Apakah Beras Porang dan Shirataki Berbeda? Begini Penjelasannya

26 Agustus 2023 11:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi beras porang Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi beras porang Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Popularitas beras porang atau shirataki semakin menapaki puncaknya. Banyak yang memilih beras ini untuk dikonsumsi sehari-hari karena dipercaya lebih rendah kalori dan tinggi serat sehingga cocok jadi makanan diet.
ADVERTISEMENT

Tapi, Apakah Beras Porang dan Shirataki Itu Sama atau Berbeda?

Rajangan atau chips umbi porang di Wungu, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (22/9/2022). Foto: Siswowidodo/Antara Foto
Mengutip berbagai sumber, banyak yang menuliskan bahwa porang dan shirataki sama-sama terbuat dari tanaman keluarga umbi-umbian. Hanya saja spesies tanaman umbi yang digunakan berbeda.
Misalnya, beras porang diketahui menggunakan spesies tanaman umbi dengan nama latin Amorphophallus muelleri blume, sedangkan shirataki berasal dari Amorphophallus konjac. Dalam membuat kedua beras ini akar hingga buah tanaman digunakan sebagai bahan utama.
Namun, kedua tanaman memiliki asal wilayah yang berbeda. Porang merupakan tanaman asli Indonesia, sedangkan konjac untuk shirataki berasal dari Jepang, China, dan beberapa negara Asia Tenggara.
Perbedaan spesies tanaman ini juga berpengaruh terhadap hasil jadi beras. Pada beras porang lebih mirip dengan beras padi. Warnanya putih, bentuknya oval-bulat, rasanya setelah dimasak lebih lembut seperti nasi, dan tidak transparan. Sementara beras shirataki cenderung transparan dan teksturnya setelah dimasak akan mirip agar-agar, kenyal.
ADVERTISEMENT

Manfaat Mengonsumsi Beras Porang dan Shirataki

Tanaman konjac untuk membuat shirataki Foto: Shutterstock
Meski ada sedikit perbedaan dari bahan dan hasil masakan dari kedua jenis beras ini, namun bahan makanan unik tersebut dinyatakan lebih sehat daripada beras padi.
Presiden Jokowi pernah mengatakan bahwa porang lebih sehat karena kadar gulanya lebih rendah. "Ini juga bisa menjadi pengganti beras yang lebih sehat, karena kadar gulanya sangat rendah. Dan saya tadi juga sudah mengatakan kepada Menteri Pertanian untuk betul-betul kita menseriusi komoditas baru ini komoditas porang," kata Jokowi, saat meninjau pabrik pengolahan porang di Madiun, beberapa waktu lalu.
Jokowi juga menegaskan bahwa porang adalah makanan yang rendah kalori dan rendah karbon. "Dan kita tahu porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low calorie low carbon. Dan juga rendah kadar gula, bebas kadar gula, sehingga saya kira ini menjadi makanan sehat ke depan," tandasnya, seperti dilansir kumparanNEWS.
ADVERTISEMENT
Rupanya tak hanya Jokowi yang menyadari manfaat kesehatan dari mengonsumsi porang. Mengutip petaniporang.id, manfaat kandungan glukomanan pada porang dapat membantu menurunkan berat badan karena rendah kalori, mengatasi sembelit karena tinggi serat, hingga mengurangi risiko penyakit mematikan; seperti diabetes dan jantung.
Ilustrasi nasi shirataki. Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Tak hanya itu, dituliskan pula bahwa beras porang rendah gula sehingga aman dikonsumsi penderita diabetes.
Tidak kalah kaya manfaat, shirataki yang terbuat dari konjac juga merupakan makanan nol kalori yang cocok buat kamu yang sedang menjalankan program penurunan berat badan.
Shirataki juga mengandung serat glukomanan atau serat padat, yang menurut penelitian dalam Journal of the American Academy of Nurse Practitioners tahun 2012; mengungkapkan serat jenis ini akan membuat rasa kenyang lebih tahan lama.
ADVERTISEMENT
Penelitian Journal of the American College of Nutrition tahun 2003 juga mencatat bahwa glukomanan meningkatkan jumlah kolesterol yang dikeluarkan dalam tinja, sehingga lebih sedikit yang diserap kembali ke aliran darah.
Itulah manfaat dari kedua makanan sehat ini, baik beras porang maupun shirataki nyatanya sama-sama baik bagi kesehatan.
Jadi, kalau kamu lebih suka nasi dari beras porang atau shirataki?