Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Beras Lokal Mahal, Warga Jepang Ramai-ramai Borong Beras di Korea Selatan
30 April 2025 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Saat kita berkunjung ke suatu tempat, membawa pulang oleh-oleh rasanya sudah menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan. Mulai dari camilan khas, kerajinan tangan, hingga produk kecantikan lokal biasanya masuk dalam daftar belanja wisatawan. Tapi bagaimana jika oleh-oleh yang dibawa justru berupa beras?
ADVERTISEMENT
Pemandangan unik ini belakangan terlihat di Korea Selatan, di mana sejumlah warga Jepang kedapatan memborong beras dalam jumlah besar saat berkunjung ke Negeri Ginseng. Salah satu pengguna X bahkan membagikan pengalamannya membeli 4 kilogram beras putih dan 5 kilogram beras cokelat saat transit di Seoul sepulang liburan dari Filipina.
Alasannya karena harga beras di Jepang saat ini melonjak tinggi. Untuk 10 kilogram beras, warga Jepang harus merogoh kocek hingga 8.000 yen atau sekitar Rp 930 ribu. Sementara di Korea Selatan, jumlah yang sama hanya dihargai sekitar 3.000 yen atau Rp 349 ribu.
Karena beras termasuk produk pertanian yang diawasi ketat, pembelian dalam jumlah besar pun tidak bisa sembarangan. Setiap calon pembeli harus melewati prosedur karantina di Bandara Incheon dan mendapatkan sertifikat ekspor tanaman.
ADVERTISEMENT
Proses ini memakan waktu sekitar 30 menit. "(Membawa beras) rasanya seperti latihan otot,” tulis si pengguna X tersebut, dikutip dari South China Morning Post.
Ternyata, bukan cuma dia yang melakukannya. Menurut petugas karantina di bandara, jumlah surat karantina untuk ekspor beras ke Jepang melonjak drastis. Di bulan Maret saja, tercatat ada 119 surat diterbitkan, naik 20 kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.
Melonjaknya harga beras di Jepang memang tengah menjadi perhatian. Dibandingkan tahun lalu, harganya melonjak hingga 92%, level tertinggi sejak 1971. Penyebabnya pun beragam, mulai dari cuaca ekstrem yang merusak panen, panic buying pascagempa, hingga lonjakan konsumsi akibat banyaknya turis asing.
Situasi ini bikin warga Jepang mulai terbuka terhadap opsi beras impor, dan pertama kalinya dalam 25 tahun, Jepang kembali mengimpor beras dari Korea Selatan.
ADVERTISEMENT
Padahal, sebelumnya konsumen Jepang dikenal sangat selektif terhadap kualitas dan rasa beras impor. Dikutip dari Reuters, situasi saat ini sangat berbeda dibandingkan tahun 1993, ketika beras impor dari Thailand banyak ditolak oleh masyarakat dan akhirnya menumpuk tak terjual di supermarket.
Menurut kantor berita Yonhap, ekspor beras Korea Selatan ke Jepang diperkirakan akan mencapai level tertinggi sejak tahun 1990. Krisis ini juga membuka peluang ekspor baru bagi produsen beras dari Amerika Serikat.