWNT tak bisa menunjukkan itu.
“Orang-orang kebanyakan menerima omongan komentator tanpa berpikir lebih lanjut. Ibuku juga begitu. Dia bilang, ‘Julie Foudy (komentator sepak bola AS) bilang kamu main bagus!’ Padahal, aku sendiri berpikir, ‘Aku sampah banget hari ini’,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Fan sepak bola Amerika, kebanyakan dari mereka memang tidak terlalu pintar. Mereka enggak paham soal permainan ini, meski memang sekarang menjadi mendingan, sih,” kata Horan, seperti ditulis Meg Linehan dari The Athletic.
Horan bilang, hal tersebut beda dengan di Prancis, tempatnya bermain secara profesional. “Semacam jadi budaya di Prancis, mereka semua menonton sepak bola. Mereka paham sepak bola,” kata Horan.
Menurut Horan, kurangnya pengetahuan soal sepak bola itu diperparah dengan pemain USWNT sendiri yang, menurutnya, kebanyakan gimmick.
Ia mencontohkan sesi foto sebelum pertandingan yang terjadi di NWSL. Alih-alih merapat dalam dua barisan seperti biasa, beberapa tim kerap membuat sesi foto tersebut menjadi lebih fun dengan memeragakan pose lucu dan unik. Horan terganggu dengan itu.
ADVERTISEMENT
“Aku ingin profesionalisme. Hal-hal kecil begitu menggangguku. Aku pikir aku tak akan bisa melakukannya. Mungkin aku salah, aku tidak tahu. Tapi aku merasa terganggu. Seperti lelucon, kadang-kadang,” katanya.
Dari apa yang dikatakannya, Horan seperti hendak bilang bahwa gimmick dan hal-hal di luar sepak bola tersebut sah-sah saja apabila hasil di lapangan bagus.
“Kalau kamu tidak mengganjarnya dengan penampilan bagus di lapangan, orang akan datang dan bertanya apa yang kamu lakukan, di mana prioritasmu. Kayak, ‘Kamu beneran peduli sama pertandingan ini enggak sih?’”
“Kami perlu kembali mementingkan sepak bola, itu hal yang terpenting. Jadi mungkin kami perlu membuang beberapa hal-hal itu, untuk sekarang, dan kembali fokus ke versi terbaik diri kami,” tutup Horan.
ADVERTISEMENT