Alasan di Balik Kemasan Makanan Ringan yang Penuh Udara

29 Juni 2018 15:44 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi makanan ringan  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan ringan (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Sering merasa kecewa saat membuka kemasan makanan ringan seperti keripik kentang, dan isinya tak sesuai dengan volume kemasannya?
ADVERTISEMENT
Ya, kemasan makanan ringan seringkali memiliki ukuran yang lebih besar ketimbang isiannya sendiri. Saking sedikit isiannya, seakan-akan kita hanya menyantap angin saja.
Mungkin hal ini membuat beberapa orang menjadi geram dan kapok membeli makanan ringan lagi. Atau mungkin ada yang lebih memilih untuk membeli makanan ringan yang kemasannya agak kempis dan tidak menggembung, dengan harapan isinya lebih banyak.
Ilustrasi makanan ringan  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan ringan (Foto: Thinkstock)
Nah, sebenarnya, apa alasan di balik banyaknya 'angin' di dalam kemasan makanan ringan tersebut? Bila kamu menebaknya sebagai strategi pasar untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak, hal itu salah besar.
Dikutip dari NDTV Food, para perusahaan makanan ini mengklaim adanya alasan bagus di balik semua 'tipuan' angin ini. Angin yang membuat kemasan makanan ringan tersebut tampak menggembung sejatinya adalah nitrogen.
ADVERTISEMENT
Nitrogen disini berperan untuk mencegah terjadinya oksidasi pada makanan ringan, sehingga teksturnya tetap renyah dan tidak melempem saat disantap oleh pembeli. Penggunaan nitrogen sendiri dilakukan karena sifatnya yang stabil dan tidak reaktif, tak seperti saudaranya, oksigen.
Ilustrasi makanan ringan  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan ringan (Foto: Thinkstock)
Ya, memiliki efek sebaliknya, oksigen memiliki kecenderungan untuk bergabung dengan komponen lainnya dan menghasilkan reaksi kimia yang dapat membuat makanan ringan menjadi basi. Selain itu, nitrogen juga dipercaya sebagai komponen yang bagus untuk menyimpan makanan agar lebih awet dan tahan lama.
Makanan ringan seperti keripik kentang kemasan memiliki daya tahan yang cukup singkat, yakni sekitar 40 hingga 55 hari sebelum tekstur renyahnya hilang dan menjadi lembek. Nah, adanya nitrogen dalam kemasan keripik kentang ini dapat membantu memperpanjang daya tahan dari makanan ringan tanpa harus menambahkan pengawet.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya untuk membuat makanan ringan menjadi lebih tahan lama, penambahan nitrogen tersebut juga dapat mencegah kemasannya rusak. Nitrogen yang dimasukkan ke dalam kemasan tersebut berfungsi sebagai 'bantal' selama proses pengiriman dan distribusi makanan ringan. Proses ini telah diterapkan oleh seluruh pabrik makanan ringan di seluruh dunia.
Ilustrasi makanan ringan  (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi makanan ringan (Foto: Thinkstock)
Lantas, apakah penambahan nitrogen ini aman bagi kesehatan?
Tak perlu khawatir, komponen udara yang kita hirup sehari-hari sebagian besar terdiri dari nitrogen (tepatnya sebanyak 78 persen). Jadi, tak perlu takut bahwa nitrogen akan memberikan efek berbahaya bagi tubuh kita.
Meski 'penyuntikkan' nitrogen ke dalam kemasan makanan ringan memiliki alasan yang bagus dan masuk akal, namun sayangnya beberapa produsen makanan ringan masih ada yang bermain curang. Banyak yang tak menaati peraturan yang mengharuskan produsen makanan untuk mencantumkan berat bersih (net) dari isi produk yang dijual, untuk menghindari adanya kesalahpahaman informasi oleh para pembeli.
ADVERTISEMENT
Dan, imbasnya, banyak asumsi yang bermunculan, bahwa semakin besar kemasan makanan ringan tersebut, maka semakin banyak pula isi produknya.