Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Beras Mengandung Racun, Ilmuwan Temukan Cara Memasak Nasi yang Lebih Sehat
4 Februari 2021 18:56 WIB

ADVERTISEMENT
Beras dikenal sebagai makanan pokok khususnya bagi warga negara Asia. Namun, beberapa mungkin tidak tahu kalau beras dapat mengandung kadar arsenik atau racun berbahaya. Untungnya, para peneliti telah menemukan bahwa dengan metode berulang kali membilas beras menggunakan air panas, dapat menghilangkan kandungan arsenik dalam biji-bijian tersebut.
ADVERTISEMENT
Mengutip Science Daily, para peneliti di Queen's University Belfast telah menemukan cara untuk menurunkan kadar arsenik dalam nasi, yang dipublikasikan dalam jurnal PLOS ONE pada 2015. Mereka bereksperimen dan menemukan bahwa perkolator kopi sederhana dapat menghilangkan karsinogen, arsen anorganik, dari semua jenis beras; termasuk beras putih dan gandum utuh.
Lantas, mengapa beras bisa mengandung racun?
Proses menanam beras di sawah yang tergenang air, membuat biji-bijian ini mengandung lebih banyak arsen (yang secara alami terdapat dalam air dan tanah sebagai bagian dari senyawa anorganik). Dan, mengejutkannya, tingkat arsenik yang tinggi dalam makanan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan —kanker kandungan kemih dan paru-paru.
Andrew Meharg, profesor tanaman dan tanah di Queen's University Belfast, Inggris, bertanya-tanya apakah memasak beras dengan cara yang berbeda dapat membantu mengurangi risiko bahaya kesehatannya? Pasalnya, metode standar untuk membuat nasi (merebusnya dalam panci hingga menyerap semua cairan) dapat mengikat semua racun yang terkandung dalam beras dan air rebusan.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelitian sebelumnya, Meharg dan rekan-rekannya tahu bahwa kadar racun dapat diturunkan ketika beras dibilas secara menyeluruh, dan dimasak dengan air yang berlebihan. Maka dari itu, Meharg meningkat proporsi air untuk menghilangkan lebih banyak arsenik —dengan rasio 12:1 untuk air dan beras. Hasilnya menegaskan bahwa arsenik 'bergerak' dalam air, sehingga lebih mudah dihilangkan.
Mereka kemudian memasak nasi dengan peralatan yang menghasilkan uap panas —menggunakan perkolator kopi biasa dengan filter, yang memungkinkan air rebusan menetes dari nasi.
Alhasil, alat perkolasi kopi dapat menghilangkan sekitar setengah kandungan racun, dan peralatan laboratorium menghilangkan sekitar 60–70 persen. Dalam beberapa kasus, tingkat keberhasilan eksperimen ini bahkan bisa menghilangkan racun sebanyak 85 persen.
"Ini adalah terobosan yang menawarkan solusi langsung untuk mengurangi arsen anorganik dalam makanan,” ungkap Andy Meharg. "Dalam penelitian, kami memikirkan kembali metode memasak nasi untuk mengoptimalkan pembuangan arsen anorganik dan kami menemukan bahwa dengan menggunakan teknologi perkolasi, di mana air rebusan terus-menerus melewati beras dalam aliran yang konstan, kami dapat memaksimalkan pembuangan arsenik.”
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Meharg tidak mengharapkan orang untuk mulai memasak nasi dengan mesin kopi. Penelitian itu dapat menjadi dasar untuk mengembangkan konsep dan alat penanak nasi sederhana yang menurunkan konsentrasi arsenik. Semoga, para konsumen dapat segera memiliki teknologi ini di dapur mereka sendiri.
Namun sebelum itu terjadi, dalam program BBC "Trust Me, I'm a Doctor," Michael Mosley juga bertemu dengan professor Andy Meharg untuk membahas tips memasak nasi rendah kandungan racun arsenik, yang mungkin bisa kamu ikuti di rumah, sebagai berikut:
1. Rendam beras semalaman, ini akan membuka biji-bijian dan memungkinkan racun keluar.
2. Tiriskan beras dan bilas hingga bersih dengan air bersih.
3. Untuk setiap satu cup nasi tambahkan lima cup air dan masak sampai nasi empuk —jangan sampai nasi kering.
ADVERTISEMENT
4. Setelah itu, tiriskan beras dan bilas lagi dengan air panas untuk menghilangkan sisa air rebusan.
5. Sajikan nasi rendah racun, dengan cara sederhana di rumah!
Reporter: Natashia Loi