7 Makanan Ekstrem Khas Minahasa, Paniki Kelelawar sampai RW Anjing

4 November 2020 19:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kelelawar Foto: Hazliansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kelelawar Foto: Hazliansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Minahasa, Sulawesi Utara, telah menjadi pusat makanan ekstrem di Indonesia. Pasar Beriman Tomohon, bahkan terkenal sampai ke luar negeri; sebagai lokasi perdagangan daging anjing, kucing, rusa, hingga ular piton. Berbagai daging hewan tersebut dijual dalam keadaan hidup atau siap masak. Daging-daging itu biasanya akan dibuat berbagai makanan khas.
ADVERTISEMENT
Penduduk Minahasa memang telah memiliki tradisi dalam mengolah makanan ekstrem tersebut menjadi makanan khas. Bahkan beberapa sajiannya juga menjadi menu khusus beberapa restoran di daerah tersebut. Berikut kumparan rangkum 7 makanan ekstrem khas Minahasa, dari paniki kelelawar sampai RW anjing atau kucing.

1. RW Anjing

Ilustrasi daging anjing di Pasar Tomohon Foto: Dok.Sony Herdiana/Shutterstock
Sudah sejak lama masyarakat Minahasa mengonsumsi daging anjing. Walau hidangan dengan daging anjing mulai dikecam banyak orang, namun ada satu olahan khas yang terkenal yakni RW atau Rintek Wuuk (bulu halus). Rintek wuuk merupakan pustaka kuliner di Minahasa, sebagai makanan wajib setiap kali perhelatan pesta pernikahan di Sulawesi Utara.
Daging anjing diolah dan dimasak dengan bumbu Minahasa atau dengan bahan sederhana; cabai, jahe, serai, kunyit, bawang merah, daun jeruk dan bumbu lainnya.
ADVERTISEMENT

2. RW Kucing

Ilustrasi kucing. Foto: Pixabay
Sama seperti konsumsi daging anjing, daging kucing juga sebenarnya banyak dikonsumsi di seluruh dunia seperti di Peru, Swiss, dan Cina. Di Indonesia, khususnya di pasar Tomohon, daging kucing dijual seperti pada umumnya. Daging kucing juga biasa dimasak dengan bumbu RW.

3. Tikus hutan

Ilustrasi daging tikus asap Foto: Dok.Shutterstock
Tidak semua tikus dapat diolah menjadi masakan yang dinikmati masyarakat Minahasa. Jenis tikus yang diolah adalah tikus hutan yang mempunyai ekor putih. Tikus hutan dimasak menjadi hidangan kawok —daging tikus panggang, yang dipotong-potong, lalu dimasak dengan bumbu Minahasa.
Selain kawok, tikus juga dapat dimasak dengan daun leilem atau campuran bumbu rica serta santan. Cita rasa daging yang banyak dicari dan mahal ini terkenal mirip dengan daging ayam yang diberi sedikit rasa manis.
ADVERTISEMENT

4. Ular piton

Ilustrasi sate ular. Foto: Muhammad Darisman/kumparan
Daging piton dapat dimasak rica-rica dengan sedikit rasa pedas. Tidak hanya di Sulawesi, masakan olahan daging ular cukup mudah ditemukan di Indonesia. Adapun perbedaan terletak pada cara mengolah dan bumbunya. Untuk rica-rica, ular dimasak dengan cabe rawit, lengkuas, minyak kelapa, bawang, daun jeruk, kemangi, dan serai.

5. Kelelawar

Ilustrasi sup kelelawar. Foto: AFP/ROBYN BECK
Daging kelelawar digunakan dalam mengolah menu yang bernama paniki. Kelelawar pemakan buah dimasak dengan santan dan bumbu; bawang merah, bawah putih, cabai, serai, dan lainnya, kemudian dijadikan hidangan berkuah kuning. Sebelum dimasak, kelelawar biasanya sudah dibakar untuk dihilangkan bulunya terlebih dahulu.
Selain di Minahasa, beberapa daerah lain di Indonesia juga mengonsumsi kelelawar seperti daerah Gunungkidul di Yogyakarta, beberapa daerah di Kepulauan Maluku dan Kalimantan.
ADVERTISEMENT

6. Biawak

Ilustrasi biawak. Foto: Dok. Istimewa
Biawak menjadi salah satu daging hewan yang dijual di Minahasa juga. Tidak hanya di Sulawesi, daging Biawak juga banyak dikonsumsi di pulau Jawa— diolah menjadi sate atau tongseng. Hewan ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Di Minahasa sendiri, biawak ini biasanya dijadikan makanan dengan campuran bumbu pedas ala Minahasa.

7. Rusa

Ilustrasi rusa. Foto: Dariusz Jemielniak ("Pundit") via wikimedia commons
Memang masih jarang orang yang mengolah daging rusa. Namun bagi masyarakat Kalimantan dan Sulawesi, daging rusa biasa diolah menjadi makanan yang nikmat. Dijual di pasar Tomohon, daging rusa dapat diolah menjadi sate, sup, atau makanan khas lainnya.
Reporter: Natashia Loi