news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Andaliman, Rempah Mahal yang Terlupakan

19 Juli 2018 11:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
andaliman (Foto: dok.wikimedia.commons)
zoom-in-whitePerbesar
andaliman (Foto: dok.wikimedia.commons)
ADVERTISEMENT
Kekayaan rempah Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Setiap masakannya menggunakan rempah dan bumbu yang khas sehingga cita rasa yang dihasilkan begitu beragam. Rempah-rempah juga digunakan untuk membuat suatu sajian terasa lebih menggugah selera. Banyaknya rempah dan jenis bumbu yang digunakan masyarakat Nusantara, membuat beberapa diantaranya tergerus oleh zaman sehingga kini terlupakan. Sebut saja, salah satunya andaliman atau yang juga dikenal dengan sebutan 'Merica Batak.'
ADVERTISEMENT
Andaliman merupakan rempah yang masuk dalam suku jeruk-jerukan. Disebut sebagai 'merica batak' karena memang rempah ini begitu terkenal di Sumatera Utara. Masakan khas Batak Toba seperti arsik (ikan bumbu kuning), saksang (gulai daging babi), hingga mi gomak menggunakan andaliman sebagai bumbu penyedap. Pada sajian sambal, andaliman juga kerap digunakan untuk menambah rasa pedas. Rempah yang berbentuk butiran mirip lada ini memiliki kandungan hydroxy-alpha-sanshool sehingga menimbulkan rasa getir, kelu atau kebal pada lidah.
Bukan hanya dikenal di Sumatera Utara saja, andaliman juga dipakai sebagai campuran rempah pada masakan khas Padang. Rempah yang kaya akan kandungan vitamin C dan E ini juga cocok dicampurkan pada bumbu masakan gulai, rendang maupun balado. Penggunaan andaliman juga bisa ditemukan pada masakan Asia Timur dan Asia Selatan. Misalnya di Jepang, andaliman dikenal dengan nama sansho sedangkan, di Korea disebut sebagai sanchonamu atau chopinamu. Sementara, dalam Bahasa Inggris rempah dengan nama latin zanthoxylum acanthopodium itu lebih terkenal dengan sebutan sichuan pepper.
ADVERTISEMENT
Tanaman andaliman, seperti dilansir dalam jurnal usu.ac.id merupakan tumbuhan liar yang tumbuh di pegunungan berketinggian 1.400 m dari permukaan laut. Tinggi tanamannya berkisar 3-8 m. Andaliman mengandung minyak atsiri seperti geraniol, linalool, cineol, dan citronellal yang bersifat antioksidan. Sementara, ekstrak buahnya dapat menjadi obat herbal yang bermanfaat baik untuk rahim.
Meskipun begitu, keberadaan andaliman kini mulai terlupakan. Hal ini dapat dilihat mulai sulitnya mendapati andaliman di pasaran. Andaliman juga dijual seharga puluhan ribu per kilogramnya. Sehingga, banyak orang yang tidak mampu lagi menggunakan andaliman sebagai bumbu rumahan.