5 Tradisi Kuliner Ini Buktikan Orang Indonesia Hobi Makan Sambil Lesehan

27 Mei 2021 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makan duduk di lantai atau lesehan Foto: Dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makan duduk di lantai atau lesehan Foto: Dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Selain makan pakai tangan, salah satu tradisi kuliner yang Indonesia banget adalah makan sambil lesehan. Bukan orang Indonesia namanya bila tak mengenal kata lesehan. Ya, sederhana saja, kata ini memiliki perumpamaan cara duduk.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) lesehan yang memiliki kata dasar ‘leseh’ berarti duduk di lantai dengan beralaskan tikar dan sebagainya. Sesuai pengertian tersebut, lesehan pun menggambarkan keadaan duduk di lantai dengan menggunakan alas tipis. Kendati demikian, lesehan juga identik dengan kebiasaan makan orang Indonesia, lho.
Mengutip berbagai sumber, cukup banyak tradisi kuliner yang identik dengan cara makan lesehan. Misalnya, kala menikmati bancakan. Cara makan dengan duduk di lantai dan merentangkan daun pisang sebagai alas makan.
Tak hanya itu, masih banyak tradisi kuliner menarik lainnya yang terbiasa dinikmati sambil lesehan. Kira-kira apa saja? Yuk, simak selengkapnya berikut ini.

1. Bancakan

Nasi Bancakan ala Hotel Santika Premier Bintaro Foto: Dok. Hotel Santika Premier Bintaro
Bancakan awalnya merupakan tradisi makan khas masyarakat di Jawa Barat. Tapi, kini sudah banyak daerah yang ikut menerapkan bancakan ketika makan bersama keluarga.
ADVERTISEMENT
Umumnya, lauk pauk yang disajikan seperti masakan rumahan. Laiknya ayam bakar, tempe, tahu, sambal, lalapan, dan hidangan lain; akan diletakkan di atas alas daun pisang lebar dan memanjang. Dimakan dengan cara lesehan, supaya silaturahmi lebih terjalin dan mengeratkan hubungan kekeluargaan maupun pertemanan.

2. Makan bajamba

Ilustrasi makan bajamba. Foto: Shutterstock
Tradisi pesta makan bajamba datang dari masyarakat Minangkabau. Biasanya, masyarakat di sana mengadakan tradisi ini, guna menyambut perayaan hari keagamaan maupun upacara adat. Selain itu, adapun tata krama khusus ketika makan bajamba. Diketahui, laki-laki dan perempuan harus duduk terpisah, sesuai dengan syariat Islam.
Kemudian, makanan diletakkan di atas tampah-tampah. Peserta bajamba paling muda, harus mengantarkan atau melayani yang lebih tua. Juga, ketika makan, posisi duduk harus tegak, perempuan bersimpuh, sedangkan laki-laki bersila. Sementara itu, ketika mulai makan, makanan tak boleh langsung disuap, tapi harus dilempar ke mulut dalam jarak dekat.
ADVERTISEMENT

3. Megibung

Ilustrasi megibung. Foto: Shutterstock
Di Bali, tradisi makan bersama secara lesehan dikenal dengan sebutan megibung. Acara adat ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat tali persaudaraan. Praktiknya juga tak jauh berbeda dengan bancakan.
Semua lauk pauk akan dihidangkan di atas daun pisang yang dibentuk memanjang. Letak perbedaan yang terlihat hanya pada ragam makanan yang disajikan. Bila, bancakan kebanyakan makanan khas sunda, maka megibung menyajikan kuliner khas Bali. Di antaranya sate asem, aneka pepesan, sate kablet, hingga lawar merah. Tak lupa, dimakan bersama nasi putih supaya makin nikmat.

4. Manre sappera

Ilustrasi manre sappera. Foto: Shutterstock
Tradisi makan selanjutnya berasal dari Luwu Utara, Sulawesi Selatan. Masyarakat di sana kerap membawa hasil masakan atau makanan masing-masing. Lalu, mereka bertukar makanan dan menikmati bersama di atas alas daun pisang.
ADVERTISEMENT
Konon, tradisi bernama manre sappera ini bertujuan untuk mengucapkan rasa syukur. Masyarakat berterima kasih atas keberhasilan panen bumi. Tak hanya itu, disebut-sebut, manre sappera diadakan bersamaan dengan tradisi sipulung, atau kumpul bersama.

5. Beseprah

Ilustrasi beseprah. Foto: Shutterstock
Indonesia mempunyai festival kebudayaan tertua yang dinamakan Festival Erau. Ketika festival ini dirayakan, salah satu rangkaian acaranya adalah tradisi beseprah. Beseprah juga dikenal sebagai acara makan atau sarapan kesultanan Kutai bersama rakyatnya.
Para sultan dan masyarakat akan makan lesehan bersama tanpa sekat. Ini supaya, rasa kebersamaan lebih terjalin, sehingga suasana makan terasa lebih akrab. Tradisi ini juga menggambarkan sultan yang selalu membaur dengan rakyatnya.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya