Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
6 Makanan Khas yang Kerap Tersaji Saat Peringatan Maulid Nabi
19 Oktober 2021 19:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia jatuh pada hari ini (19/10). Berbagai tradisi daerah pun kerap dilakukan. Ya, makanan rupanya selalu menjadi bagian dari tradisi masyarakat untuk merayakan hari lahirnya Rasulullah.
ADVERTISEMENT
Sejatinya setiap tradisi masyarakat di Indonesia memang tidak bisa dipisahkan dari makanan khas. Pada momen istimewa ini, sebagian daerah yang ada di Indonesia biasanya menyajikan kuliner tradisional , bahkan ada yang hanya muncul khusus saat peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW saja.
Lantas makanan-makanan apa saja yang identik dengan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW? Berikut kumparanFOOD telah merangkumnya, yuk simak lebih lanjut!
1. Ampyang maulid
Biasanya, ampyang Maulid dirangkai setinggi 1,5 meter. Tak hanya berisi nasi kepel, makanan satu ini juga dilengkapi dengan buah-buahan dan hasil sayuran lainnya. Dalam satu bungkus ampyang, berisi nasi lengkap dengan kerupuk dan sayur. Sebelum ampyang maulid ini diperebutkan oleh warga, para tokoh pemuka dan sesepuh agama Islam akan mendoakannya.
ADVERTISEMENT
2. Nasi suci ulam sari
Khusus warga Pacitan, Jawa Timur, dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, mereka akan menyajikan nasi suci ulam sari. Konon katanya, nasi ini menjadi simbol permohonan masyarakat supaya dijauhi dari masalah dan diberkahi oleh Tuhan.
Uniknya, nasi suci ulam sari dibuat oleh setiap satu keluarga dan diantar ke rumah tokoh masyarakat atau masjid. Biasanya, nasi suci ulam sari akan disajikan saat malam 12 Rabiul Awal.
3. Sumpil
Apakah kamu pernah mendengar makanan satu ini? Kuliner yang memiliki nama unik ini merupakan makanan tradisional yang berasal dari Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Makanan ini akan mudah ditemukan dalam tradisi weh-wehan atau hantaran saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Sumpil adalah makanan yang mirip ketupat, tetapi yang membedakan adalah sajian satu ini dibungkus dengan daun bambu berbentuk limas segitiga. Bagi kebanyakan orang, biasanya sumpil akan dimakan bersama dengan sambal kelapa.
4. Kuah beulangong
Makanan khas pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW selanjutnya adalah kuah beulangong. Berasal dari Provinsi Aceh, kue beulangong merupakan menu tradisional yang terbuat dari campuran daging, nangka muda, dan beragam rempah-rempah untuk memperkaya rasa dan menggugah selera.
Tetapi, sebenarnya makanan tradisional ini tidak hanya ada saat peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW saja, melainkan juga tersedia saat adanya pesta panen atau kenduri sawah, pesta perkawinan, dan hari-hari besar lainnya.
5. Endog-endogan
Makanan khas selanjutnya adalah endog-endogan. Tradisi menghadirkan makanan ini biasa dilakukan oleh masyarakat Banyuwangi dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Endog-endogan berupa telur yang ditancapkan pada bambu dengan berbagai hiasan dari kertas; yang mana biasanya kegiatan ini dilaksanakan dengan arak-arakan keliling kota.
ADVERTISEMENT
Adapun telur sebagai simbol yang terdiri dari tiga lapis. Kulit, putih telur, dan kuning telur. Memiliki makna kulit telur diibaratkan sebagai lambang keislaman sebagai identitas seorang muslim. Putih telur melambangkan keimanan, kuning telur melambangkan keikhlasan, serta memasrahkan diri kepada semua ketentuan Allah SWT.
6. Kue kolombengi dan wapili
Masyarakat Gorontalo, biasanya menghadirkan kue kolombengi dan wapili sebagai hiasan tolangga atau usungan dalam menyambut perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Kue kolombengi dan wapili akan menghiasi tolanggan yang terbuat dari kayu atau rotan yang dibuat berbentuk menara atau perahu. Untuk berapa banyak jumlah kuenya, masyarakat di sana biasa membuat sampai ribuan kue. Menariknya, kue wapili ini hampir sama dengan sajian waffle. Sedangkan, kue kolombengi terbuat dari telur dan tepung terigu.
ADVERTISEMENT
Reporter: Destihara Suci Milenia