Belajar Membuat Latte Art di Black Eye Coffee Bali

3 Agustus 2019 13:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Belajar membuat latte art di Black Eye Coffee & Roastery di Bedugul, Bali. Foto: Melly Meiliani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Belajar membuat latte art di Black Eye Coffee & Roastery di Bedugul, Bali. Foto: Melly Meiliani/kumparan
ADVERTISEMENT
Penikmat kopi yang sering nongkrong di kedai kopi pasti sudah tak asing lagi dengan latte art. Torehan gambar di permukaan foam memudarkan kesan kaku serta membuat tampilan latte semakin menarik.
ADVERTISEMENT
Bentuk latte art yang biasanya kita jumpai di kedai kopi umumnya meliputi gambar hati, daun, atau hewan-hewan menggemaskan. Meski bentuk latte art terkesan sederhana, ternyata tak mudah lho, menorehkan foam di permukaan espresso agar membentuk gambar yang kita inginkan.
Bagi para profesional, proses menyajikan secangkir latte cantik memang tak membutuhkan waktu yang lama. Tangan barista nampak sigap mencampur espresso dan susu dalam segelas cangkir yang tak terlalu besar.
Tapi tentu berbeda bagi kita yang masih awam dengan proses pembuatan minuman berbasis espresso ini. Melihat banyaknya tombol pada mesin kopinya saja membuat kita kebingungan.
Untuk membuat bentuk yang paling sederhana juga diperlukan latihan yang tak sebentar. Ini pula yang kumparan rasakan saat mengikuti latte art class di Black Eye Coffee & Roastery Bedugul, Bali.
ADVERTISEMENT
Tahap-tahap latte art
Proses tamping kopi yang sudah di giling ke porta di Black Eye Coffee & Roastery di Bedugul, Bali. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Tahapan pertama untuk membuat latte art tentu saja adalah menyiapkan espresso. Sebelum membuatnya, kita harus menyiapkan bubuk kopi menggunakan alat bernama espresso grinder. Espresso grinder berfungsi menggiling biji kopi agar mendapatkan tingkat kehalusan bubuk kopi yang diinginkan.
Kemudian bubuk kopi ditampung menggunakan alat bernama porta filter lalu ditekan dengan temper hingga padat. Posisi jari telunjuk, jari tengah, dan jari manis harus membentuk segitiga saat memutar temper.
Tekan bubuk kopi dan usahakan permukaannya rata. "Hal tersebut akan menentukan kualitas espresso yang disajikan," ujar barista Black Eye Coffee, Fadli, kepada kumparan (29/7).
Setelah itu, bubuk kopi baru bisa diolah menjadi espresso. Proses pengolahannya juga menggunakan mesin espresso yang bisa di-setting sesuai dengan tingkat kepekatan kopi yang diinginkan. Ada single shot, double shot, atau triple shot espresso.
ADVERTISEMENT
Proses pembuatan foam
Belajar steam susu sebelum membuat latte art di Black Eye Coffee & Roastery di Bedugul, Bali. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Ini dia tahapan terpenting saat membuat latte art, yakni menyiapkan foam susu. Ada dua alat penting untuk membuat busa dari susu ini, yaitu milk jug dan steamer.
Milk jug adalah wadah susu yang terbuat dari stainless steel karena lebih tahan terhadap suhu dingin maupun panas ekstrem. Sedangkan steamer berbentuk menyerupai tongkat berlubang berfungsi mengeluarkan uap panas bertekanan tinggi.
Cara membuat foam latte art, nyalakan steamer lalu masukkan seperempat bagian steamer ke dalam milk jug. Proses ini berfungsi menghangatkan susu sekaligus mengaduknya hingga mengental menjadi buih. Milk jug yang semakin lama semakin panas mengharuskan kita untuk lebih berhati-hati saat memegangnya.
Setelah foam siap, kita bisa langsung menuangkannya ke dalam cangkir berisi espresso yang telah kita buat.
Belajar membuat latte art di Black Eye Coffee & Roastery di Bedugul, Bali. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Cangkir espresso harus dipegang dalam posisi miring untuk memudahkan kita saat membuat latte art. Kemudian tuang susu secara memutar hingga memenuhi seperempat bagian cangkir.
ADVERTISEMENT
Angkat milk jug sebentar, lalu tuang foam sedikit demi sedikit sambil mendorong milk jug ke depan. Setelah tercipta bulatan-bulatan kecil di permukaan latte, tuang kembali foam dengan gerakan memanjang dari ujung gelas ke ujung lainnya hingga membentuk hati.
Meski terlihat mudah saat Fadli mempraktekkannya, kami tidak serta merta bisa mengikuti instruksi barista sekaligus tutor latte art class ini dengan lancar. Bahkan tak terhitung berapa kali foam susu tumpah saking tegangnya.
Akhirnya latte art ala kumparan pun jadi. Bisa dilihat perbedaannya, racikan latte art profesional dan latte art kami yang terlihat berantakan.
(Ki-Ka) Latte buatan barista profesional versus latte buatan tim kumparanFOOD Foto: Kartika Pamujiningtyas/kumparan
Menurut penjelasan Fadli, kita tidak boleh ragu-ragu saat menuang foam di atas espresso. Latihan rutin dan tidak takut bereksperimen dapat menjadi cara untuk membiasakan tangan kita agar lebih luwes saat mengukir foam latte.
ADVERTISEMENT
Nah, ternyata untuk menciptakan secangkir latte art yang ciamik, dibutuhkan tahapan yang rumit dan banyak, ya?