Mengenal Nadia Nadim, Pesepak Bola & Dokter yang Baru Diboyong AC Milan

29 Januari 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nadia Nadim, pemain Timnas Wanita Denmark yang baru saja diboyong AC Milan. Foto: AC Milan
zoom-in-whitePerbesar
Nadia Nadim, pemain Timnas Wanita Denmark yang baru saja diboyong AC Milan. Foto: AC Milan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
AC Milan baru saja meresmikan kedatangan pemain Timnas Wanita Denmark, Nadia Nadim. Kabar tersebut diumumkan AC Milan melalui laman resminya pada Sabtu (27/1) waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Pemain yang berposisi sebagai penyerang itu akan berseragam Hitam-Merah hingga akhir musim 2023/24. Di Milan, Nadim bakal mengenakan nomor punggung 8.
"Nadia adalah pemain yang berposisi sebagai penyerang, lahir pada 1988 di Herat, Afghanistan, dan memiliki kewarganegaraan Denmark. Nadim telah menandatangani kontrak bersama klub hingga musim berakhir dan ia bakal mengenakan nomor punggung 8," tulis AC Milan melalui situs resmi klub.
Di sepak bola wanita, Nadia Nadim telah malang-melintang ke berbagai klub baik di Eropa hingga Amerika Serikat. Beberapa klub yang pernah ia bela antara lain: Fortuna Hjorring (Denmark), Portland Thorns (Amerika Serikat), Manchester City (Inggris), PSG (Prancis), dan Racing Louisville (Amerika Serikat).
Namun, untuk bisa mencapai hingga titik ini tidaklah mudah. Nadia Nadim harus melewati puluhan bahkan ratusan rintangan untuk mewujudkan mimpinya bermain sepak bola.
ADVERTISEMENT
Di luar sepak bola, kisahnya juga tak kalah membanggakan. Meski sehari-hari sibuk di lapangan, ia berhasil menyelesaikan studinya di bidang kedokteran dan mendapat gelar dokter pada 2022 lalu.
Nadia Nadim. Foto: JUSTIN TALLIS / AFP

Besar di Kamp Pengungsian Afghanistan

Nadia Nadim lahir di Kota Herat, Afghanistan pada 2 Januari 1988. Ia tumbuh dan besar di kamp pengungsian di Afghanistan.
Perkenalannya dengan sepak bola dimulai sedari kecil. Nadim dikenalkan dengan sepak bola oleh sang ayah yang merupakan jenderal Tentara Nasional Afghanistan (ANA).
Nahas, di usia sembilan tahun Nadim harus kehilangan orang yang mengenalkannya dengan sepak bola. Sang ayah tak pernah kembali saat dipanggil untuk menghadap Taliban.
Situasi itu pun membuat Nadim dan keluarganya terdesak. Nadim beserta ibu dan empat saudara perempuannya tahu betul jika mereka terus tinggal di Afghanistan maka kehidupan mereka akan begitu-begitu saja. Segala cara pun mereka lakukan, mulai dari membuat paspor palsu hingga nekat kabur ke London, Inggris.
ADVERTISEMENT
Setelah kabur ke berbagai negara, Nadia Nadim terhenti di Denmark, tempat yang tak pernah terbayangkan oleh Nadim sebelumnya. Namun, di tempat itulah Nadim tumbuh dan besar serta menikmati bermain sepak bola.
Saat usianya menginjak 12 tahun, Nadim untuk pertama kalinya mencoba bermain sepak bola dengan klub lokal di Aalborg. Bakatnya perlahan mulai terasah, ia pun lalu bermain untuk tim senior B52 Aalborg serta Tim Vibor pada 2005.
Nadia Nadim. Foto: Fred TANNEAU / AFP

Malang-Melintang di Berbagai Negara

Sepak bola benar-benar menjadi cinta utama bagi Nadim. Ia rela melakukan segalanya demi bisa bermain Si Kulit Bundar. Berkat sepak bola juga perlahan keadaan keluarganya membaik.
Bakat sepak bola yang dimilikinya langsung tercium oleh beberapa tim di Denmark. Ia pun lalu mencoba peruntungannya ke beberapa klub lokal Denmark seperti B52 Aalborg, Tim Viborg, IK Skovbakken serta Fortuna Hjorring. Perlahan, ia mulai dikenal sebagai pemain yang andal di depan gawang terutama soal urusan mencetak gol.
ADVERTISEMENT
Kecemerlangannya di Denmark mengantarkannya terbang jauh ke Amerika Serikat guna bermain di NWSL (Liga Amerika Serikat Wanita). Pada musim 2014/15 ia membela Sky Blue. Lalu, pada 2016 ia berseragam Portland Thorns.
Ia menjelma jadi striker ulung di Portland Thorns. Di musim perdananya, Nadim mampu jadi top scorer tim dengan torehan 9 gol dari 20 laga saat memenangi NWSL Shield 2016.
Setahun berselang, tepatnya September 2017, Nadia Nadim bergabung dengan raksasa Inggris, Manchester City. Ia meneken kontrak setahun hingga 2018.
Setelahnya, Nadim berlayar ke dataran Paris, Prancis. Ia membela Paris Saint-Germain pada Januari 2019. Di PSG, ia diberi amanah sebagai kapten pada musim 2019/20. Di musim tersebut juga Nadim bukukan 13 gol dan assist dari 16 laga yang dilakoninya.
Nadia Nadim. Foto: Clive Brunskill / POOL / AFP

Bergelar Dokter & Ingin Jadi Ahli Bedah

ADVERTISEMENT
Jika berbicara soal Nadia Nadim, ceritanya tak hanya menarik soal kehidupannya di lapangan. Kisah di luar lapangannya pun cukup menarik untuk dikulik.
Di luar lapangan, Nadim meraih gelar Doctor of Medicine pada Januari 2022. Itu didapatkannya usai mengenyam pendidikan di Sekolah Kedokteran di Universitas Aarhus. Selain itu, Nadim juga fasih menggunakan sembilan bahasa berbeda.
Namun, impiannya tak cukup sampai di situ. Nadia Nadim ingin menjadi seorang ahli bedah ketika selesai bermain sepak bola atau gantung sepatu. Misinya sangatlah mulia, Nadim ingin menggunakan ilmunya untuk orang-orang yang membutuhkan.
“Aku punya satu tujuan dalam hidup, yakni menjadi yang terbaik, dalam apa pun yang aku lakukan,” ucap Nadim.