Amankah Makan Kentang yang Bertunas? Begini Kata Ahli

1 April 2024 10:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kentang yang bertunas. Foto: Kasikova Svetlana/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Kentang yang bertunas. Foto: Kasikova Svetlana/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kentang adalah salah satu bahan makanan yang sering digunakan dalam berbagai hidangan. Namun, kadang-kadang kita sering kali menemukan kentang di dapur yang mulai bertunas. Ketika hal ini terjadi, banyak dari kita mungkin bingung, apakah kentang tersebut masih aman untuk dimakan atau sebaiknya dibuang saja?
ADVERTISEMENT
Menurut seorang ahli Ellen Shumaker, direktur outreach dan extension untuk Safe Plates di Universitas Negara Bagian North Carolina, kentang yang mulai bertunas umumnya masih aman untuk dimakan selama pertumbuhan tunas tidak terlalu berlebihan.
Kata dia, ujung tunas di kentang mengandung racun yang disebut solanin yang dapat menyebabkan penyakit seperti sakit kepala, muntah, dan gejala pencernaan lainnya. Jika dikonsumsi dalam jumah banyak maaka dapat menyebabkan gejala yang cukup serius.
"Tetapi jika tunasnya kecil dan kentangnya tidak lembek atau keriput, tunasnya bisa dipotong dan kentangnya bisa dimakan," kata Shumaker dikutip dari Huffpost, Senin (1/4).
Ilustrasi kentang dalam kulkas. Foto: Shutterstock
Namun, Shumaker juga menekankan bahwa jika kentang mulai berubah warna menjadi hijau, ini merupakan tanda bahwa kentang tersebut mengandung solanin dalam jumlah yang lebih tinggi. Bagian yang berwarna hijau pada kentang sebaiknya dihindari, karena bisa menyebabkan gejala yang lebih serius jika dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
"Jika ada bintik-bintik hijau kecil pada kentang, mereka bisa dipotong, tetapi jika bintik-bintik hijau tersebut besar, disarankan untuk membuang kentang tersebut," katanya.
Kata Shumaker, tunas dan warna hijau adalah tanda utama bahwa kentang telah memburuk atau mulai memburuk. Jika kentang tersebut sudah keriput dan lembek, itu pasti tanda bahwa kamu harus membuangnya. Meskipun efek dari mengonsumsi kentang yang buruk sebagian besar berdampak pada sistem pencernaan, dalam kasus yang parah, solanin sebenarnya dapat menyebabkan kelumpuhan.
Senada dengan Shumaker, seorang ahli diet sekaligus pendiri Once Upon a Pumpkin juga memperingatkan agar tidak mengonsumsi kentang yang sudah berubah warna menjadi hijau. "Cahaya matahari membuat kentang berwarna hijau karena mereka menghasilkan klorofil, tetapi masalah utamanya adalah penumpukan racun berbahaya," jelasnya.
Ilustrasi kentang dalam kulkas. Foto: Shutterstock
Sementara itu, ahli diet yang terdaftar dan salah satu pendiri Culina Health juga mengingatkan sebaiknya hindari kentang yang terlihat aneh, terutama jika mereka mulai berwarna hijau karena kentang yang sudah berubah warna menjadi hijau mungkin tidak akan mengandung banyak nutrisi juga.
ADVERTISEMENT
"Dalam hal ini, meskipun belum ada banyak penelitian tentang topik ini, kita bisa berasumsi bahwa kandungan nutrisi dari kentang yang bertunas kurang daripada kentang yang tidak bertunas karena mereka terpapar lebih banyak oksidasi dari suhu yang lebih tinggi," ujar Samuels.
Para ahli juga menyarankan untuk menyimpan kentang dengan baik dan tetap segar. Simpanlah kentang di tempat yang sejuk dan kering atau bahkan dalam kantong kertas untuk melindungi kentang dari sinar matahari. Dan jika kentang mulai berwarna hijau, sebaiknya hindari mereka.