Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Bukan Digoreng, Ini Cara yang Tepat Mengolah Kacang Tanah
13 Mei 2018 15:23 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Menjadi salah satu bahan makanan yang mudah ditemukan di Indonesia, kacang tanah kerap diolah menjadi berbagai hidangan mulai dari saus kacang, selai, hingga campuran dessert dan minuman. Bahkan, kacang tanah juga sering disajikan sebagai camilan saat hari besar seperti saat Hari Raya Idul Fitri.
ADVERTISEMENT
Selain lezat, salah satu kelebihan kacang tanah terletak pada kandungan nutrisinya yang melimpah. Di dalam segenggam kacang tanah terkandung lemak tak jenuh, protein, dan serat yang baik untuk pencernaan. Tak heran, banyak orang khususnya kaum Hawa yang memanfaatkan kacang tanah sebagai menu diet.
Meski terbilang mudah diolah menjadi berbagai sajian lezat, ternyata diperlukan teknik khusus untuk memilih dan mengolah kacang tanah agar lebih nikmat saat disantap. Selain meningkatkan cita rasa, proses pengolahan yang benar juga dapat melindungi nutrisi kacang tanah dari kerusakan.
Menurut Petty Elliot, chef asal Manado yang telah malang melintang di industri kuliner internasional, salah satu trik mudah untuk memilih kacang berkualitas adalah memperhatikan tampilan fisik serta teksturnya. Kacang tanah yang segar umumnya memiliki tampilan biji yang gemuk dan tak ada noda di permukaannya.
ADVERTISEMENT
“Kacang kalau ada warna coklat atau kadang hitam pasti sudah enggak bagus. Kacang yang sudah menciut terus ada warna coklat-coklat kehitaman pasti sudah tua dan enggak fresh,” terangnya kepada kumparanFOOD melalui sambungan telepon, Sabtu (12/5).
Selain tampilan bijinya, warna dan tekstur kulit juga dapat menjadi tolak ukur kualitas kacang tanah. Chef satu ini juga menyebutkan, meski kulitnya terlihat bersih, sebelum membeli kacang tanah hendaknya memeriksa dengan teliti bercak di permukaan kulitnya. Bercak tersebut menandakan bahwa kacang tanah telah disimpan dalam waktu lama dan cenderung agak busuk, sehingga akan menghasilkan rasa pahit pada sajian.
Tak hanya pemilihan kacang yang harus diperhatikan, pengolahannya pun perlu diperhatikan agar kelezatan dan nutrisi di dalam kacang tanah tidak hilang atau rusak. Menurut chef Petty, salah satu trik pengolahan kacang yang paling sehat adalah dengan cara dipanggang atau disangrai.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, banyak orang yang kerap mengolah kacang tanah dengan cara digoreng. Padahal, menggoreng kacang hanya akan membuat kandungan nutrisinya hilang. Proses menggoreng kacang tanah dengan banyak minyak juga membuat kacang lebih mudah tengik bila disimpan terlalu lama.
“Saya cenderung menyangrai kacang sampai kecoklatan. Disangrai bisa seminggu dua minggu disimpan dalam toples tetap renyah,” ujar chef Petty.
Sejalan dengan chef Petty, dr. Jovita Amelia, SP. GK, dokter spesialis gizi menjelaskan bahwa memanggang kacang dapat menjadi salah satu cara pengolahan paling sehat untuk mempertahankan nutrisi di dalamnya.
“Supaya kandungan nutrisinya tidak hilang, dipanggang saja pakai suhu low sampai medium. Kalau digoreng, ada tambahan minyak yang dapat menjadi trans fat (lemak trans),” jelasnya kepada kumparanFOOD.
ADVERTISEMENT
Yang paling penting adalah pastikan bahwa kacang tanah benar-benar bersih sebelum dimasak. Dr. Jovita menyarankan untuk mencuci kacang tanah hingga benar-benar bersih dari kotoran atau bakteri jahat yang dapat mengganggu kesehatan, khususnya pada saluran pencernaan.
Dan, untuk menambah cita rasa kacang tanah, penambahan bumbu seperti garam bisa dilakukan selama jumlah garam yang digunakan masih sesuai batas yang disarankan. Penambahan garam yang berlebihan, selain membuat cita rasa kacang menjadi kurang sedap, juga akan berpengaruh pada kenaikan tekanan darah.
“Tambahan bumbu yang terlalu asin efeknya nggak bagus terutama pada penderita hipertensi. Apalagi, saat puasa tidak disarankan mengkonsumsi makanan asin karena menyebabkan dehidrasi. Jadi ditambah garam boleh, asal jangan berlebihan,” tutup dr. Jovita.
ADVERTISEMENT