news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

5 Ikan Teraneh di Dunia, Ada Bentuk Gelembung sampai Penis

22 Oktober 2020 19:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
'Ikan Penis' atau Cacing Laut Terdampar di Pantai California Foto: Instagram: By Nature Magazine
zoom-in-whitePerbesar
'Ikan Penis' atau Cacing Laut Terdampar di Pantai California Foto: Instagram: By Nature Magazine
ADVERTISEMENT
Tak kenal maka tak sayang, begitu pula ketika kamu melihat ikan-ikan berikut ini. Hewan laut berikut memiliki bentuk unik hingga aneh. Meski bentuknya aneh, beberapa jenis justru menjadi hidangan khas di suatu negara. Tapi ada pula yang termasuk dalam hewan dilindungi. Penasaran? Berikut kumparan rangkum 5 ikan teraneh di dunia, ada yang bergelembung sampai bentuk Mr P.
ADVERTISEMENT

1. Ikan buntal

Ilustrasi ikan buntal Foto: dok.shutterstock
Ikan fugu atau ikan buntal memiliki bentuk bagian bawah yang menggelembung seperti balon, yang berguna sebagai alat perlindungan diri. Ratusan spesies ikan ini tersebar di seluruh dunia, dinilai sebagai hewan beracun untuk dikonsumsi.
Namun, daging ikan fugu telah menjadi bahan sashimi di beberapa restoran tradisional sushi di Jepang sejak lama. Hanya koki bersertifikat khusus yang dapat memotong dan mengolah ikan fugu. Hal ini karena beberapa organ dalam ikan fugu memiliki kandungan racun berbahaya yang 1.000 kali lebih mematikan dibandingkan sianida, jadi salah pengolahan dapat berakibat fatal.

2. Ikan penis

Gaebul, ikan penis khas Korea Foto: Shutter Stock
Ikan penis atau disebut juga gaebul, sejatinya adalah spesies cacing sendok laut yang tinggal di dalam pasir dan lumpur pantai. Tampilannya sangat aneh menyerupai Mr P itu memiliki warna kulit merah muda, mirip seperti kulit sosis. Namun, teksturnya agak kenyal seperti khasnya daging manusia yang lebih lunak.
ADVERTISEMENT
Di Korea, ikan penis segar bisa ditemukan di pasar sepanjang tahun, dan merupakan hidangan yang umum disajikan di restoran. Dari dimakan mentah, menggunakan campuran minyak wijen, atau dipanggang, ikan ini dapat dinikmati dengan berbagai cara berbeda.

3. Ikan mola-mola

Ikan mola-mola. Foto: pikist
Ikan mola-mola atau sunfish memiliki bentuk tubuh yang menyerupai batu dengan warna abu-abu, tekstur kulitnya kasar, dan bentuk badannya bulat. Berbeda dengan ikan pada umumnya, mola-mola tidak memiliki sirip di bagian ekor; melainkan memiliki siripnya tersebut menyambung dari atas sampai ke bagian bawah perut.
Ikan ini disebut sunfish karena kegemarannya berjemur, sinar matahari diperlukan untuk menghangatkan tubuhnya. Dengan berat rata-rata 2,2 ton dan panjang sekitar 3-4 meter, ikan ini merupakan ikan bertulang terberat di dunia. Ikan mola-mola juga menjadi hidangan di beberapa negara, seperti Jepang dan China.
ADVERTISEMENT

4. Ikan monkfish

Braised spicy monkfish Foto: Adhie Ichsan/ kumparan
Ikan monkfish atau ikan sungut ganda memiliki tampilan yang menyeramkan. Ikan dengan kepala besar, mulut besar, dan gigi tajam ini hidup di sekitar Samudra Arktik, Samudra Pasifik, Samudra Hindia, Samudra Atlantik, dan Laut Mediterania.
Ikan dari ordo Lophiiformes itu merupakan ikan karnivora, dan sering naik ke permukaan laut untuk menyerang burung laut. Uniknya, ikan ini mudah ditemukan dan dapat dikonsumsi. Spesies ikan ini sedang gencar dicanangkan menjadi makanan laut di masa depan.

5. Ikan gulama

Sup gelembung ikan, makanan khas China Foto: Dok.Shutterstock
Sepintas memang tidak ada yang aneh pada bentuk ikan gulama. Namun, di dalam ikan ini terdapat isian perut berbentuk gelembung panjang yang transparan. Dikutip dari situs KKP, gelembung ikan atau gelembung renang (Fish maw) tersebut dijual dengan harga hingga puluhan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Biasanya gelembung ikan ini sudah dijual dalam bentuk kering laiknya kerupuk. Isian perut ikan tersebut menjadi salah satu komoditas khas di Kabupaten Merauke yang mulai banyak diburu sejak tahun 2.000-an. Selain di Indonesia, gelembung ikan juga banyak ditemukan di China untuk kemudian diolah menjadi makanan unik berupa sup.
Reporter: Natashia Loi