PSSI Siapkan Pelatih Asing Ketiga untuk Timnas Sepak Bola Wanita, Efektifkah?

9 Juni 2023 10:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PSSI Erick Thohir memberikan keterangan terkait tiket pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina di ruang konferensi pers Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (29/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PSSI Erick Thohir memberikan keterangan terkait tiket pertandingan FIFA Matchday antara Timnas Indonesia melawan Timnas Argentina di ruang konferensi pers Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (29/5/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PSSI Erick Thohir baru saja merampungkan kesepakatan kerja sama dengan Federasi Sepak Bola Jepang (JFA) pada Mei lalu. Salah satu poin yang menjadi kesepakatannya terkait dengan pengembangan sepak bola wanita.
ADVERTISEMENT
Erick Thohir menilai Timnas Sepak Bola Wanita Indonesia punya potensi yang cukup bagus. Oleh karena itu, ia berkeinginan untuk membangkitkan sepak bola wanita yang terkesan diabaikan. Salah satu upaya yang hendak dilakukannya yakni dengan mendatangkan pelatih asal Jepang.
"Kami sudah menandatangani kerja sama dengan Japan Football Association (JFA) untuk pendampingan wasit dan kepelatihan. Untuk timnas putri kita akan menggunakan pelatih Jepang yang selama ini negara itu punya tradisi bagus di sepak bola putri dunia karena pernah juara dunia," ungkap Erick Thohir di Kongres Biasa PSSI 2023 pada Minggu (28/5) lalu.
Lebih lanjut, Erick Thohir menyebut tradisi baik Jepang di kancah sepak bola wanita. Mereka pernah menjadi juara di Piala Dunia Wanita pada tahun 2011 di Jerman. Lalu, empat tahun berselang, tim "Matahari Terbit" itu menjadi runner up saat turnamen digelar di Kanada.
ADVERTISEMENT
Selain itu, timnas wanita Jepang juga pernah menjuarai Piala Asia Wanita sebanyak dua kali, tepatnya pada tahun 2014 dan 2018, serta merebut medali perak di Olimpiade London pada 2012. Beberapa alasan itulah yang membuat Erick Thohir kepincut memboyong pelatih asal Jepang untuk Timnas Wanita Indonesia.
Pemain Timnas Wanita Indonesia Carla Bio Pattinasarany saat melawan Lebanon pada pertandingan Grup F babak pertama kualifikasi Olimpiade Paris di Stadion Fouad Chehab, Jounieh, Lebanon pada Sabtu (8/4). Foto: PSSI

Timnas Wanita Pernah Dibesut Dua Pelatih Asing

Jika kita menilik ke belakang, "Garuda Pertiwi" sebenarnya pernah dua kali dibesut oleh pelatih asing. Satu dari Jepang, yakni Ichiro Fujita, dan satu lainnya berasal dari Jerman, Timo Scheunemann.
Lantas, apakah pelatih asing menjamin serta-merta menjamin kesuksesan sebuah tim nasional? Mari kita lihat kiprah "Garuda Pertiwi" di tangan keduanya.

1. Ichiro Fujita

Pria berkebangsaan Jepang, Ichiro Fujita, menjadi pelatih asing pertama bagi Timnas Wanita Indonesia. Ia melatih timnas wanita pada tahun 2003 silam.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, di tangan Fujita, Timnas Wanita tak bisa berbicara banyak. Ia gagal membawa timnya lolos dari babak penyisihan grup SEA Games 2003. Kala itu, Indonesia tergabung di Grup A bersama Vietnam, Malaysia dan Filipina.
Di pertandingan pertama, Timnas Wanita kalah 0-6 atas Vietnam yang bertindak sebagai tuan rumah. Sedangkan, dua laga lainnya berjalan imbang saat bersua Malaysia dan Filipina.
Hasil tersebut terbilang cukup buruk, karena Indonesia hanya mampu mengumpulkan dua poin saja. "Garuda Pertiwi" juga terdampar di dasar klasemen dari total tujuh peserta. Tak ada catatan mentereng dari juru taktik asal "Negeri Matahari Terbit" tersebut.
Timo Scheunemann. Foto: Dok Timo Scheunemann

2. Timo Scheunemann

Lima tahun berselang, tepatnya pada 2008, Timnas Wanita dilatih pelatih asal Jerman, yakni Timo Scheunemann. Ia dipercaya oleh PSSI mengarsiteki “Garuda Pertiwi” untuk ajang SEA Games Laos pada 2009.
ADVERTISEMENT
Namun, hasilnya tak berbuah manis. Catatannya di turnamen olahraga se-Asia Tenggara tersebut hanya sampai pada babak grup saja, serupa dengan capaian Fujita.
Dari empat laga yang dilakoni, Timnas Wanita menelan tiga kekalahan dan hanya meraup satu kemenangan. Satu-satunya kemenangan diraih pada saat laga terakhir kontra Malaysia dengan skor 3-0. Sedangkan, tiga laga lainnya berakhir dengan kekalahan atas Myanmar, Vietnam, dan Laos.
Alhasil, skuad besutan Scheunemann hanya mampu bertengger di posisi empat klasemen. Mereka hanya mengumpulkan tiga poin saja dan gagal lolos ke fase gugur.
***
Sementara itu, sejarah menunjukkan bahwa Timnas Putri tampil lebih mentereng di tangan pelatih lokal. Saat diarsiteki pelatih dalam negeri, Indonesia berhasil lima kali lolos ke putaran final Piala Asia (1977, 1981, 1986, 1989, dan 2022).
ADVERTISEMENT
Bahkan, saat dilatih Muhardi tahun 1985 hingga 1986, Timnas Wanita Indonesia meraih dua prestasi gemilang yakni runner-up ASEAN Women's Championship serta peringkat empat AFC Women's Championship.
Tentu, capaian tersebut tidak serta-merta diraih hanya karena pelatih lokal. Pun anggapan bahwa pelatih asing hanya akan membawa hasil buruk tidaklah tepat.
Ada hal-hal yang lebih penting untuk sepak bola wanita Indonesia, seperti keberadaan kompetisi/liga yang berjenjang dan konsisten, kesejahteraan pemain yang terjamin, sampai lingkungan berkarier yang aman dan nyaman. Semua itu perlu ada, sejalan seiringan.