Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Asal Usul Anggur Muscat yang Kini Jadi Sorotan Diterpa Isu Residu Pestisida
29 Oktober 2024 18:01 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Baru-baru ini beredar postingan di Instagram tentang anggur muscat yang diduga terkontaminasi residu kimia atau pestisida berbahaya bagi tubuh.
ADVERTISEMENT
Mengutip media Nation Thailand edisi 24 Oktober, berdasarkan hasil laboratorium ditemukan sebanyak 23 dari 24 sampel anggur shine muscat yang dijual di Bangkok dan sekitarnya, mengandung residu pestisida yang melebihi dari batas yang diizinkan.
Thai-PAN (Pesticide Alert Network), bekerja sama dengan Majalah Chalard Sue (Smart Buy), Yayasan Konsumen, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA), mengumumkan hasil pengujian residu kimia tersebut.
Tim mengambil 24 sampel anggur yang dikumpulkan dari 15 lokasi penjualan berbeda di Bangkok dan sekitarnya pada tanggal 2-3 Oktober, dengan harga berkisar antara 100 hingga 699 baht (Rp 47 ribu hingga Rp 327 ribu) per kilogram.
Sampel-sampel tersebut dikirim ke Laboratorium BVAQ, yang terakreditasi berdasarkan ISO 17025, untuk menganalisis residu pestisida.
Tassanee Naen-udorn, editor Majalah Chalard Sue, mengatakan bahwa majalah tersebut telah menerima pertanyaan dan saran dari konsumen mengenai anggur shine muscat, yang banyak dipromosikan dan dijual. Konsumen menyampaikan kekhawatiran tentang potensi risiko residu beracun ini.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum temuan ini diumumkan, anggur shine muscat ternyata tengah menjadi incaran banyak orang, termasuk masyarakat Indonesia.
Di Indonesia sendiri, anggur yang khas dengan warna hijau terang tersebut dijual dengan harga kisaran Rp 40-50 ribuan per pack. Namun, ada juga anggur muscat yang dijual hingga harga ratusan ribu rupiah.
Lantas, apa yang membuat anggur muscat ini menjadi spesial?
Mengutip laman Speciality Produce, shine muscat dikembangkan pada 1997 di kebun anggur National Institute of Fruit Tree Science di Akitsu, Jepang. Anggur tanpa biji ini terpilih pada 1999 untuk diuji tanam di 30 lokasi di seluruh Jepang.
Kemudian, pada 2003, anggur ini resmi dirilis ke petani-petani Jepang, dan varietasnya selanjutnya didaftarkan pada 2006.
ADVERTISEMENT
Keistimewaan anggur ini lantaran memiliki daging tebal, buah besar, kandungan air banyak, rasa yang manis, serta tanpa biji. Daging buah ini juga renyah sehingga membuat siapa saja yang menikmatinya menjadi ketagihan.
Prefektur Yamanashi, merupakan salah satu wilayah penghasil anggur shine muscat yang populer. Anggur ini biasanya juga dibungkus dengan tampilan packaging yang premium sehingga menandakan bahwa buahnya berkualitas dengan harga cukup mahal.
Mengutip Earth to Veg, anggur ini biasa menduduki puncak musimnya pada akhir Agustus hingga awal September.
Namun tak hanya Jepang, anggur dengan tampilan mengkilap ini juga kini terkenal di Korea Selatan. Beberapa hidangan khas Korea pun sering menggunakan anggur muscat sebagai paduannya. Misalnya saja sajian es patbingsu, tanghulu, sampai minuman atau jus segar.
ADVERTISEMENT
Tren anggur muscat ini pun kini digemari masyarakat Indonesia. Banyak sajian di kafe-kafe di Indonesia yang menjadikan muscat sebagai paduan minuman maupun dessert.
Sayangnya, lantaran temuan residu kimia tinggi pada anggur muscat di Thailand menjadi gempar, kini, mengutip kumparanNEWS, BPOM menyatakan akan menelusuri lebih lanjut.
Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan bahwa anggur muscat yang banyak beredar di Indonesia akan diteliti lebih mendalam. Jika memang ditemukan zat berbahaya, maka pihak BPOM akan menariknya langsung dari pasaran.
“Ya tentu (ditarik kalau ditemukan zat berbahaya), kan dia tidak bisa didistribusikan di Indonesia. Kalau didistribusikan di Indonesia kan berarti termasuk ilegal dan itu bisa ditarik. Jadi, kami akan bertindak dan kami akan koordinasi dengan badan-badan,” ujar Taruna.
ADVERTISEMENT