Benarkah Gula Merah dan Gula Batu Lebih Menyehatkan dari Gula Pasir?

16 Juni 2020 22:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gula jawa Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gula jawa Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Gula seringkali ditambahkan ke dalam makanan dan minuman untuk meningkatkan rasa. Tak heran, banyak orang yang tak bisa lepas dari gula, karena sudah terbiasa dengan rasanya.
ADVERTISEMENT
Nah, selain gula pasir, kini berbagai jenis gula lainnya juga sering digunakan sebagai campuran minuman. Misalnya, gula batu atau gula merah. Meski sama-sama manis, kedua gula tersebut memang memiliki ciri khas aroma dan sensasi rasa yang berbeda dari gula pasir.
Bahkan, tak jarang yang menganggap kalau keduanya lebih sehat dibandingkan gula pasir. Gula batu, misalnya, dipercaya lebih mudah diubah jadi energi. Apalagi, rasanya tak semanis gula batu.
Sedangkan, gula merah yang terbuat dari nira pohon kelapa memiliki berbagai kandungan gizi yang baik bagi kesehatan. Selain itu, indeks glikemiknya juga lebih rendah ketimbang jenis pemanis lainnya.
Namun, benarkah kalau kedua gula tersebut lebih sehat dari gula pasir?
Jadi, pada dasarnya, konsumsi gula dapat memengaruhi kondisi gula darah. Setiap harinya, kita hanya dianjurkan untuk mengonsumsi gula sebanyak 4 sendok makan saja.
ADVERTISEMENT
Nah, yang membuat konsumsinya berbahaya bagi kondisi metabolisme sindrom, adalah kandungan kalorinya yang tinggi. Menurut Moch Aldis Moch Aldis Ruslialdi SKM CNWC, Certified Nutrition and Wellness Consultant Nutrifood, baik gula batu, gula merah, maupun gula pasir kandungan kalorinya hampir sama.
Ilustrasi teh gula batu Foto: Shutter Stock
Sebagai acuan, tiap 1 sendok teh gula pasir mengandung 15 kalori. Perbandingannya, gula merah mengandung 10 kalori, sedangkan gula batu kalorinya paling tinggi, yakni sebesar 25 kalori.
"Jadi secara impact kalori, secara pengaruh ke gula darah, ternyata ketiganya sama saja," jelas Aldis dalam program NutriClass oleh Nutrifood pada Selasa, (16/6).
Maka itu, sebaiknya kurangi asupan gula dari makanan atau minuman, supaya kadar gula darah tetap stabil. Lebih lanjut, Aldis menerangkan, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan untuk mengontrol konsumsi gula tanpa tersiksa.
ADVERTISEMENT
Misalnya, kalau suka minuman manis, mulai kurangi takaran gulanya. Kalau gemar ngemil kue manis, sebaiknya ganti dengan makan buah-buahan. Perbanyak pula konsumsi air putih.
Selain itu, salah satu alternatif bagi yang suka minum atau makan manis, tapi ingin mencegah kelebihan gula, adalah menggantinya dengan gula rendah kalori.
Dengan begitu, kita masih tetap bisa mengonsumsi makanan dan minuman manis, sembari tetap mengontrol tingkat gula darah.
"Gula rendah kalori juga enggak bikin gigi karies, dan bisa membantu mengendalikan berat badan. Karena, asupan kalori dari makanan dan minuman manis jadi lebih sedikit," imbuh Aldis.
Jangan lupa, tak hanya mengurangi konsumsi gula, terapkan juga pola makan seimbang dan olahraga teratur, supaya tubuh terhindar dari diabetes dan penyakit sindrom metabolik lainnya, ya!
ADVERTISEMENT