Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
7 Kebiasaan Makan yang Bisa Menyebarkan Bakteri, Salah Satunya Meniup Lilin
23 Februari 2022 10:10 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Siapa di antara kamu masih suka memiliki kebiasaan makan yang jorok? Dikelilingi dengan kuman dan bakteri saat makan sepertinya bukan pilihan yang baik. Namun, sayangnya banyak orang yang masih tidak menyadari bahkan mengabaikan kebiasaan makan yang tidak baik tersebut, atau ya, jorok.
ADVERTISEMENT
Misalnya, tidak mencuci tangan sebelum makan atau bersendawa sembarangan. Sebaiknya kamu mulai mengurangi kebiasaan makan buruk tersebut, karena memiliki kebiasaan seperti ini juga tidak baik untuk diri sendiri dan orang lain.
Mengutip CNN, terdapat beberapa hal termasuk yang menjadi kebiasaan menyantap makanan dengan cara yang jorok. Seperti Paul Dawson, seorang ilmuwan makanan dan profesor di Clemson University, yang telah menjalankan misinya selama 30 tahun untuk memahami bagaimana kebiasaan makan kita dapat meningkatkan penyebaran bakteri . Berikut 7 kebiasaan makan yang jorok menurut Dawson:
1. Mencelup makanan berulang
Untuk membuktikan kepada orang orang yang tidak percaya bahwa mencelupkan makanan dua kali menyebabkan munculnya bakteri, Dawson melakukan sebuah eksperimen. Tidak ada bakteri mulut yang ditemukan pada saus ketika keripik dicelupkan hanya sekali. Tapi ketika double-dipping dilakukan, ada populasi bakteri yang jauh lebih tinggi dalam saus tersebut.
ADVERTISEMENT
Contohnya, sasus salsa yang telah dicelupkan dua kali memiliki bakteri lima kali lebih banyak daripada cokelat dan keju. Sirup cokelat kental dan saus keju lebih cenderung menempel pada keripik, hal ini menghasilkan lebih sedikit bakteri yang muncul atau tertinggal dalam sisa saus.
2. Kebiasaan ‘belum lima menit’
Dawson melakukan eksperimen, yaitu menyebarkan bakteri Salmonella pada ubin, karpet dan kayu. Setelah lima menit, mereka meletakkan bologna atau roti dan meninggalkannya di sana selama lima, 30 atau 60 detik. Mereka melakukan hal yang sama setelah bakteri berada di permukaan selama dua, empat, 8, dan 24 jam.
“Sungguh, itu tergantung pada apa yang ada di permukaan. Kemungkinannya adalah, ya mungkin tidak ada apa-apa di sana. Tapi selalu ada kemungkinan sesuatu bisa terjadi," ungkap Dawson.
ADVERTISEMENT
Donald Schaffner seorang mikrobiologis dari Rutgers University juga mengatakan bahwa aturan lima detik juga tidak benar, karena tidak ada jumlah waktu yang aman (untuk makanan yang terjatuh ke lantai).
3. Meniup lilin
Dawson membuktikan bahwa ketika meniup lilin kue ulang tahun , terdapat 1400 persen atau 15 kali lebih banyak bakteri pada frosting; daripada pada lilin yang tidak ditiup. “Jumlah bakteri sangat bervariasi dari orang ke orang berdasarkan seberapa ceroboh seseorang ketika meniup lilin mereka, tetapi hal itu memang terjadi,” kata Dawson.
"Saya tidak tahu kemungkinan hal ini terjadi, tetapi sebenarnya jika seseorang sakit, membawa penyakit, dan meniup kue ulang tahun, akan terjadi perpindahan bakteri,” tambahnya.
4. Permainan beer pong
Permainan beer pong yang menggunakan bola ping pong ini juga menyimpan banyak bakteri. Tingkat bakteri tertinggi ditemukan pada bola beer pong saat di luar ruangan. Mereka juga menemukan bahwa hampir semua bakteri pada bola pingpong ditransfer langsung ke dalam bir.
ADVERTISEMENT
5. Makan popcorn
Dawson dan timnya menyebarkan bakteri E. coli yang tidak menular ke tangan orang-orang. Kemudian, mengukur berapa banyak bakteri yang dipindahkan ke popcorn. Meskipun mereka mengamati bahwa bakteri yang berpindah ke popcorn di tangan ataupun popcorn di mangkuk, kecepatan transfer masing-masing hanya 0,2 persen dan 0,0009 persen. Dari 136 tes, 24 tidak menghasilkan transfer bakteri ke popcorn sama sekali.
6. Minuman es
Di restoran, es batu sering dibiarkan dalam wadah terbuka pada suhu kamar sehingga siapa pun dapat mengambilnya. Bakteri dari tangan yang berpindah ke es batu bisa terhitung sebanyak 19 persen, sedangkan sendok yang dipakai untuk mengambil es batu bisa mengandung bakteri sebanyak 66 persen.
7. Menyentuh buku menu
Dawson dan timnya menemukan bahwa sebagian besar, ada sedikit bakteri yang hidup di dalamnya. Pada restoran yang lebih sibuk, jumlah bakteri yang ada di buku menu lebih banyak; daripada restoran yang tidak terlalu ramai. Ketika para peneliti menyebarkan menu dengan E. coli, 11 persen bakteri berpindah ke tangan orang. Jumlah bakteri yang rendah juga mampu bertahan pada menu selama satu atau dua hari.
ADVERTISEMENT
Penulis: Ade Naura Intania