Agave, Sirup Pemanis dengan Kadar Glukosa Lebih Rendah dari Gula dan Madu

10 Juli 2020 16:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sirup agave Foto: dok.Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sirup agave Foto: dok.Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sirup agave merupakan pemanis alami pengganti gula yang terbuat dari nektar tanaman Meksiko. Nektar tersebut disaring, dipanaskan, dan diproses hingga teksturnya mengental laiknya gula cair.
ADVERTISEMENT
Menurut data Journal of Research in Ayurveda, indeks glikemik (GI) pada nektar agave adalah yang terendah yakni 19. Sementara madu memiliki GI 58 dan gula putih 60. Semakin rendah nilai GI, semakin sedikit pula tingkat kadar glukosa yang ada dalam darah.
GI yang rendah tersebut membantu memperlambat proses penyerapan gula dalam darah sehingga lonjakan glukosa dapat lebih terkontrol. Sirup pemanis ini juga digunakan oleh mixologist (bartender) Kenny Soetomo dalam sesi kelas "Membuat Mocktail Segar Penambah Energi" bersama Traveloka Xperience.
"Agave bentuknya kaya lidah buaya ini seperti madu rasanya. GI-nya rendah artinya badan proses menyerap gulanya akan lebih lama, jadi termaintain lebih lama, dan enggak bikin gula darah cepet naik-turun," terangnya kepada kami saat mengisi kelas via Zoom, Kamis (9/7).
Ada sekitar 100 kaktus, agave, yucca, dan sukulen yang ditanam di Taman Meksiko Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Selain rendah kadar glukosa, menurut studi The British Journal of Nutrition juga menemukan, bahwa agave mengandung serat sehat yang bermanfaat bagi metabolisme dan insulin. Rupanya pemanis ini juga disukai oleh mereka para veganisme, dikutip dari Medical News Today.
ADVERTISEMENT

Agave mengandung fruktosa lebih tinggi dari gula pasir

Sayangnya, proses pengolahan agave menjadi sirup kerap mengurangi sejumlah nutrisi yang terkandung di dalamnya. Lalu mengubahnya menjadi tinggi fruktosa.
Dilansir Healthline, nektar agave terdiri dari 75-90 persen fruktosa, sementara gula biasa hanya 50 persen, dan sirup jagung 55 persen. Glukosa dan fruktosa memang mirip, namun memiliki efek yang sangat berbeda dalam tubuh. Sehingga American Diabetes Association merekomendasikan kamu untuk tetap membatasi jumlah asupan agave.
Ilustrasi sirup agave Foto: dok.Shutterstock
Tidak seperti jenis gula lainnya, fruktosa diproses oleh hati. Mengonsumsi terlalu banyak fruktosa dapat meningkatkan trigliserida yang meyebabkan penumpukan lemak di perut, serta mengganggu kesehatan jantung.
Maka itu, tetap batasi asupannya baik itu gula biasa maupun pemanis alami seperti agave, madu, atau stevia. Apalagi jika kamu memiliki riwayat penyakit diabetes sebaiknya konsultasikan ke dokter terlebih dahulu. Sebab, ukuran GI bukan satu-satunya cara untuk menilai dampak jenis makanan tertentu bagi penderita diabetes.
ADVERTISEMENT