6 Buah-buahan Manis yang Bisa Dikonsumsi Penderita Diabetes

Ilustrasi buah tropis Foto: Shutterstock

Banyak yang percaya bahwa makan buah-buahan bisa meningkatkan kadar gula darah, sehingga tak akan baik untuk penderita diabetes. Padahal anggapan tersebut tak sepenuhnya benar. Sebab, tak semua buah punya indeks glikemik tinggi, ada yang sedang, dan bahkan rendah. Jadi masih aman, kok.

Mengutip diabetes.org.uk, anggapan tersebut bahkan sudah diklaim sebagai mitos belaka. Faktanya, sebagian besar buah memiliki indeks glikemik rendah hingga sedang, sehingga tidak menyebabkan peningkatan tajam kadar glukosa darah. Rata-rata buah mengandung 15-20 gram karbohidrat yang mirip sepotong roti.

Jadi, tidak mungkin hanya dengan makan buah bercita rasa manis lantas membuat kadar glukosa darah meningkat. Supaya enggak galau lagi, baiknya bagi penderita diabetes makanlah buah-buahan dengan indeks glikemik sedang ke rendah, seperti yang disarankan Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) berikut ini:

1. Apel

Ilustrasi Apel Foto: Shutterstock/Baibaz

Menurut USDA apel tergolong buah manis dengan indeks glikemik (GI) di bawah 55, dan glycemic load (GL) di bawah 10. Bahkan The American Diabetes Association (ADA) memberikan resep sehat; yakni pangganglah apel yang sudah diolesi madu serta kayu manis, lalu jadikanlah alternatif camilan kalau kamu bosan memakannya begitu saja.

Penelitian lain dalam Journal of the American College of Nutrition juga telah membuktikan, 38.018 perempuan yang makan satu buah apel per hari ternyata 28 persen lebih rendah terkena risiko diabetes tipe-2.

2. Pisang

pisang ptr Foto: Shutterstock

Penelitian dalam jurnal Nutrients 2010 menyatakan, serat dalam pisang justru dibutuhkan oleh penderita diabetes, karena dapat membantu memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat.

Studi lainnya dalam The Journal of Nutrition tahun 2008 bahkan menemukan, manfaat pisang yang mampu mengurangi lonjakan serta membantu mengontrol gula darah.

3. Pepaya

Ilustrasi Biji Pepaya Foto: Shutterstock/Seksun Guntanid

Satu pepaya berukuran kecil menyediakan sekitar tiga gram serat; setara dengan 17 gram karbohidrat. Melansir Medical News Today, kandungan tersebut membuat pepaya tergolong dalam kategori buah dengan indeks glikemik sedang, jadi masih aman dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Sementara International Journal Nutrition Metabolism 2011, mengungkapkan kadar indeks glikemik pada pepaya tersebut bisa mengurangi resistensi dan tingkat insulin.

4. Mangga

Ilustrasi mangga Foto: Shutterstock

Rasanya yang manis legit juga kerap membuat penderita diabetes ragu untuk menyantapnya. Padahal, mengutip Healthline, mangga kaya akan serat dan antioksidan yang berperan dalam meminimalisir dampak pada gula darah.

Serat akan memperlambat penyerapan gula, sedangkan antioksidannya mampu mengurangi respons tekanan yang diakibatkan lonjakan gula darah. Kondisi ini akan mempermudah tubuh mengendalikan asupan karbohidrat dan menstabilkan kembali kadar gula darah.

5. Kurma

Kurma Foto: Thinkstock

Penelitian berjudul Glycemic indices of five varieties of dates in healthy and diabetic subjects meneliti lima jenis kurma; hasilnya, kelima jenis kurma tersebut memiliki indeks glikemik rendah (44 dan 53). Ini artinya, kurma aman dikonsumsi oleh penderita diabetes, asalkan dalam jumlah sedang.

Disarankan pula untuk menyantapnya bersama makanan berprotein, seperti se-genggam kacang. Protein dapat memperlambat penyerapan karbohidrat, sehingga mencegah meningkatnya gula darah.

6. Semangka

Ilustrasi Biji Semangka Foto: Shutterstock/Virtu studio

Menikmati semangka dingin dengan banyak air kala dahaga memang sangat pas. Tapi bagaimana dengan mereka para penderita diabetes, apa masih boleh? Jawabannya, mengutip Healthline, tidak ada penelitian pasti yang mengaitkan penyebab diabetes dengan mengonsumsi semangka. Malah, beberapa penelitian mengaitkan manfaat semangka dengan penyakit komplikasi terkait diabetes.

Nah, itulah tadi buah-buahan manis yang ternyata masih aman dikonsumsi penderita diabetes. Kalau kamu masih ragu, memang sebaiknya konsultasikan dahulu ke dokter pribadi, ya. Stay healthy!