Apa Efek Samping dari Jarang Makan Ikan? Begini Kata Ahli

26 Agustus 2021 9:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kulit ikan Foto:  Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kulit ikan Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Seberapa rutinkah kamu mengonsumsi ikan? Oh, atau mungkin kamu masih cukup jarang memakannya? Sebenarnya, tidak sedikit pula orang-orang yang enggan makan ikan. Sebagian dari mereka ada yang alergi, namun ada juga yang tak menyukai bau amisnya.
ADVERTISEMENT
Namun, ikan sejatinya adalah makanan laut paling sehat. Sebab, nutrisi, lemak baik, dan vitamin yang terkandung di dalamnya begitu melimpah. Hal ini pula yang membuat ikan menjadi salah satu makanan sumber protein baik untuk tubuh.
Misalnya, lemak baik yang terdapat di dalam ikan sejenis salmon, sarden, dan makarel membantu tubuh terhindar dari gejala inflamasi sampai Alzheimer. Terlebih dua jenis omega-3 utama, EPA dan DHA ikan mendukung kesehatan mata, sistem saraf, serta otak.
Tidak hanya kaya lemak baik, sejumlah vitamin dan nutrisi lainnya juga bisa kita peroleh dari sekadar terbiasa makan ikan. Laiknya vitamin D yang berkontribusi meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Menurut National Institutes of Health, vitamin D pada ikan bisa meregulasi darah dan merawat kesehatan tulang, lho.
Ilustrasi Sashimi Foto: Shutterstock/Silverfoxz
Adapula protein dan kalsium. Salah satu makronutrien protein ikan mampu memberi kekuatan dan menambah massa otot hingga membantu proses penyembuhan luka. Sementara, kalsium ikan bermanfaat menguatkan tulang, gigi, dan saraf otot.
ADVERTISEMENT
Setidaknya, jika kamu rutin konsumsi ikan, maka kebutuhan kalsium dalam sehari sudah sangat tercukupi. Namun, sebaliknya, bila kamu jarang mendapat asupan kalsium ikan berpotensi terkena gejala osteoporosis.
Kendati, perlu kamu ketahui, saat kita tidak pernah mengonsumsi ikan, kemungkinan besar kamu akan kekurangan vitamin D serta omega-3. Seseorang yang tak cukup mempunyai kedua nutrisi tersebut di tubuhnya akan membuat mereka lebih rentan terkena penyakit.
“Kekurangan vitamin D mengurangi penyerapan kalsium dan merusak tulang. Misalnya, tulang jadi rapuh, osteoporosis, dan rentan patah,” jelas Kris Sollid, RD, ahli diet dan direktur senior International Food Information Council, dikutip dari Livestrong.
com-Ilustrasi sumber vitamin D. Foto: Shutterstock
Lebih buruk lagi, tak terbiasa makan ikan bisa berdampak pada infeksi pernapasan. Penelitian Annals of The New York Academy of Sciences, 2018 menyatakan rendahnya vitamin D dalam tubuh, dapat mengganggu saluran pernapasan manusia.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, kondisi tubuh yang minim lemak asam esensial atau omega-3, akan lebih rentan terserang peradangan sistemik. Kadang kala, kurangnya nutrisi ini juga dikaitkan dengan risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan kondisi autoimun.

Jadi, apakah tidak makan ikan sama sekali dapat merusak kesehatan?

Ikan bakar Foto: Shutter Stock
Sebenarnya, selama kamu masih bisa mengonsumsinya, itu akan lebih baik. Namun, beberapa orang dengan kondisi tertentu mungkin dianjurkan makan ikan dua kali dalam seminggu.
Menurut Anna Brown, RD, ahli diet dan pendiri Nutrition Squeezed, yang terpenting adalah tubuh mendapat vitamin D dan omega-3. Lebih lanjut, ia mengatakan tidak masalah bila seseorang rajin atau tidak makan ikan. Setidaknya, mereka perlu mencari tambahan kedua nutrisi itu melalui sumber makanan lain.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, Sollid menyarankan bagi orang-orang yang enggan makan ikan, alternatif terbaik mereka bisa coba minum suplemen minyak ikan saja. Dengan begitu, tubuh akan tetap memperoleh nutrisi ikan walau tak langsung memakannya.
“Mendapat nutrisi alami langsung dari ikan atau makanan sejenisnya memang baik. Tapi, kalau tidak memungkinkan, boleh coba alternatif lain seperti suplemen minyak ikan saja, itu juga tidak apa-apa. Perlu diingat juga, sebelum mengonsumsi ikan, sepatutnya dibicarakan dulu dengan ahli kesehatan atau dokter,” tutup Sollid.
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya