Aneka Tumpeng yang Sarat Makna

4 November 2019 8:20 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ragam jenis tumpeng Indonesia. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ragam jenis tumpeng Indonesia. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Tumpeng menjadi makanan wajib saat acara syukuran di Indonesia, terutama masyarakat Jawa. Namun tahukah kalian? Tumpeng memiliki beraneka jenis. Setiap jenisnya itu juga memiliki makna yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Prof Dr. Ir Murdijati Gardjito, Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) menjelaskan, tumpeng merupakan simbol hubungan antara Tuhan dengan manusia yang berbentuk kerucut, menjulang tinggi seperti gunung.
Setidaknya ada 18 jenis tumpeng. Dari sekian jumlah tersebut, empat di antaranya disuguhkan dalam Tumbuk Ageng peringatan usia 80 tahun Murdijati Gardjito, dalam penghitungan kalender Jawa di Erista Garden, Jalan Kaliurang KM 17,5 , Sleman, Yogyakarta, Minggu (3/11).
Keempat tumpeng tersebut adalah tumpeng megana, tumpeng punar, tumpeng kendhit, dan tumpeng kampuranto. Keempatnya saat ini tengah mewakili perasaan Murdijati.
Ragam jenis tumpeng Indonesia. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Pertama adalah tumpeng megana yang merupakan makanan sederhana penuh gizi. Tumpeng dengan nasi putih tersebut dilengkapi aneka lauk, termasuk juga empat tebu ungu yang merupakan simbol umur panjang, dan penuh rahmat kebahagiaan dari Tuhan.
ADVERTISEMENT
“Tumpeng megana itu ngelingi mergone ono, artinya mengingat kepada asal mula Sang Pencipta diri kita. Kemudian ada tebu empat buah tadi itu menandakan, saya harus ingat, saya harus merasakan bahwa usia saya ini memang usia yang selayaknya sudah ditopang dengan berbagai hal. Ditopang kebahagiaan, ditopang ingat kepada Tuhan. Ditopang kepada kesyukuran dan ditopang kepada bisa bermanfaat kepada yang lain,” kata Murdijati.
Ragam jenis tumpeng Indonesia. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Kemudian tumpeng yang kedua adalah tumpeng punar. Tumpeng tersebut kuning ceria ini merupakan wujud rasa syukur, dan bahagia atas rahmat Allah melalui kerabat serta keluarga. Aneka lauk seperti kacang dan kering tempe, menjadi ramuan yang pas menghasilkan harmoni cita rasa.
“Tumpeng punar itu berwarna kuning. Kuning itu simbol bahagia. Selain warnanya, lauk pauk cita rasanya bermacam-macam, itu merupakan harmoni cita rasa yang merupakan simbol dari masing-masing perasaan yang dialami semasa hidup manusia. Itu pasti bermacam-macam, tapi kalau bisa memadukan itu semuanya harmoni di dalam hidup,” ujar dia.
Ragam jenis tumpeng Indonesia. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Ketiga adalah Tumpeng Kendhit. Tumpeng tersebut berwarna putih dengan di tengahnya melingkar nasi kuning. Ia menggambarkan dinamika hidup manusia, di mana kesedihan, kebahagiaan, kegagalan, keberhasilan, keberuntungan, dan kesialan silih berganti datang yang pasti dapat dilewati.
ADVERTISEMENT
“Tumpeng kendhit itu adalah simbol terlepasnya manusia dari berbagai kesulitan dan halangan. Lalu hal ini disimbolkan dengan kendhit yang menjerat kita sudah terlepas. Jadi ini, merupakan ungkapan rasa bersyukur karena Tuhan mengizinkan yang bersangkutan dalam hal ini saya, melewati segala kesulitan dan kesyukuran,” jelas Murdijati.
Tumpeng kendhit Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Yang terakhir adalah tumpeng kapuranto yang berwarna biru. Warna tersebut dihasilkan dari ekstrak bunga telang yang kaya antosianin bermanfaat bagi tubuh. Warna biru ini merupakan simbol ketenangan pikiran dan hati. Warna ini juga simbol kesetiaan dalam mengarungi kehidupan.
“Yang keempat itu adalah tumpeng kapuranto berwarna biru, itu adalah simbol kedamaian, ketulusan, kesetiaan, ketenangan sehingga dapat merasakan bahwa selama ini sebagai manusia berbuat kesalahan, sehingga harus minta maaf dan bersedia memaafkan kepada sesama,” kata dia.
Ragam jenis tumpeng Indonesia. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
Masing-masing tumpeng ini memiliki tujuh lauk pauk. Ketujuhnya memiliki makna masing-masing. Secara umum, tujuh yang dalam bahasa Jawa berarti pitu mempunyai makna pitulungan atau pertolongan.
ADVERTISEMENT
“Semoga Tuhan tetap memberikan pertolongan kepada saya,” pungkasnya.
Murdijati juga berpesan, lantaran tumpeng merupakan simbol hubungan Tuhan dan manusia, maka tidak tepat jika sebuah seremoni diadakan potong tumpeng. Sebaiknya diganti dengan ngepung tumpeng, mengeruk tumpeng dari bawah hingga 1 butir nasi yang ada di atasnya menyatu dengan yang di bawah.
Hal ini melambangkan Manunggaling kawula kaliyan Gustiyang, bermakna bersatunya umat manusia dengan Tuhan atau bisa diartikan Tuhan meridhoi umat manusia.