Piala Dunia Wanita 1991

Sejarah Piala Dunia Wanita: Jalan Panjang Kesetaraan Gender di Sepak Bola

21 Juli 2023 18:28 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
20 Juli 2023. Piala Dunia Wanita 2023 yang digelar di Selandia Baru dan Australia begitu megah dibuka. Pertunjukan demi pertunjukan, kembang api dan kemegahan, silih berganti memanjakan dan mendebar-debarkan hati mereka yang beruntung berada di Stadion Eden Park, Auckland.
Namun kemegahan adalah hal baru bagi sepak bola wanita. Piala Dunia Wanita saja baru resmi digelar 61 tahun setelah Piala Dunia laki-laki pertama diselenggarakan. Itu pun jalannya terjal dan tak selalu mendapat dukungan (kami berbicara tentang kalian, FIFA).
Bahkan, saking tak adanya kemajuan dari FIFA dalam mengembangkan sepak bola wanita, yang mengadakan kompetisi sepak bola wanita antarnegara untuk pertama kali pun bukanlah badan sepak bola internasional itu, namun federasi independen.

Piala Dunia Wanita Tidak Resmi

Pada 1970, Federasi Sepak Bola Wanita Independen (FIEFF) menggelar piala dunia wanita tidak resmi di Turin, Italia. Saat itu, tujuh tim berpartisipasi. Denmark keluar sebagai juara.
Setahun kemudian, FIEFF kembali mengadakan turnamen serupa. Kali ini di Meksiko. Lagi-lagi, De Rød-Hvide menjadi juara usai mengalahkan tuan rumah di partai final.
Pada 1972, FIEFF bubar. Turnamen sejenis piala dunia wanita baru muncul lagi pada awal 80an. Kala itu dimensi turnamen mengecil, dus sebutannya Mundialito (piala dunia kecil). Turnamen mini ini digelar empat kali, yakni pada 1984-1988.
Hal tersebut tidak bisa memuaskan para pelaku dan penggemar sepak bola wanita. Maka tak heran ketika Ellen Wille, delegasi dari Norwegia, unjuk suara pada Kongres FIFA ke-45 di Meksiko pada 1986. Ia perempuan pertama yang berbicara di kongres tersebut. Di situ, Wille, yang kini kerap dapat predikat “ibu sepak bola wanita” itu, menuntut FIFA lebih memperhatikan dan mempromosikan sepak bola wanita dengan lebih keras lagi.
Meski begitu, Piala Dunia Wanita tak serta merta hadir. Pada 1988, FIFA menjajal menggelar kompetisi sepak bola wanita antarnegara, tapi tak menyebutnya sebagai Piala Dunia. Waktu itu, 12 tim bertanding di China. Tapi namanya menyedihkan: 1988 FIFA Women's Invitation Tournament.
Tak disangka, ternyata turnamen tersebut sukses besar. Baru dari situ FIFA merencanakan adanya turnamen Piala Dunia Wanita pada 1991.
Presiden FIFA Joao Havelange saat mengumumkan struktur bisnis dan pemasaran Piala Dunia FIFA 1994 pada 28 November 1990 di New York. Foto: Maria R. Bastone/AFP

Branding “Piala Dunia Wanita” Sempat Diragukan

Piala Dunia Wanita pertama digelar di China pada 1991. Dikutip dari TIME, meski gelaran tiga tahun sebelumnya sudah terbukti banyak peminat, FIFA tak langsung yakin.
Apakah brand Piala Dunia yang sudah mapan pantas disematkan ke turnamen perempuan ini? FIFA memutuskan tidak dan sempat menamai turnamen ini dengan “World Championship for Women’s Football for the M&M’s Cup”, mengikutsertakan merek permen dan cokelat di namanya.
Namun, 500 ribu penonton yang hadir di lapangan menghapus keraguan yang ada. Dalam partai final, ketika Timnas Wanita AS mengalahkan Norwegia, sebanyak 65 ribu penonton memenuhi Stadion Tianhe, Guangzhou, China. João Havelange, presiden FIFA saat itu, menuliskan, “sepak bola wanita sekarang sudah benar-benar terbangun dengan mantap.”
Tentu saja João ini banyak pula omong kosongnya. Saat Piala Dunia Wanita diselenggarakan, perempuan masih dianggap atlet kelas dua.
Pertandingan lebih pendek 10 menit, cuma 40 menit per babaknya. Pesawat yang membawa Timnas AS ke China mampir dulu ke Norwegia dan Swedia, menjemput mereka biar ongkos perjalanan dapat dipotong. Para atlet tak diinapkan di hotel, tapi di sebuah penginapan mirip asrama yang menampung satu tim di satu ruangan.
Bahkan, para atlet cuma diberi uang satu USD15 per harinya. Jangan tanyakan hadiah uang, sebab itu lebih jauh lagi. Piala Dunia Wanita pertama yang memberikan hadiah uang pada para juara baru terjadi di 2007.
Kondisi sekarang tentu lebih baik. Para peserta Piala Dunia Wanita 2023 di Australia dan Selandia Baru bakal memperebutkan total USD150 juta atau sekitar Rp2,24 triliun.
Jumlah yang sangat banyak, bukan? Heh, itu cuma sepertiga dari apa yang dialokasikan untuk Piala Dunia laki-laki, yakni USD440 juta (Rp6,5 triliun).
Pemain AS Michelle Akers-Stahl dan rekan setimnya Julie Foudy dan Carin Jennings merayakan kemenangan 2-1 mereka atas Norwegia pada pertandingan final turnamen sepak bola Piala Dunia Wanita pertama di Guangzhou pada 30 November 1991. Foto: Tommy Cheng/AFP

