Benarkah Minum Kopi dengan Gula Aren Lebih Menyehatkan?

29 November 2018 9:29 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kopi dan gula aren (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi dan gula aren (Foto: Shutter Stock)
ADVERTISEMENT
Kopi adalah soal selera. Mau diseduh seperti apa, dicampurkan dengan bahan apa, semua terserah penikmatnya. Ada yang suka menambahkan gula, ada pula yang lebih suka menikmati cita rasanya yang benar-benar murni, tanpa tambahan bahan apapun.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan pilihan gula yang digunakan. Selain gula putih (gula tebu), ada banyak jenis gula yang sering dicampurkan untuk menambah kenikmatan kopi, seperti misalnya gula aren. Biasanya, tak cuma digunakan untuk pemanis kopi hitam biasa, gula aren juga dicampurkan ke dalam sajian kopi susu kekinian yang banyak dijual di coffee shop.
Coba saja kita tengok menu-menu es kopi susu tersebut, pasti sebagian besar menggunakan gula aren sebagai pemanisnya, untuk membedakan sajian kopi berbasis susu lainnya, yakni cafe latte dan cappucino. Selain bisa menambah aroma wangi pada kopi--terutama kopi hitam, gula aren juga bisa mencegah cita rasa kopi jadi terlalu asam.
Kopi dan gula aren (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Kopi dan gula aren (Foto: Shutter Stock)
"Kalau dibandingkan dengan gula putih biasa, gula aren enggak membuat kopi susu jadi asem, karena rata-rata kopi arabika kalau ditambahin dengan gula putih malah membuatnya jadi lebih asam," jelas Arra, barista Gordi HQ saat dihubungi oleh kumparanFOOD beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Pencampuran gula aren dengan kopi hanya akan membuat body kopi dan rasanya manis saja, dan tak berpengaruh pada tingkat keasaman atau acidity. Terlepas dari cita rasanya, gula aren juga dipercaya lebih sehat ketimbang gula putih, karena mengandung kalori yang lebih rendah.
Benarkah demikian?
Gula aren dan gula putih sendiri sejatinya terbuat dari bahan baku yang berbeda. Gula aren terbuat dari nira (cairan dari batang atau getah bunga) pohon aren, sedangkan gula putih terbuat dari nira tanaman tebu.
Proses pembuatannya pun tak sama. Gula putih harus melewati proses pemurnian (refinasi) setelah diubah menjadi kristal. Tahapannya pun tak sedikit, mulai dari pencucian, pemutihan, hingga pengkristalan kembali. Sedangkan, gula aren tak melalui proses pemurnian, dan hanya dimasak dengan cara dipanaskan hingga kuman dan bakterinya mati.
Gula aren (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Gula aren (Foto: Shutter Stock)
"Gula putih sudah melewati berbagai macam proses refinasi, sehingga kandungan mineral di dalamnya sudah hilang. Sedangkan, proses pembuatan gula aren lebih alami, otomatis kandungan mineralnya masih ada," terang dr Jovita Amelia, Sp.Gk, spesialis konsultasi gizi klinik kepada kumparanFOOD pada Rabu, (28/11).
ADVERTISEMENT
Gula aren mengandung berbagai mineral seperti kalium, fosfor, kalsium, dan inulin. Bahkan, gula tersebut juga mengandung serat, walau hanya sebesar 1-2 persen RDA (recommended daily allowance) saja.
"Meskipun perbedaannya tidak terlalu signifikan, namun gula aren masih memiliki sedikit kandungan serat bila dibandingkan gula putih yang tidak ada seratnya sama sekali," kata dr Jovita.
Walaupun terdapat perbedaan kandungan nutrisi, gula aren memiliki jumlah kalori yang sama dengan gula putih. Karenanya, disarankan untuk tetap membatasi takaran gula--baik gula aren maupun gula tebu, ke dalam makanan dan minuman kita, terutama saat menyesap kopi.