news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Benarkah Peralatan Masak Berbahan Aluminium Berbahaya Bagi Kesehatan?

7 Oktober 2020 13:12 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi merebus air Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi merebus air Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Peralatan masak berbahan aluminum pernah dirumorkan menjadi penyebab berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit Alzheimer. Padahal dalam kehidupan sehari-hari, kita terbiasa memasak menggunakan panci alumunium. Semua itu akhirnya menimbulkan pertanyaan, benarkah peralatan masak aluminium aman bagi kesehatan?
ADVERTISEMENT
Dilansir Live Strong, aluminium secara alami akan tercampur ke dalam air, tanah, dan makanan, jadi kamu mungkin mengonsumsi logam ini setiap harinya. Untungnya, para ahli sepakat bahwa jumlah aluminium yang masuk ke dalam tubuh dari makanan, minuman, maupun peralatan masak sangatlah kecil dan tidak berbahaya.
Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) menyatakan bahwa orang hanya menyerap 0,01-5 persen dari aluminium yang tak sengaja terkonsumsi. Jadi, jika kamu secara tidak sengaja mengonsumsi logam ini, maka sebagian besar tidak akan masuk ke aliran darah. Aluminium baru akan berbahaya melalui paparan dalam pekerjaan, kemungkinan besar terjadi dengan menghirup debu aluminium dalam jumlah besar tanpa masker pelindung.

Aluminum dan penyakit Alzheimer

Ilustrasi Alzheimer Foto: Shutterstock
Menurut Alzheimer's Association dan the Alzheimer's Society Canada, tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa paparan aluminium sehari-hari berkaitan dengan perkembangan demensia. Alzheimer's Society Canada mengatakan bahwa studi awal berfokus pada hewan yang sangat rentan terhadap keracunan aluminium, sehingga menimbulkan kesimpulan yang berbeda pada tubuh manusia.
ADVERTISEMENT
Namun, penelitian lain yang diterbitkan jurnal medis Jerman Deutsches Ärzteblatt International pada tahun 2017, menemukan bahwa orang yang memiliki dua kali tingkat aluminium yang dapat diterima secara biologis dalam darah akan mengalami penurunan kinerja dalam tes perhatian, pembelajaran, dan memori, bukan penyakit Alzheimer. Level aluminium yang tinggi ini juga hanya ditemukan pada pekerja di industri aluminium.
Tetapi, ada beberapa golongan orang yang rentan terhadap asupan tidak sengaja aluminium, yaitu mereka yang memiliki penyakit ginjal. ATSDR menekankan fungsi ginjal yang buruk akan sulit membersihkan aluminium yang terkumpul dalam tubuh.

Cara mengurangi konsumsi aluminium

Ilustrasi peralatan dapur Foto: dok.shutterstock
Walau tidak menimbulkan masalah kesehatan bagi kebanyakan orang, kamu tetap perlu meminimalkan ketidak sengajaan dari konsumsi logam ini. Hindari memasak makanan yang bersifat asam dengan alat masak aluminium.
ADVERTISEMENT
Penelitian dalam jurnal Environmental Sciences Europe yang terbitkan pada tahun 2017, menemukan bahwa kadar aluminium berada di tingkat tinggi saat hidangan ikan yang direndam dalam jus lemon dimasak dengan peralatan dapur tersebut. Begitu pula saat kalengan tomat asam dimasak menggunakan alat berbahan aluminium.
Selain memilih jenis makanan, kamu juga perlu mengurangi asupan makanan olahan dan konsumsi teh seduh.Zat aditif makanan, seperti penstabil natrium aluminium fosfat dan natrium aluminium sulfat, banyak terdapat dalam berbagai makanan olahan, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Studi dalam Journal of Toxicology tahun 2013 meneliti beberapa teh seduh; dan menemukan kadar aluminium di atas anjuran berada pada 20 persen sampel teh yang diteliti.
ADVERTISEMENT
Reporter: Natashia Loi