Budaya Tempe Diusulkan Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

5 Juni 2024 10:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Ilustrasi tempe. Foto: Daniel Pawer/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tempe. Foto: Daniel Pawer/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Forum Tempe Indonesia melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) resmi mengusulkan Budaya Tempe untuk masuk dalam kategori Daftar Representatif Warisan Budaya Tak Benda untuk kemanusiaan UNESCO.
ADVERTISEMENT
Mengutip Antara, pengajuan sudah dilaksanakan sejak Maret 2024 lalu, dan sedang dalam proses menunggu untuk kemudian mendapat pembahasan selanjutnya oleh Sekretariat Konvensi 2003 UNESCO.
"Kami optimis Budaya Tempe ini akan menambah daftar Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia yang ada di UNESCO. Kita berdoa semoga dengan masuknya Budaya Tempe dalam daftar UNESCO ini dapat terus memberikan manfaat bukan hanya bagi masyarakat Indonesia tapi dunia," ujar Direktur Pelindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek Judi Wajudin dalam siaran resmi yang seperti dikutip dari Antara, Jumat (30/5).
Pembina Forum Tempe Indonesia Made Astawan menjelaskan bahwa tempe kini bukan hanya bisa ditemukan di Indonesia melainkan di 27 negara. Ini karena, tempe bukan hanya menawarkan cita rasa khas tetapi juga menjadi pilihan makanan sehat.
Pekerja membuat tempe di sentra perajin tempe Sanan, Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2021). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
Proses fermentasi tempe yang unik juga menjadi nilai tambah tersendiri. Keunggulan tempe kemudian dipopulerkan oleh banyak orang melalui diaspora di luar negeri hingga berbagai penelitian ilmiah di dunia.
ADVERTISEMENT
Tempe sudah menjadi makanan tradisional masyarakat Indonesia sejak lama, hal ini terbukti dari ditemukannya bukti tempe tertulis dalam Serat Centhini. Kemudian, tempe juga tertulis dalam banyak buku kesustraan Jawa. Diketahui, tempe menjadi bagian dari kuliner masyarakat lokal sejak abad ke-16.
Budaya tempe dan menempe (membuat tempe) bahkan sudah dilakukan sejak lama. Bahan dan cara membuat tempe yang sederhana membuat makanan ini menjadi pilihan pangan murah-meriah dan bergizi. Tempe juga disebut sebagai salah satu superfood.
Keunggulan tempe inilah yang membuat banyak orang semakin yakin untuk mendaftarkannya menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Misalnya, pada 2017 lalu, para inisiator berhasil mendaftarkan Tempe Jawa Tengah sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia dengan nomor registrasi 201700525 di Kemendikbudristek.
ADVERTISEMENT
Bahkan Indonesia telah menetapkan 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional. “Tanggal 6 Juni telah disepakati oleh pemangku kepentingan terkait tempe untuk dijadikan sebagai Hari Tempe Nasional, walaupun secara resmi Pemerintah belum menetapkan secara formal, namun kami para pecinta Tempe dan pengrajin sudah sejak beberapa tahun lalu menjadikan tanggal 6 Juni sebagai Hari Tempe Nasional," kata Ketua Forum Tempe Indonesia Muslimatun.
Muslimatun menambahkan, pentingnya kita merayakan momen untuk mengapresiasi tempe sebagai temuan nenek moyang bangsa. Sehingga makanan Indonesia ini perlu terus dilestarikan dan diwariskan sebagai pangan sehat lokal.
Tahun ini, Forum Tempe Indonesia akan mengadakan Puncak Perayaan Hari Tempe Nasional di Kota Balikpapan. Perayaan akan dipusatkan di Sentra Industri Kecil Somber (SIKS), di area tersebut terdapat lebih dari seratus perajin tempe dan tahu.
ADVERTISEMENT
"Tahun ini tema perayaan Hari Tempe mengambil tema 'Tempe: Pangan Generasi Emas Indonesia’. Kami berharap tempe semakin dihargai bukan karena tempe merupakan pangan yang murah dan mudah didapat, tapi diharapkan masyarakat semakin mengetahui manfaat dan kandungan superfood ini," pungkas Sekretaris Jenderal Forum Tempe Indonesia Muhammad Ridha.