5 Daerah di Indonesia dengan Sajian Tempe Enak, Wajib Coba Mendoan hingga Bawen!

22 Februari 2021 11:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tahu dan tempe Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tahu dan tempe Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Tempe merupakan bukti kekayaan kuliner Indonesia Ya, makanan ini memang sederhana, tapi kenikmatannya luar biasa! Bukti tersebut juga tercatat dalam buku Gastronomi Indonesia jilid 1 karya Prof. Murdijati Gardjito.
ADVERTISEMENT
Mengutip buku terebut, keberadaan tempe pertama kali diketahui melalui Serat Centhini pada pemerintahan Pakubuwana V Surakarta. Dalam naskah itu tertulis bahwa pada zaman dulu, tempe sudah dikonsumsi sebagai makanan sehari-hari masyarakat Indonesia, terutama di Jawa. Enggak heran, kalau sebagian penghasil tempe terbaik adanya di Jawa.
Tapi, di mana saja, sih daerah yang punya sajian tempe terenak di Indonesia? Berikut rekomendasinya buat kamu, siapa tahu bisa jadi salah satu buah tangan usai kamu melancong ke daerah tersebut.

1. Tempe mendoan-Purwokerto

Mendoan khas Purwokerto Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Ke Purwokerto memang belum lengkap kalau tak mencicipi tempe mendoan. Sajian tempe lebar berbalut tepung tebal menjadi favorit orang asli Kota Satria.
Saking populernya, tempe ini kerap jadi buah tangan favorit para pelancong. Mencari toko yang menyediakan mendoan untuk buah tangan pun tak terlalu sulit.
ADVERTISEMENT
Salah satu pusat oleh-oleh di Purwokerto untuk berburu mendoan enak ada di kawasan Sawangan, Purwokerto Barat. Tepatnya di sepanjang jalan Jendral Soetoyo, kamu bisa melihat deretan toko oleh-oleh khas Purwokerto.
Nikmatnya lagi, mendoan Rp 3 ribuan ini baru akan digoreng bila kamu memesannya. Jadi, kamu bisa menikmatinya dalam keadaan hangat-hangat. Jangan lupa minta sambal kecap untuk cocolan.

2. Tempe Malang

Menjes (kiri) & Mendol (kanan) Foto: Stephanie Elia/kumparan
Kota satu ini juga merupakan pusatnya tempe enak. Saking populernya, mereka memiliki sentra industri tempe dan keripik tempe sendiri. Berada di Kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing.
Tahukah kamu? Pada 2017 kampung ini mampu menghasilkan 30 ton tempe setiap harinya. Produksi berlimpah ini merupakan gabungan dari tiga RW, yaitu RW 14, RW 15, dan RW 16.
ADVERTISEMENT
"Yang terdaftar di paguyuban saat ini ada 400 pengrajin. Di RW 15 ada 150an (pengrajin),” ujar Ivan Kuncoro (45), Ketua RW 15, saat berbincang dengan kumparan.
Tak diketahui pasti sejak kapan warga Kampung Sanan menjadikan tempe sebagai mata pencaharian utama. Namun, hal ini konon sudah mendarah daging dan diwariskan turun temurun.
Produk tempe yang dihasilkan beragam. Ada tempe mentah hingga yang siap olah atau santap. Seperti keripik tempe, brownies tempe, stik tempe, cokelat tempe, burger tempe, sate tempe, dan masih banyak lagi.
Bukan hanya di Kampung Sanan, rata-rata pasar tradisional di Malang menjual produk tempe enak, lho. Salah satunya kamu bisa mencoba olahan tempe mendol. Bak perkedel kentang, tempenya bulat-bulat. Teksturnya renyah dengan butiran kedelai besar-besar. Biasanya, tempe unik ini dimakan sebagai lauk pendamping nasi campur.
ADVERTISEMENT

