4 Fakta Rumput Laut, Makanan Kaya Manfaat bagi Tubuh dan Lingkungan

3 September 2022 13:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja menjemur hasil panen rumput laut di Desa Tadui, Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (19/8/2020). Foto: Akbar Tado/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja menjemur hasil panen rumput laut di Desa Tadui, Mamuju, Sulawesi Barat, Rabu (19/8/2020). Foto: Akbar Tado/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tahukah kamu bahwa rumput laut mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan kita. Rumput laut yang dikenal juga sebagai makanan super, dapat dijadikan sebagai pilihan alternatif non-daging; selain salad, dan biji-bijian bagi kamu yang mengikuti pola makan nabati.
ADVERTISEMENT
Ya, rumput laut yang biasanya kamu temui di sepanjang garis pantai dengan berbagai warna-warna indah, ternyata memiliki segudang manfaat yang bukan hanya berguna bagi tubuh manusia, tetapi juga lingkungan di bumi.
CNN melansir, “Rumput laut membantu mendukung kehidupan laut lainnya, dan membersihkan air di sekitarnya. Ketika keluar dari air, rumput laut juga dapat membawa lebih banyak nutrisi dan mineral ke dalam makanan kita.”
Menarik, bukan? Oleh karena itu, mengutip CNN International, inilah empat hal yang harus kamu ketahui dari rumput atau ganggang laut!

1. Manfaat bagi tubuh manusia

Ilustrasi Mengonsumsi Rumput Laut Foto: Shutterstock/Viktor Kochetkov
Bagi manusia, rumput laut adalah toko serba ada untuk kebutuhan nutrisi penting kita. “Rumput laut adalah sumber serat makanan dan mineral yang sangat baik,” kata Mary Ellen Camire, profesor ilmu pangan dan nutrisi manusia di University of Maine.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian Minerals in edible seaweed: health benefits and food safety issues tahun 2020, menunjukkan bahwa rumput laut memiliki sepuluh kali lebih banyak mineral yang bermanfaat bagi tubuh dibandingkan tanaman berbasis di darat.
Selain itu, rumput laut juga mengandung sejumlah vitamin; seperti vitamin B, C, E, dan K, asam lemak omega-3, protein, asam amino, serta polifenol.

2. Manfaat bagi lingkungan

Warga mengambill rumput laut di pinggiran pantai Minajaya, Kabupaten Sukabumi. Foto: ANTARA FOTO/Nurul Ramadhan
Di tengah berbagai kampanye dan upaya mengurangi karbondioksida untuk melawan krisis iklim di planet kita. Faktanya, rumput laut telah melakukan pekerjaan tersebut secara alami, yaitu dengan menarik karbondioksida keluar dari atmosfer sehingga membantu mengurangi pemanasan global.
Selain itu, rumput laut juga dapat dijadikan sebagai pupuk untuk pertanian berbasis darat dengan menambahkan nutrisi yang dikandungnya ke dalam tanah.
ADVERTISEMENT

3. Aturan mengonsumsi rumput laut

sup rumput laut Foto: Shutterstock
Berbagai manfaat rumput laut bagi tubuh manusia, dan lingkungan tidak membuat kamu serta-merta dalam mengonsumsinya, ya. Terdapat beberapa imbauan yang perlu kamu ketahui, yaitu risiko kandungan yodium yang berlebih, dan logam berat yang tersimpan.
“Beberapa rumput laut cokelat, seperti rumput laut gula yang ditanam di New England, sangat tinggi yodium,” kata Camire. “Mereka memiliki begitu banyak yodium sehingga konsumen disarankan untuk memakannya tidak lebih dari tiga kali per minggu.”
Konsumsi berlebihan rumput laut, dikaitkan dengan tingginya asupan yodium yang masuk ke dalam tubuh sehingga dikhawatirkan akan mengganggu fungsi tiroid.

4. Tips mengonsumsi rumput laut

Ilustrasi sushi dengan aneka varian rumput laut Foto: Mela Nurhidayati/kumparan
Setelah mengetahui dampak buruk dari kandungan yodium yang berlebihan dalam rumput laut, mungkin kamu akan berpikir dua kali untuk mengonsumsinya. Namun, jangan khawatir karena hal itu terjadi bila kamu tidak mengontrol dalam mengonsumsi rumput laut.
ADVERTISEMENT
Selain itu, jika kamu mengkhawatirkan kandungan logam beratnya, maka pilihlah rumput laut yang telah bersertifikat organik atau telah diuji kandungan di dalamnya.
Nah, itulah empat fakta unik mengenai rumput laut, makanan yang dapat bermanfaat bagi tubuh manusia dan juga lingkungan kita. Kira-kira seberapa sering kamu mengonsumsinya, ya?
Penulis: Riad Nur Hikmah