Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
3 Gangguan Mental yang Berkaitan dengan Pola Makan, Awas Anoreksia!
5 Juli 2021 11:50 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:55 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Padahal, menyantap maupun menikmati sepiring hidangan nan lezat, seharusnya jadi suatu hal yang disyukuri. Banyak orang merasa senang jika akhirnya mereka mendapat makanan. Sayangnya, perasaan senang itu tidak berlaku bagi sebagian orang pengidap gangguan pola makan akut.
Alih-alih bahagia, beberapa individu kerap merasa cemas berlebih saat akan menikmati hidangannya. Terkadang, perasaan tegang sampai khawatir dengan asupan tersebut, bisa memengaruhi fungsi kerja otak mereka. Tentunya, gejala atau kondisi semacam ini jelas jadi salah satu penyakit mental yang harus lebih sering diperhatikan.
Mengutip Healthline, ada sebanyak 20 juta perempuan dan 10 juta laki-laki, pernah mengalami gangguan kebiasaan makan selama hidupnya. Jenis penyakitnya pun berbeda-beda. Nah, berikut kami merangkum golongan gangguan mental yang berkaitan dengan pola makan. Jangan sampai kamu mengalami salah satunya!
ADVERTISEMENT
Jenis jenis penyakit mental yang disebabkan pola makan
1. ARFID
Gangguan makan ARFID tergolong masih langka. Tak banyak orang menyadari atau pernah mendengar penyakit satu ini. Namun, ARFID atau gangguan asupan makanan restriktif, punya gejala yang cukup berbeda dari kebanyakan jenis gangguan makan. Umumnya, para pengidap akan merasa kewalahan, panik, maupun cemas bila melihat suatu bentuk ataupun tekstur dari tiap hidangan. Mereka juga menghindari makan dalam porsi besar.
Selain itu, gejala ARFID bisa dialami oleh orang dewasa sampai anak-anak. Mereka yang mengalami gangguan sejenis ini, seringkali mempunyai reaksi aneh yang berlebih ketika melihat makanan. Meski, merasa lapar, tapi begitu meratapi sebuah sajian, kemungkinan besar nafsu makan mereka hilang. Sebab, ada gerakan sensory makanan terhadap kerongkongan mereka yang tiba-tiba menolak makanan.
ADVERTISEMENT
2. Anoreksia nervosa
Oleh karenanya, tak jarang pengidap ini kerap membatasi porsi makanannya. Gejala paling umum adalah saat mereka menerima makanan, namun setelah disantap, perasaan cemas pun langsung muncul. Lantas, mereka kemudian merasa bersalah, dan berusaha memuntahkan makanan sebagai bentuk menebus perasaan berdosa tersebut.
3. Bulimia nervosa
Berbanding terbalik dengan anoreksia yang memilih membatasi jumlah makan, bulimia justru melahap makanan dalam porsi besar-besaran. Akan tetapi, setelah memakannya, mereka langsung merasa tidak nyaman. Makanya, pengidap bulimia meski terlihat mampu makan dalam jumlah banyak, sebenarnya mereka merasa gelisah.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ada sejumlah cara bagi mereka guna melepaskan perasaan gelisahnya. Di antaranya memuntahkan makanan , menggunakan obat pencahar, sampai melampiaskannya dengan olahraga berlebihan. Kebanyakan pengidap bulimia datang dari kaum perempuan, terutama mereka yang masih menginjak usia remaja dan dewasa awal.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya