Apakah Makanan Pedas Bikin Umur Panjang?

7 Februari 2020 13:13 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cabai kering. Foto: Dok. Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cabai kering. Foto: Dok. Pixabay
ADVERTISEMENT
Makanan pedas itu ibarat love-hate relationship. Di satu sisi, kita sering kesal karena rasa pedas yang menyiksa, namun di sisi lainnya, rasanya kurang kalau enggak pedas. Ya, kan?
ADVERTISEMENT
Rasa pedas yang bikin nagih, bikin orang sulit untuk meninggalkan sensasinya. Enggak heran, kini banyak tempat makan yang berlomba-lomba bikin makanan yang pedasnya berlevel-level.
Ada Indomie dengan 100 cabai, ayam geprek super pedas, sampai baru-baru ini saya makan ayam goreng dengan cabai dan bawang putih cincang yang digoreng. Pedas banget!
Ayam sambal nyinyir ala Ayam Geprek Om Tian Foto: Azalia Amadea/Kumparan
Namun, tahukah kamu kalau makanan pedas bikin umur panjang? Pada tahun 2015, pernah dilakukan penelitian terkait hal ini. Penelitan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal di The BMJ.
Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati hampir 500.000 orang di China; dengan rentang usia 30-79 tahun. Para peneliti melihat seberapa sering mereka makan makanan pedas selama sekitar tujuh tahun. Selama waktu itu sekitar 20.000 orang meninggal.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menemukan, orang-orang dalam studi yang makan makanan pedas satu atau dua kali seminggu memiliki kemungkinan 10 persen lebih rendah untuk meninggal selama penelitian, dibandingkan dengan mereka yang makan makanan pedas kurang dari sekali seminggu.
Sementara itu, mereka yang makan makanan pedas lebih dari tiga kali seminggu, punya potensi meninggal 14 persen lebih rendah, selama rentang waktu penelitian.

Apa yang bikin makanan pedas bisa bikin umur panjang?

Bakso 2 Nyonya. Foto: Toshiko/kumparan
Belum ditemukan keterkaitan langsung makanan pedas dengan umur panjang. Namun, capsaicin pada cabai dan paprika mungkin jadi alasannya. Capsaicin memiliki efek anti-tumor dan anti-inflamasi.
Selain itu, beberapa studi yang diterbitkan PubMed juga menjelaskan bahwa capsaicin dalam cabai bermanfaat menurunkan tekanan darah. Mengonsumsi capsaicin dalam jangka panjang dapat membantu mengurangi tekanan darah.
ADVERTISEMENT
Cabai --terutama cabai hijau yang besar-- juga kaya akan antioksidan, yang bisa melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab kanker. Selain itu, dilansir Food NDTV, cabai hijau juga berguna dalam mencegah masalah prostat.
Tak hanya dapat mencegah kanker, manfaat cabai lainnya adalah meningkatkan kesehatan kardiovaskular. Bahan makanan ini dapat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida darah, serta meningkatkan aktivitas fibrinolitik.
Aktivitas fibrinolitik ini mengacu pada kemampuan untuk mencegah pembentukan gumpalan darah, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke. Jadi, secara tidak langsung, cabai dan paprika menurunkan risiko berbagai penyakit penyebab kematian.

Cabai dan paprika sebagai menu diet

Paprika Merah Foto: Pixabay
Tingginya antioksidan serta kemampuannya untuk mendomplang metabolisme tubuh, bikin cabai dan paprika bisa masuk dalam menu diet kamu; terutama paprika.
ADVERTISEMENT
Selain rendah kalori dan kaya vitamin C, paprika terdiri dari karbohidrat seperti glukosa dan fruktosa. Keduanya yang bertanggung jawab untuk rasa manis paprika matang.
Paprika juga mengandung serat dan banyak nutrisi penting lainnya. Ia mampu meningkatkan kesehatan mata dan mengurangi risiko anemia.
Jadi, baik cabai dan paprika punya banyak sekali manfaat kesehatan. Memasukkannya dalam menu diet tidaklah salah; selain bikin makanan terasa sedap, kamu juga berpotensi hidup lebih lama. Hidup makanan pedas!