5 Cara Memanaskan Sisa Nasi yang Aman bagi Kesehatan, Catat Ya!

4 Oktober 2022 10:20 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memanaskan sisa nasi putih. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memanaskan sisa nasi putih. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Nasi memang telah menjadi makanan pokok sebagian besar negara di dunia. Bahkan, negara yang dijuluki Zamrud Khatulistiwa, Indonesia, adalah negara ketiga yang mengonsumsi nasi terbanyak di dunia, versi World Atlas.
ADVERTISEMENT
Tentu, hal ini tidak terlepas dari jumlah populasi penduduk Indonesia yang mencapai 275 juta jiwa. Namun, tahukah kamu bahwa beredar kepercayaan mengonsumsi nasi yang dihangatkan kembali tidaklah aman bagi kesehatan tubuh.
Mengutip Medical News Today, kamu tetap dapat mengonsumsi nasi yang sudah dihangatkan kembali, tetapi perlu memperhatikan beberapa hal. Hal ini karena nasi yang dihangatkan kembali berpotensi mengandung bakteri Bacillus cereus, yang dapat menyebabkan keracunan makanan; seperti diare dan muntah.
Oleh karena itu, Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) memberikan lima tips aman untuk memasak, menyimpan, dan memanaskan kembali makanan, termasuk nasi dengan benar. Penasaran? Yuk, simak informasinya di bawah:

1. Cuci tangan dengan baik

Ilustrasi mencuci tangan. Foto: Shutter Stock
Langkah awal adalah selalu pastikan bahwa kamu sudah mencuci tangan menggunakan sabun dengan baik. Selain itu, jangan lupa juga untuk mencuci terlebih dahulu peralatan yang akan digunakan dalam setiap proses memasak. Dengan begitu, baik tangan maupun peralatan yang digunakan tidak akan menularkan bakteri terhadap makanan.
ADVERTISEMENT

2. Masak nasi dengan benar

Ilustrasi memasak nasi Foto: dok.shutterstock
Saat memasak nasi, pastikanlah sudah mencapai suhu tertinggi. Biasanya, bakteri akan tumbuh dengan cepat pada suhu 4 derajat hingga 60 derajat celsius. Oleh karena itu, jika kamu memasak nasi dengan suhu lebih dari yang sudah ditentukan, maka kemungkinan besar, bakteri tidak akan berkembang dan mati.

3. Dinginkan sisa makanan dengan cepat

Ilustrasi nasi putih sudah matang. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Setelah nasi matang, usahakan untuk langsung memakannya. Sementara itu, jika terpaksa harus disimpan, maka kamu bisa melakukannya dengan cara menyimpan makanan tersebut menggunakan penutup yang rapat. Selain itu, kamu juga bisa menyimpan sisa makanan tersebut dengan langsung memasukkannya ke dalam kulkas.
Satu hal lain yang perlu kamu ingat adalah makanan apa pun, termasuk nasi jangan dibiarkan begitu saja dalam kondisi tanpa penutup lebih dari satu jam.
ADVERTISEMENT

4. Simpan sisa makanan dengan benar

menyimpan makanan Foto: Shutterstock
Jangan simpan makanan pada suhu antara 4 derajat hingga 60 derajat celsius. Hal ini dikarenakan bakteri akan dapat tumbuh dengan cepat pada suhu tersebut. Oleh karena itu, jika memasukkan makanan ke lemari es, maka pastikan suhunya kurang dari 4 derajat celsius.
Selain itu, rutinlah melakukan pengecekan terhadap sisa makanan yang disimpan. Kamu perlu membuang sisa makanan dalam lemari es setelah tiga hingga empat hari. Sedangkan pada bagian freezer, kamu perlu membuangnya setelah tiga hingga empat bulan.

5. Menghangatkan nasi kembali

Nasi dingin Foto: Shutter Stock
Ketika menghangatkan kembali nasi, maka pastikan hingga benar-benar panas. Untuk menghangatkan nasi, kamu dapat melakukannya dengan cara dikukus, menggunakan microwave, hingga menumisnya.
Menghangatkan nasi dengan cara dikukus adalah cara yang paling sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia, dibandingkan yang lain. Oleh karena itu, kamu dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut; tambahkan satu hingga dua sendok mentega atau minyak pada panci, tambahkan air lagi secukupnya, aduk sesekali, dan hidangkan selagi masih panas.
ADVERTISEMENT
Nah, itulah lima cara yang bisa kamu lakukan agar nasi yang dihangatkan kembali dapat kamu konsumsi. Namun, perlu diingat bahwa cara ini hanya bisa dilakukan sekali; atau artinya kamu tidak disarankan untuk menghangatkan nasi secara berkali-kali.
Penulis: Riad Nur Hikmah