3. Tempe bawen-Semarang

Ilustrasi tempe bawen Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Jawa Tengah juga merupakan daerah wajib buat kamu yang mau berburu tempe enak. Bahkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo begitu bangga dengan hasil buatan tempe warganya. Ini lantaran kedelai di Jawa Tengah memiliki kualitas baik, non GMO (Genetically Modified Organism) sehingga dinilai lebih sehat.
Dalam kunjungannya, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno juga pernah berburu tempe di Pasar Projosari Harjosari Bawen, Kabupaten Semarang. Ya, pasar ini termasuk salah satunya yang menghasilkan produk tempe berkualitas tersebut.
Bahkan, para pedagangnya menyebut dengan tempe bawen. Kami pun pernah mencicipi produk tempe tersebut, yang dijual secara daring oleh @DCAtasty.
Tempe bawen dipotong tipis dan dibalut pisang layaknya mendoan. Namun yang membedakan, tempe ini tak begitu lebar. Meski tipis kedelainya padat. Dibumbui sedikit dengan bawang rendaman air bawang putih, ketumbar, dan garam saja sudah enak.
ADVERTISEMENT
Tekstur tempe ini mirip yang di Malang. Krutuk-krutuk kedelainya. Masih renyah dan berbutir besar. Sehingga cocok buat kamu yang suka tekstur tempe padat dengan butiran kedelai yang masih terasa ketika dikunyah. Menikmatinya juga bisa sesuai selera, gigit bersama cabai rawit atau sajikan bersama sambal kecap.

4. Tempe orek-Tegal

Orek Tempe Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Warung Tegal alias warteg memang identik dengan lauk tempe orek. Belum lengkap makan di warteg tanpa lauk tempe manis satu ini. Terlebih, tempe orek menjadi salah satu pilihan lauk murah. Di warteg, terdapat dua jenis orek tempe yang bisa dipilih; yaitu orek tempe basah dan kering bertekstur renyah.
Berbicara soal tempe orek, memang bukan merupakan satu-satunya sajian tempe favorit di warteg. Adapula tempe goreng atau bacem yang juga banyak diminati pelanggan warung makan ini.
ADVERTISEMENT
Konon nama 'orek' diambil dari cara memasaknya yang seperti di 'orak-arik' atau 'orek-orek.' Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa nama 'orek' diambil dari potongan tempe yang mirip batang 'korek api.'

5. Tempe bacem-Yogyakarta

Kudapan jadah, wajik, tahu dan tempe bacem yang dijual di Objek Wisata Alam Muncar Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Menikmati tempe legit satu ini enaknya dengan jadah ketan. Ya, keduanya merupakan makanan khas Yogyakarta. Salah satu tempat makan legendaris di Kota Pelajar yang menyajikan menu tersebut adalah Jadah Tempe Mbah Carik. Salah satu warungnya ada di Jl Kaliurang Km 12,5.
Di warung sederhana ini kamu bisa menemukan tempe dan tahu bacem. Warnanya cokelat kehitaman. Rasanya pulen dan legit. Agar tak terlalu manis, makanlah bersama jadah ketan gurih. Lebih nikmat lagi sambil mengigit rawit hijau, agar ada sensasi pedas menggigit.
ADVERTISEMENT
Uniknya, menurut buku Monggo Mampir: Mengudap Rasa Secara Jogja yang ditulis oleh Syafaruddin Murbawono, makanan ini berawal dari ide seorang carik atau sekretaris desa. Sastrodinomo, sekretaris desa tersebutlah yang memadukan ketan dengan tempe bacem.
Sejak saat itu, sajian yang ia temukan semakin terkenal di Yogyakarta. Sri Sultan Hamengku Buwono IX sampai ketagihan. Untuk membedakan dengan jadah tempe lain, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menamakan warungnya Jadah Tempe Mbah Carik. Yup, nama tersebut diambil lantaran Sastrodinomo seorang carik.