Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Asal Mula Papeda, Warisan Kuliner Tanah Papua
28 Juli 2018 17:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Di berbagai wilayah Papua, sagu menjadi makanan utama sebagai pengganti nasi. Sagu lempeng, sagu bakar dan sagu bola misalnya, merupakan makanan khas daerah yang memiliki banyak penggemar. Selain harganya yang murah, sagu juga memiliki tekstur khas yang nikmat disantap bersama hidangan berkuah. Misalnya saja, ikan kuah kuning bercita rasa gurih dan kaya akan rempah ini menjadi pendamping favorit saat menyantap olahan sagu seperti papeda.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, papeda yang menjadi warisan kuliner tanah Papua itu sudah mulai sulit ditemukan. Bahkan di daerah asalnya pun, papeda sudah jarang dihidangkan sebagai makanan sehari-hari. Papeda biasa disantap bersama ikan tongkol, ikan gabus, ikan kakap merah, ikan bubara, hingga ikan kue yang dimasak kuah kuning tersebut. Bukan hanya olahan ikan, papeda juga dimakan bersama sayur ganemo yang terbuat dari daun melinjo dan bunga pepaya tumis.
Dalam sejarahnya, papeda dikenal luas dalam tradisi masyarakat adat Sentani dan Abrab di Danau Sentani dan Arso, serta Manokwari. Makanan ini kerap hadir pada saat acara penting yang sedang berlangsung di wilayah-wilayah tersebut. Sehingga, papeda masuk dalam daftar kuliner bersejarah yang dibuat dalam tradisi masyarakat setempat.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya menjadi salah satu warisan kuliner Tanah Air, papeda juga tergolong dalam makanan sehat karena rendah kolesterol dan lemak. Sagu sendiri dipercaya bermanfaat bagi tubuh karena mampu mengatasi sakit pada ulu hati, perut kembung, mengurangi risiko kegemukan, serta memperlancar pencernaan.
Hidangan yang juga terkenal di Maluku tersebut memiliki cara khusus saat menyantapya. Teksturnya yang kenyal, lengket dan sulit di kunyah membuat papeda kurang cocok jika dijadikan hidangan sehari-hari. Saat menyantapnya, kita membutuhkan sepasang sumpit atau dua garpu kayu khusus untuk mengambilnya.
Cara mengambil papeda ini adalah dengan menggulungnya hingga melingkari garpu atau sumpitnya, lalu diletakkan di piring masing-masing. Kemudian, papeda disiram dengan ikan kuah kuning. Memakannya pun harus dengan cara diseruput cepat dan langsung ditelan. Papeda sendiri memiliki rasa yang hambar sehingga perlu dimakan bersama lauk ikan dan sambal colo-colo agar semakin sedap.
ADVERTISEMENT