Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Garam yang dipanen dari tambang garam tersebut dipercaya telah terbentuk sedari jutaan tahun yang lalu, karena penguapan air pada zaman purbakala. Garam himalaya diekstraksi dengan tangan dan diproses secara minimal, sehingga menghasilkan produk yang bebas dari pengawet dan dianggap jauh lebih alami daripada garam meja.
Tak hanya itu, proses pemanenan yang alami juga membuat garam himalaya memiliki lebih banyak mineral dan nutrisi yang tak ditemukan pada garam meja. Karena itulah, banyak orang yang menganggap kalau garam himalaya lebih baik dan lebih sehat dari garam meja.
Benarkah demikian?
Dilansir Healthline, baik garam meja maupun garam himalaya mengandung sodium klorida, namun garam himalaya memiliki lebih dari 84 mineral lainnya.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi berjudul Comparison of Salty Taste and Time Intensity of Sea and Land Salts from Arounf The World mengungkapkan, garam himalaya mengandung kalsium, kalium, magnesium, besi, dan berbagai mineral lainnya.
Namun, kadar mineral tersebut terbilang sangat kecil. Dibutuhkan setidaknya 1,7 kilogram garam himalaya untuk bisa memenuhi kebutuhan kalium. Tentu saja, jumlah sebesar itu sangat tak realistis untuk kita konsumsi.
Selain itu, tak ada penelitian yang membandingkan efek kesehatan dari garam pink himalaya dan garam meja biasa. Pun ada, sangat jarang yang melaporkan adanya perbedaan antara keduanya.
Moch Aldis Ruslialdi SKM CNWC, Certified Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood, juga menjelaskan, pada dasarnya kembali lagi ke anjuran konsumsi garam per hari. Meski mengonsumsi garam himalaya yang lebih kaya mineral, jumlah asupannya pun tetap harus dibatasi.
ADVERTISEMENT
"Jadi, misalkan mau pakai garam himalaya, tapi jangan sampai juga kita mengonsumsi dalam jumlah banyak. Apalagi, rasa dari garam himalaya cenderung enggak asin (dibandingkan dengan garam meja). Jadi, diimbangi juga dengan mengatur jumlahnya," jelas Aldis.
Sebagai catatan, menurut anjuran dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementrian Kesehatan, konsumsi garam tiap orang maksimal 2000 mg per hari. Jumlah ini setara dengan 5 gram, atau satu sendok teh saja per harinya.
Live Update