Budaya Sarapan Malaysia Ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

10 Desember 2024 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi budaya sarapan Malaysia mencangkup nasi lemak, roti canai hingga teh tarik. Foto: Hafizussalam bin Sulaiman/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi budaya sarapan Malaysia mencangkup nasi lemak, roti canai hingga teh tarik. Foto: Hafizussalam bin Sulaiman/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Pelancongan, Seni dan Budaya Malaysia (MOTAC) mengumumkan melalui surat pernyataannya, Kamis (5/12), bahwa budaya sarapan Malaysia masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman resmi UNESCO, tertulis bahwa budaya sarapan di Malaysia memainkan peran penting di antara masyarakatnya yang multietnis. Budaya ini berpusat pada makanan yang dihidangkan dan menghabiskan waktu bersama untuk sarapan pagi.
Disebutkan pula, budaya sarapan di Negeri Jiran tersebut sudah diwariskan dari generasi ke generasi untuk menjaga kesinambungan kuliner lokal. Pada praktiknya, masyarakat Malaysia kerap menyantap sarapan dengan menu makanan tradisional seperti nasi lemak, roti canai, hingga minuman teh tarik.
Kebiasaan ini bahkan dijalankan mulai dari masyarakat di kota hingga di pedesaan. Suku Melayu, Tionghoa, India, dan kelompok etnis lain di seluruh Malaysia merupakan produsen sekaligus pengunjung atau pengonsumsi yang terlibat aktif dalam praktik kebudayaan ini.
Dilansir Says, badan evaluasi menyimpulkan bahwa budaya sarapan khas Malaysia memenuhi semua kriteria UNESCO. Budaya sarapan di Malaysia mencerminkan keberagaman, keharmonisan, inklusivitas, dan penerimaan bangsa di antara masyarakat multietnisnya.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi budaya sarapan Malaysia mencangkup nasi lemak, roti canai hingga teh tarik. Foto: ThamKC/Shutterstock
"Ini adalah elemen Warisan Budaya Tak Benda yang selaras dengan kriteria UNESCO, sehingga mendorong hubungan sosial dan menunjukkan kekuatan Malaysia sebagai negara multiras," tambah MOTAC.
MOTAC lebih lanjut mengungkapkan pihaknya sudah mendaftarkan budaya sarapan Malaysia sejak Maret 2023. Namun akhirnya, baru ditetapkan menjelang akhir tahun 2024.
Budaya sarapan Malaysia sendiri diumumkan sebagai warisan UNESCO oleh Komite Antarpemerintah untuk Perlindungan Warisan Budaya Tak Benda di Paraguay.
Pengumuman ini juga bersamaan dengan ditetapkannya kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Pengakuan kebaya tersebut merupakan hasil pengajuan bersama oleh beberapa negara seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura, dan Thailand.
Sementara, sebelumnya, beberapa budaya lain khas Malaysia; seperti Teater Mak Yong (2005), Dondang Sayang (2018), Silat (2019), Upacara Ong Chun/Wangchuan/Wangkang (nominasi bersama dengan Tiongkok, 2020), Pantun (nominasi bersama dengan Indonesia, 2020), Songket (2021), dan Mek Mulung (2023) juga telah ditetapkan sebagai warisan UNESCO.
ADVERTISEMENT