4 Perbedaan Crepes dan Kue Leker, Kuliner Tradisional Beda Negara

25 November 2021 11:45 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Signature Crepes Foto: dok.signaturecrepes
zoom-in-whitePerbesar
Signature Crepes Foto: dok.signaturecrepes
ADVERTISEMENT
Salah satu camilan yang banyak disukai masyarakat Indonesia adalah crepes dan kue leker. Tekstur yang renyah serta rasa yang manis membuat makanan ini sukses membuat ketagihan saat kita sedang ingin ngemil. Terlebih makanan ini cocok diberi topping tambahan aneka rasa. Kamu juga pasti sudah tidak asing dengan keduanya, bukan?
ADVERTISEMENT
Eits, kendati begitu masih banyak orang yang menganggap crepes dan kue leker itu sama, lho. Ini karena keduanya memiliki tampilan mirip, sama-sama tipis dan renyah. Padahal kedua camilan nikmat ini jelas berbeda. Penasaran apa saja perbedaannya? Berikut 4 perbedaan crepes dan kue leker yang perlu kamu ketahui:

1. Sejarah dan negara asal

Ilustrasi kue leker. Foto: Shutter Stock
Mengutip rilis Crepes Signature, perbedaan pertama antara kedua makanan ini, adalah sejarah dan negara asal. Ya, sesuai dengan namanya yang kebarat-baratan, rupanya crepes berasal dari Eropa. Lebih tepatnya dari Bretagne, sebuah wilayah di Prancis bagian barat. Dari situ, makanan yang sudah ada sejak abad ke 13 ini pun meluas hingga ke seluruh dunia. Diketahui, istilah crepes berasal dari bahasa latin “Crispa” yang berarti keriting. Namun belakangan ini, istilah crepes sering merujuk pada pancake kering dan tipis.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, kue leker merupakan kuliner tradisional Indonesia. Kue leker merupakan jajanan khas dari kota Solo dan Surabaya. Menurut laman resmi Pemerintah Surakarta, nama makanan ini tercipta lantaran pada zaman dahulu banyak orang Belanda yang tinggal di Solo dan menyukai jajanan satu ini. Begitu selesai memakan jajanan itu, setiap orang Belanda sering mengucap “Lekker” yang artinya enak.

2. Bentuk

Ilustrasi crepes. Foto: Shutter Stock
Selain memiliki perbedaan mengenai sejarah serta negara asal, crepes dan leker juga memiliki bentuk yang berbeda. Kue leker umumnya hanya berbentuk satu lipatan. Sebaliknya, crepes di Indonesia biasanya berbentuk lebih dari satu lipatan.
Perbedaan dalam hal bentuk ini mungkin berkaitan dengan wadah yang digunakan. Adonan leker biasanya dituang dalam wajan cembung bulat yang mirip seperti teflon. Sehingga, akan mengakibatkan lapisan pinggir leker lebih tipis dibandingkan bagian tengahnya. Di sisi lain, crepes atau crepes dimasak menggunakan wajan datar sehingga membuat toppingnya bisa disebarkan ke semua bagian.
ADVERTISEMENT

3. Cara pembuatan

Ilustrasi kue leker. Foto: Shutter Stock
Perbedaan selanjutnya adalah pada cara pembuatan. Kue leker umumnya dimasak di atas api arang. Biasanya penjual leker memasak adonan dengan cara memutar-mutar wajan. Hal tersebut dilakukan untuk menghasilkan kematangan dan tekstur garing yang merata di lapisan kulitnya.
Berbeda dengan hal itu, crepes yang biasa kita jumpai umumnya telah menggunakan listrik sebagai sumber api untuk mengolah adonan. Hal ini akan membuat tingkat kematangan dan tekstur garingnya merata ke seluruh lapisan kulit crepes.

4. Topping

Signature Crepes Foto: dok.signaturecrepes
zoom-in-whitePerbesar
Signature Crepes Foto: dok.signaturecrepes
Kue leker pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil, oleh karenanya topping yang tersedia juga terbatas. Meskipun begitu, hal tersebut sangatlah wajar mengingat leker memiliki harga yang lebih murah dibandingkan crepes.
Pada zaman dahulu, leker kerap diberi topping pisang dan gula cokelat. Namun seiring berkembangnya zaman, leker kini tersedia dalam berbagai topping seperti; cokelat, pisang cokelat keju, keju susu, cokelat keju, bluberi, atau aneka rasa buah lain.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, crepes menggunakan topping yang lebih beragam, mulai dari variasi manis, seperti choco chips, selai kacang, pisang, keju, ice cream, dan lain-lain. Hingga, variasi asin seperti burger, smoked beef, bolognese, tuna, dan sebagainya.
Nah, kalau kamu lebih suka crepes atau kue leker, nih?
Reporter: Destihara Suci Milenia