Alergi Makanan: Yuk, Kenali dari Gejala hingga Penyebabnya

13 September 2022 9:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi alergi makanan Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alergi makanan Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu ingin memakan sesuatu, tetapi terhalang karena tubuh tidak membolehkannya, kesal, bukan? Ya, itulah alergi makanan. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh kamu bereaksi terhadap nutrisi tertentu dalam makanan, dan menganggapnya sebagai patogen berbahaya; seperti bakteri, parasit, atau virus.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar alergi makanan muncul di masa anak-anak. Namun, meski jarang terjadi pada orang dewasa, alergi makanan juga dapat berkembang tanpa memandang usia. Oleh karena itu, mengutip Medical News Today, yuk simak berbagai penjelasan mengenai alergi makanan di bawah ini:

1. Gejala alergi makanan

Ilustrasi alergi makanan Foto: dok.shutterstock
Gejala dapat berkisar dari ringan hingga berat dan memengaruhi setiap individu secara berbeda-beda. Adapun reaksi alergi yang parah dan sistemis disebut anafilaksis. Namun, secara umum terdapat sembilan tanda dan gejala alergi makanan.
Sembilan tanda dan gejala tersebut meliputi; kesemutan di mulut, sensasi terbakar di bibir dan mulut, pembengkakan di wajah, ruam di kulit, sesak napas, mual atau muntah, diare, hidung meler, serta mata berair.

2. Pemicu alergi makanan

Beberapa makanan umumnya dapat memicu alergi. Makanan tersebut kemudian diberi sebutan sebagai “delapan alergen besar”. Makanan itu di antaranya ada telur, ikan, susu, kacang-kacangan dari pohon, kacang tanah, seafood, kedelai, dan terigu.
ADVERTISEMENT
Menurut American College of Allergy Asthma & Immunology, mengatakan bahwa alergen makanan yang paling umum untuk anak-anak adalah susu, telur, dan kacang tanah. Sedangkan untuk banyak negara di benua Eropa, terdapat tambahan alergen lain; yaitu wijen, seledri, kacang lupin, dan saus mustard.

3. Alergi vs intoleransi

Ilustrasi intoleransi laktosa setelah minum susu. Foto: Shutterstock
Para ahli telah menemukan bahwa banyak orang berpikir mereka alergi makanan, tetapi kenyataannya, itu adalah intoleransi. Kedua hal ini berbeda, karena alergi makanan merupakan reaksi berlebihan dari sistem kekebalan tubuh dengan memproduksi antibodi immunoglobulin (IgE). Peningkatan antibodi inilah yang menyebabkan terjadinya alergi makanan.
Sementara itu, antibodi IgE ini tidak berperan dalam intoleransi makanan. Meskipun gejala alergi dan intoleransi mirip, tetapi biasanya reaksi tersebut akan lebih lama muncul pada intoleransi.
ADVERTISEMENT
Hal lain yang membedakan keduanya adalah, jika alergi makanan tidak bisa mengonsumsi makanan tertentu bahkan dalam jumlah kecil sekalipun; maka intoleransi adalah kebalikannya.

4. Penyebab alergi makanan

Bagi yang memiliki alergi makanan, itu artinya sistem kekebalan tubuh kamu menganggap protein tertentu dalam makanan sebagai zat berbahaya yang dapat menyebabkan penyakit. Anggapan ini kemudian menghasilkan antibodi IgE yang akan berperan dalam menyerang protein tersebut.
Ketika kamu mengonsumsi makanan yang sama lagi, antibodi sudah siap. Sehingga sistem kekebalan tubuh segera bereaksi melepaskan histamin dan zat kimia lainnya ke dalam aliran darah. Bahan kimia inilah yang menyebabkan gejala alergi makanan.

5. Siapa yang berisiko?

Alergi pada makanan merupakan jenis alergi anak yang paling umum dan sering terjadi. Foto: Shutterstock
Seperti yang sudah dijelaskan, meskipun anak-anak lebih berisiko untuk mengalami alergi makanan. Akan tetapi, bagi kamu yang telah memasuki usia dewasa pun juga bisa mengalami hal tersebut. Dalam hal ini, biasanya terdapat tiga faktor yang menjadi indikator seseorang mempunyai alergi makanan.
ADVERTISEMENT
Pertama, sejarah keluarga; jika salah satu anggota keluarga mempunyai alergi tertentu, baik itu makanan, musiman, ataupun eksim, maka kamu juga berpotensi untuk mempunyai salah satu dari alergi tersebut.
Kedua, alergi lainnya yang saling terhubung. Ya, jika kamu mempunyai alergi terhadap suatu hal, maka besar kemungkinan kamu juga akan mengalami alergi lainnya.
Terakhir, yaitu pengalaman awal seseorang. Menurut jurnal yang diterbitkan tahun 2018, Cesarean delivery, preterm birth, and risk of food allergy: Nationwide Swedish cohort study of more than 1 million children, menunjukkan bahwa bayi yang lahir melalui persalinan caesar lebih berpotensi mempunyai alergi makanan. Memperkenalkan alergen umum, seperti kacang tanah, dari kecil dapat menjadi solusi untuk mengurangi risiko penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
Nah, itulah penjelasan mengenai alergi makanan, mulai dari gejala, penyebab, hingga siapa saja yang berisiko. Bagi kamu yang mempunyai alergi makanan, sebaiknya tetap berhati-hati dan selektif dalam mengonsumsi makanan, ya!
Penulis: Riad Nur Hikmah