Akhirnya, Jamur Truffle Putih Sudah Bisa Dibudidayakan Menurut Peneliti

22 Februari 2021 15:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
White alba truffle Foto: Dok. Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
White alba truffle Foto: Dok. Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jamur truffle putih tergolong sebagai makanan mewah dan langka. Bahkan harga terendahnya pada tahun 2018, terjual sebesar 1.000 dolar Amerika Serikat (Rp 14,1 juta) per pon. Dibandingkan truffle hitam, harganya memang lebih mahal.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa alasan, harga dan langkanya truffle lantaran jamur ini sulit untuk dibudidayakan. White truffle tumbuh secara liar di hutan. Masa tumbuh terbaiknya juga bergantung pada cuaca. Sehingga, bisa ada efek perubahan iklim, jamur ini akan semakin sulit untuk didapatkan.
Namun, kesulitan ini akan segera berakhir. Sebab, mengutip Food and Wine, tim peneliti asal Prancis telah menemukan solusinya. Para peneliti tersebut telah menemukan cara untuk membudidayakan truffle putih Italia —yang secara ilmiah dikenal sebagai Tuber magnatum pico. Mereka menanamnya di sebuah kebun khusus.
Proyek ini sudah berjalan selama satu dekade. Truffle putih berhasil dipanen pertama kali pada 2019. Namun hasil penelitian itu baru bisa diterbitkan tahun ini dalam jurnal Mycorrhiza.
ADVERTISEMENT
Penulis penelitian tersebut telah mengkonfirmasi bahwa truffle budidaya ini mampu bertahan tiga sampai delapan tahun. Mereka sukses dipanen pada 2019 dan 2020. Berita baiknya lagi, truffle jenis Tuber magnatum ini layak untuk dibudidayakan ke seluruh dunia.
"Truffle adalah jamur yang hidup dalam hubungan simbiosis dengan pohon; simbiosis ini disebut asosiasi ectomycorrhizal. Jadi untuk membudidayakan truffle kamu perlu memiliki keduanya; pohon dan jamur," kata Claude Murat, insinyur peneliti di Institut Riset Nasional Prancis untuk Pertanian, Food and Environment (INRAE) di Grand-Est.
Hal tersebutlah yang membuat truffle sulit dibudidayakan. Bahan pangan mewah ini harus disemai langsung dalam sistem akar pohon pendampingnya.
"Tuber magnatum di alam bebas membentuk ektomikoriza yang sangat sedikit; ini berbeda dengan truffle hitam yang banyak membentuk ektomikoriza," lanjut Murat. "Untuk mengatasi tantangan ini, INRAE ​​bersama (spesialis truffle) di Pembibitan Robin memulai program penelitian bersama pada tahun 1999, dan mereka memperoleh tanaman mikoriza pertama empat hingga lima tahun kemudian."
ADVERTISEMENT
Murat menambahkan bahwa pembudidayaan dilakukan dalam rumah kaca. Sehingga rasa truffle putih tak akan berubah. Ia juga menjamin tak akan ada risiko penurunan harga, meski mungkin truffle putih akan segera mudah didapat.
Jadi, meskipun pengunjung mungkin tidak melihat penurunan harga yang besar, INRAE ​​menyarankan, menyebarkan cara budidaya truffle putih bisa menjadi keuntungan baru bagi petani.