Benarkah Nasi Panas Meningkatkan Gula Darah Para Penderita Diabetes?

29 Februari 2020 9:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memasak nasi Jepang Foto: dok.shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memasak nasi Jepang Foto: dok.shutterstock
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia sangat ketergantungan dengan nasi. Belum lengkap dan kenyang kalau tidak makan nasi. Bahkan saking wajibnya, sajian nasi khas Nusantara pun dibuat berbeda-beda; mungkin supaya enggak bosan menyantapnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan penelitian dalam jurnal Annals of the New York Academy of Sciences memperkirakan, nasi telah menjadi makanan pokok bagi 3,5 milyar orang di seluruh dunia. Sudah jelas, Indonesia salah satunya, kan?
Memasak nasi dalam jumlah banyak juga jadi kebiasaan di rumah. Kalau enggak habis, ya panaskan lagi nanti untuk makan selanjutnya.
Tapi, ada kepercayaan bahwa memanaskan nasi atau mendiamkannya dalam waktu yang lama bisa membahayakan kesehatan. Terutama mereka yang menderita diabetes, karena khawatir gula darahnya melonjak.
Ilustrasi nasi Foto: Dok. Shutterstock
Benarkah demikian?
Dalam penelitian yang diterbitkan Journal of Diabetic Association tahun 2005 membuktikan, bahwa makanan panas memiliki indeks glikemik yang lebih tinggi. Ini terjadi pada kentang --sumber karbohidrat lain yang juga mirip nasi.
ADVERTISEMENT
Ketika itu, para peneliti menemukan, kentang yang baru direbus mengandung indeks glikemik 89. Sedangkan kentang yang sudah dingin, indeks glikemiknya lebih rendah; yakni 56.
Pasien diabetes tak masalah makan coklat. Foto: Thinkstock
Tentu hal tersebut bisa menjadi pertimbangan bagi para penderita diabetes. Enggak heran, kalau banyak penelitian yang menyarankan, mereka untuk sebaiknya mengonsumsi nasi atau makanan lain yang sudah bersuhu ruang.
Bahkan, para peneliti di Sri Lanka menemukan, nasi yang sudah dingin lebih sedikit kandungan kalorinya. Mendinginkan nasi bisa mengurangi hingga 60 persen jumlah kalori.
Dalam Asia Pacific Journal of Clinical Nutrition tahun 2015 juga membandingkan nasi putih yang baru dimasak, dengan yang sudah didinginkan selama 24 jam kemudian di panaskan kembali. Hasilnya, nasi yang didinginkan lalu dipanaskan kembali mengandung pati resisten 2,5 kali lebih banyak dari nasi yang baru matang.
ADVERTISEMENT
Artinya, nasi yang didinginkan terlebih dahulu tersebut, juga lebih baik untuk kesehatan pencernaan. Soalnya pati resisten merupakan makanan baik bagi bakteri (baik) yang hidup di usus kita.
nasi Foto: Shutterstock
Mengutip BBC, para peneliti juga menemukan hasil yang sama pada sumber karbohidrat lainnya; yakni pasta. Sajian pasta yang sudah dingin lalu dimasak atau dihangatkan kembali, mengandung jumlah glukosa yang lebih kecil.
Hanya saja, melansir NHS, nasi yang dipanaskan terlalu lama dapat menghidupkan bakteri spora Bacillus cereus penyebab keracunan makanan. Spora ini bisa tumbuh dan semakin berkembang dalam suhu 4-60 derajat Celcius. Jika dimakan manusia, maka bisa menyebabkan muntah dan diare.
Biasanya semakin lama nasi tersebut dipanaskan, bisa semakin besar pula kemungkinan pertumbuhan bakteri jahat tersebut. Jadi, memang ada baiknya kalau nasi sudah matang, langsung dicabut saja, dan jangan didiamkan dalam keadaan panas terlalu lama; apalagi sampai berjam-jam.
ADVERTISEMENT