Perjalanan Piala Dunia dari 1991-2023

1. Piala Dunia Wanita 1991 - China

Ini merupakan tahun keemasan bagi persepakbolaan wanita di dunia. Bagaimana tidak, FIFA berhasil menghidupkan kembali sepak bola wanita lewat Piala Dunia, sebagaimana yang dimainkan oleh para pria.
Kompetisi yang digelar di China pada 16-30 November 1991 itu terbilang sukses besar. Saat itu, tim berjuluk The Stars and Stripes, Amerika Serikat, sukses keluar sebagai juara pada edisi pertama Piala Dunia Wanita usai mengalahkan Norwegia dengan skor tipis 2-1.

2. Piala Dunia Wanita 1995 - Swedia

Berselang empat tahun kemudian, Piala Dunia Wanita kembali digelar. Kali ini, Swedia yang menjadi tuan rumah.
Setelah dikandaskan oleh Timnas AS di final Piala Dunia Wanita 1991, kini giliran Norwegia yang berhasil menyabet gelar tersebut usai mengandaskan Jerman di final dengan dua gol tanpa balas.

3. Piala Dunia Wanita 1999 - Amerika Serikat

Sang jawara dunia edisi pertama, Amerika Serikat, terpilih menjadi tuan rumah bagi Piala Dunia Wanita 1999. Sama seperti sebelumnya, mereka berhasil tampil memukau hingga lolos ke babak final.
Di partai final, The Stars and Stripes menang 5-4 atas China dalam adu penalti usai bermain imbang 0-0.

4. Piala Dunia Wanita 2003 - Amerika Serikat

Amerika Serikat kembali ditunjuk untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita. Namun, keberuntungan mereka tidak seperti edisi lalu.
Pada Piala Dunia Wanita 2003, tim yang kala itu dilatih oleh April Heinrichs hanya menduduki peringkat ketiga usai dikandaskan oleh Jerman di partai semifinal dengan tiga gol tanpa balas. Jerman berakhir sebagai juara, mengalahkan Swedia 2-1.

5. Piala Dunia Wanita 2007 - China

Ini merupakan kedua kalinya China menjadi tuan rumah Piala Dunia Wanita. Kedua kalinya pula bagi Jerman untuk bisa merengkuh gelar juara dunia setelah mengalahkan Brasil dengan 2-0 pada partai final.
Sementara itu, Amerika Serikat lagi-lagi finis di posisi ketiga usai dibantai oleh Swedia di laga semifinal dengan empat gol tanpa balas. Kendati begitu, mereka berhasil bangkit di laga perebutan juara ketiga dengan mengandaskan jawara dunia 1995 silam, Norwegia.

6. Piala Dunia Wanita 2011 - Jerman

Setelah lima edisi sebelumnya dikuasai oleh tim-tim dari Eropa, kini giliran Asia yang berbicara. Jepang, menjadi tim pertama dari Benua Kuning yang mampu menyabet gelar juara dunia setelah mengalahkan Amerika Serikat 5-3 dalam babak adu penalti di partai final.
Kemenangan Nadeshiko—julukan Timnas Wanita Jepang—menjadi pelipur lara bagi seluruh masyarakat Negeri Sakura. Bagaimana tidak, mereka baru saja dilanda bencana alam mematikan, tsunami, yang meluluhlantakkan sisi utara Jepang pada 11 Maret 2011 silam.
Timnas Wanita Jepang di Piala Dunia 2011. Foto: Dok. Asosiasi Sepak Bola Jepang

7. Piala Dunia Wanita 2015 - Kanada

Edisi ketujuh Piala Dunia Wanita ini digelar di enam kota berbeda di Kanada. Pada partai final, Amerika Serikat berhasil membalaskan dendamnya atas kekalahan di final Piala Dunia Wanita sebelumnya.
Ya, tim asuhan Jill Ellis itu mengalahkan Jepang dengan skor telak 5-2.

8. Piala Dunia Wanita 2019 - Prancis

The Stars and Stripes lagi-lagi juara. Dengan Megan Rapinoe dan Alex Morgan sebagai motor tim, mereka menaklukkan Belanda dengan skor 2-0 di final dan meraih juara Piala Dunia Wanita untuk keempat kalinya.
Pemain Timnas sepak bola wanita Amerika Serikat merayakan kemenangan setelah menjuarai Piala Dunia FIFA 2019, di City Hall, New York, Rabu (10/7). Foto: REUTERS

9. Piala Dunia Wanita 2023 - Australia dan Selandia Baru

Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Piala Dunia Wanita tahun ini diselenggarakan di dua negara, yakni Australia dan Selandia Baru. Ini juga jadi kali pertama jumlah Piala Dunia Wanita diikuti 32 tim, membuat format turnamen sama seperti sepak bola laki-laki.
Amerika Serikat kembali diunggulkan, namun mereka perlu berhati-hati sebab kualitas permainan dari negara-negara lain telah jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten