4 Tips agar Bisnis Kuliner Bisa Menghindari Food Waste

23 Oktober 2021 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bisnis kuliner yang berkelanjutan Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bisnis kuliner yang berkelanjutan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Menjalankan bisnis kuliner tampak tak terlepas dari persoalan limbah bahan pangan atau food waste. Bahkan, Kementerian Pertanian pernah menyatakan total limbah pangan per tahun mencapai 1,3 juta ton, atau sekitar 300 kilogram per orang.
ADVERTISEMENT
Kontradiktif dengan jumlah pangan yang terbuang, Indonesia saat ini masih mengalami masalah ketahanan pangan, seperti pemenuhan gizi yang tidak sempurna sehingga menyebabkan malnutrisi. Maka itu, perlu adanya kerja sama dari semua sektor terutama yang berkaitan dengan bisnis kuliner guna mengatasi masalah food waste tersebut.
Menurut Muhammad Farras, Co-founder dan COO DamoGO —aplikasi bagi pebisnis F&B untuk terhubung dengan pemasok— menyatakan, "terdapat sejumlah inefisiensi di lapangan yang membuat hasil pertanian tidak terserap baik dan berisiko terbuang menjadi limbah dan polusi."
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan bahwa masalah ini bisa terjadi mulai dari di sistem pertanian awal, saat pemrosesan, di pasar, restoran, hingga pelanggan itu sendiri.
Namun, sebagai pebisnis kuliner kamu tak perlu khawatir, karena berikut ada sejumlah tips untuk mengurangi food waste dalam lingkungan usahamu. Apa saja? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini:
ADVERTISEMENT

1. Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai

Ilustrasi Bahan makanan dan sayur di dalam plastik Foto: Shutterstock
Cost plastik memang murah tapi menurut riset Hartono Moe, seorang F&B Business Collaborator dalam acara webinar DamoGO Create Taste Not Waste (15/10), kini banyak supplier plastik yang telah memproduksi material mereka dengan bahan yang lebih ramah lingkungan, seperti cassava plastik.

2. Menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan

Ilustrasi sedotan ramah lingkungan Foto: dok.shutterstock
Sudah sepatutnya jika kamu pengin menjadi pebisnis kuliner yang berkelanjutan, maka gunakanlah bahan hingga kemasan yang ramah lingkungan. Semisal, sedotan non-plastik, daun pisang sebagai alas atau pembungkus makanan, atau kemasan dari anyaman bambu.

3. Mengurangi food waste

Ilustrasi daur ulang makanan. Foto: Shutter Stock
"Mengurangi food waste ini seperti ban bocor, sudah bagus-bagus di depan tapi ternyata di belakangnya banyak penggunaan bahan yang terbuang, banyak yang bocor. Jadi, sebisa mungkin haruslah memiliki pakem-pakem dalam mengontrol food waste," kata Hartono Moe.
ADVERTISEMENT
Ia mencontohkan, dalam bisnis bumbu rujak yang Hartono Moe kembangkan ia mencoba mengurangi food waste. Dengan cara, memanfaatkan tumbukan biji sirsak sebagai bubuk pengusir hama. Untuk kemasan, ia memilih botol kaca yang bisa digunakan ulang oleh pelanggan, semisal sebagai tempat menyimpan bumbu ataupun penggunaan lain.
"Awalnya memang ada keraguan namun nyatanya sesuai riset Grab Next 2021, menemukan bisnis go green yang berkelanjutan menyatakan konsumen saat ini lebih peduli soal lingkungan, dan ingin memainkan peran mereka untuk mengurangi pemborosan kemasan dalam hal pengiriman makanan. Itu berarti, orang-orang saat ini sudah mau dan mulai memikirkan lingkungan sebagai konsumen yang sustain," tambahnya.

4. Penggunaan bahan imperfect produce

Ilustrasi sayuran dengan tampilan buruk rupa Foto: flickr/ demivisage
Imperfect produce adalah produk-produk dengan grade rendah, namun sebenarnya masih memilih kualitas sama. "Bahan pangan yang tidak sempurna secara fisik atau imperfect produce tidak akan memengaruhi kualitas sajian sehingga tetap baik untuk digunakan. Dengan harga yang terjangkau, pemilihan bahan pangan yang tidak sempurna mendukung bisnis F&B untuk menghemat biaya operasional," terangnya.
ADVERTISEMENT
Ia memberikan contoh, pada bahan wortel misalnya. Wortel di pasar umumnya dijual dengan grade A hingga C, sementara grade D dibuang begitu saja. Padahal, menurut pengamatan Hartono Moe wortel grade D ini hanya "fisiknya" saja yang kurang menarik, kendati kualitas dan rasanya masih sama. Sedangkan, harganya bisa dijual dengan lebih rendah sehingga akan lebih hemat.
Nah, dengan keempat tips tersebut bukan tak mungkin bisnis kuliner kamu bisa profit, dan yang tak kalah penting akan tetap berkelanjutan bagi planet.
Sebab, menurut riset Elkington, J. (2013) selain bisnis itu harus profit dan memiliki tim yang solid, mereka juga perlu memikirkan planet. Jangan sampai sampah, terutama yang susah terurai seperti plastik, merusak planet di mana menjadi tempat bisnis tersebut berkembang.
ADVERTISEMENT