Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
4 Fakta Unik Seputar Michelin Guide Sebelum Jadi Referensi Kuliner Kelas Dunia
9 Desember 2021 15:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Belakangan ini, tak hanya tempat makan yang diulas, Michelin juga memberikan rekomendasi tempat menginap seperti hotel terbaik setelah mengakuisisi Tablet; agen perjalanan online pertama yang memiliki spesialisasi pada hotel butik dan hotel mewah.
Penilaian dan berbagai rekomendasi tersebut diterbitkan dalam buku panduan khas berwarna merah berjudul Michelin Guide yang sudah berusia lebih dari satu abad. Buku ini juga setia menemani para penjelajah gastronomi dan wisatawan di seluruh dunia.
“Michelin Guide adalah cara Michelin untuk memberikan pengalaman terbaik dalam perjalanan, kuliner, dan gaya hidup. Melalui berbagai pilihan hotel dan restoran, Michelin Guide secara aktif turut mempromosikan industri ini dan memenuhi harapan para pelancong dan pecinta kuliner yang ingin menikmati pengalaman kuliner otentik dan liburan tak terlupakan,” ujar Steven Vette, Presiden Direktur Michelin Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, sebelum akhirnya menjadi referensi kuliner kelas dunia, Michelin Guide juga menyimpan fakta unik lainnya yang belum banyak diketahui para foodies dan travelers. Apa saja?
1. Buku Michelin awalnya untuk referensi para sopir
Mengutip rilis yang kumparanFOOD terima pada Rabu (8/12), siapa sangka kalau awalnya Michelin Guide adalah buku yang dibuat untuk referensi para sopir. Ini karena, pada tahun 1900, jumlah mobil yang lalu lalang di jalanan Prancis tak lebih dari 3.000 unit.
Untuk meningkatkan minat terhadap kepemilikan mobil yang tentunya akan meningkatkan permintaan akan ban, produsen ban mobil asal Prancis, dua bersaudara Edouard dan Andre Michelin pun menerbitkan Michelin Guide.
2. Pernah digunakan sebagai pengganjal meja kerja
Dalam salah satu kunjungannya ke partner distributor ban, Andre Michelin pernah menyaksikan Michelin Guide digunakan untuk pengganjal meja kerja. Dengan prinsip ‘orang akan menghargai apa yang mereka bayar’, Michelin pun memutuskan untuk tidak lagi membagikannya secara gratis, tetapi mengenakan biaya sebesar 750 francs pada tahun 1922.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, buku itu juga mengalami beberapa perombakan, seperti menambahkan daftar restoran dalam kategori tertentu, daftar rekomendasi hotel, serta menghilangkan halaman iklan di buku panduan.
3. Menggunakan tanda bintang sebagai simbol
Seiring berjalannya waktu, buku Michelin Guide mulai memperkenalkan tanda bintang pada tahun 1926. Awalnya hanya memberikan satu bintang Michelin, namun di tahun 1931 diperkenalkan peringkat dari 0, 1, 2 dan 3 bintang. Lalu pada tahun 1936 diperkenalkan peringkat dengan 1-3 bintang yang digunakan hingga kini.
Diketahui, bintang satu itu diartikan sebagai restoran yang sangat baik di kategorinya. Bintang dua bermakna masakan yang baik sekali dan layak untuk dikunjungi kembali, serta bintang tiga sebagai peringkat paling atas berarti hidangan yang luar biasa dan patut didatangi.
ADVERTISEMENT
4. Penggunaan penilai (inspector) anonim
Selama lebih dari satu abad lamanya, Michelin Guide memegang teguh terhadap misi penerbitan pertamanya, yakni mendorong budaya traveling dan menikmati kuliner (terbaik) di luar rumah. Salah satu kunci dari tetap dipegang teguhnya prinsip ini adalah penggunaan penilik (inspector) makanan dan hotel. Para penilik akan menilai restoran maupun hotel; dan hasil penilaian mereka menentukan apakah restoran atau hotel tersebut layak mendapatkan tanda bintang atau sebaliknya.
Seiring perkembangan teknologi, Michelin Guide kini juga menghadirkan format digital dengan konten dan tampilan yang terus diperbaharui. Aplikasi ini ditujukan agar memungkinkan para pelanggan di seluruh dunia untuk dapat melihat, memesan, dan mengetahui informasi yang ada di Michelin Guide.
Reporter: Destihara Suci Milenia
ADVERTISEMENT