Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Bisa Picu Kematian, Ini Bahaya Meniup Makanan atau Minuman Panas
15 Februari 2023 9:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ya, makanan yang disajikan selagi panas atau hangat memang memiliki rasa yang lebih nikmat. Terlebih, asap mengebul dari mangkuk atau piring seakan mengajak kamu untuk segera menyantapnya.
Pertanyaannya, kamu punya kebiasaan meniup makanan saat panas? Sebaiknya mulai tinggalkan kebiasaan tersebut sekarang. Sebab, ada banyak bahaya yang mengintai.
Steemit melansir, meniup makanan atau minuman panas ternyata berbahaya buat kesehatan. Saat meniup makanan atau minuman tersebut, ternyata mengantarkan bakteri atau mikroorganisme yang ada di mulut ikut berpindah ke makanan atau minuman yang akan dikonsumsi.
Mikroorganisme ini biasanya berkumpul di sisa-sisa makanan yang belum dibersihkan. Ilmuwan makanan sekaligus profesor dari Clemson University, Paul Dawson, membuktikan bahwa ketika kita meniup makanan terdapat lebih banyak bakteri pada makanan tersebut.
ADVERTISEMENT
Ia membuktikannya pada kue ulang tahun yang lilinya ditiup dan tidak ditiup. Hasilnya, jumlah bakteri meningkat 1.400 persen atau 15 kali lipat lebih banyak pada permukaan kue ulang tahun yang lilinnya ditiup. Studi ini muncul dalam Journal of Food Research tahun 2012.
“Jumlah bakteri sangat bervariasi dari orang ke orang berdasarkan seberapa ceroboh seseorang ketika meniup lilin mereka, tetapi hal itu memang terjadi,” kata Dawson dikutip dari CNN.
"Saya tidak tahu kemungkinan hal ini terjadi, tetapi sebenarnya jika seseorang sakit, membawa penyakit, dan meniup kue ulang tahun, akan terjadi perpindahan bakteri,” tambahnya.
Meniup Makanan Panas Bisa Picu Kematian
Tak sampai di situ, meniup makanan panas ternyata bisa menyebabkan syok, koma, bahkan kematian. Ini dikarenakan ketika kita meniup makanan panas menggunakan karbon dioksida atau C2O, sedangkan makanan panas mengandung kadar air atau H2O yang tinggi.
ADVERTISEMENT
Pertemuan H20 (air) dari makanan dengan karbon dioksida atau CO2 yang dilepaskan dari mulut manusia akan menghasilkan asam karbonat (H2CO3).
Kondisi seperti itu dapat menyebabkan kadar asam dalam darah menjadi lebih tinggi dari batas yang seharusnya. Ketika asam dalam tubuh meningkat, pH darah bisa menurun yang dapat menyebabkan organ tubuhmu membutuhkan napas yang lebih dalam, dan cepat untuk mengurangi tingkat karbon dioksida dalam tubuh.
Selain itu, ginjalmu juga akan berusaha menurunkan asam melalui urine. Akibatnya, tubuhmu akan mengalami gejala mual, lelah, atau bingung. Lebih buruk lagi, itu bisa membuat tekanan darah menurun, menyebabkan syok, bahkan kematian.
Hal tersebut telah terbukti dalam jurnal ilmiah berjudul "Takhrij and Syarah Hadith of Chemistry: The Prohibition of Blowing Hot Food and Drink in the View of Islam and Science" karya Siti Hamidatul Khairah, Dadang Kahmad Jurusan Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung.
ADVERTISEMENT
Jurnal yang diterbitkan tahun 2021 tersebut melarang seseorang meniup makanan dan minuman karena dapat menyebabkan asidosis; atau sebuah kondisi yang terjadi ketika kadar asam di dalam tubuh sangat tinggi.
Semakin tinggi kandungan asam karbonat pada darah, semakin asam darah tersebut. Karena itu, disarankan untuk tidak meniup minuman panas atau makanan.