Burjo ala Kuningan vs Madura, Apa Perbedaannya?

24 Desember 2022 13:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kedai bubur kacang ijo khas Madura Cak Mus, Sunter Jaya, Jakarta, Kamis (22/12).  Foto: Monika Febriana/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kedai bubur kacang ijo khas Madura Cak Mus, Sunter Jaya, Jakarta, Kamis (22/12). Foto: Monika Febriana/kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah mengulik sejarah burjo, ternyata makanan yang berbahan dasar kacang hijau ini memiliki perbedaan di setiap daerah. Dua daerah yang terkenal sebagai kota burjo favorit, adalah Kuningan dan Madura. Lantas apa yang membedakan burjo dari kedua daerah ini?
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki bahan baku yang sama, yaitu kacang hijau; rupanya baik burjo dari Kuningan dan Madura memiliki keunikan masing-masing.
Untuk mengetahui perbedaan antara kedua makanan tradisional ini, tim kumparanFOOD mencoba mewawancarai kedua pedagang burjo. Pertama ada Enco Carsa (46) pemilik Bubur Kacang Ijo Kuningan. Lalu, ada Mustain dan Azizah (27) yang memiliki usaha Bubur Kacang Ijo Khas Madura Cak Mus.
Buat kamu yang penasaran akan perbedaan kedua bubur daerah ini. Berikut beberapa perbedaan burjo Kuningan dan Madura. Penasaran apa saja? Yuk, simak selengkapnya di bawah ini!

1. Cara mengolah burjo

Suasana warung burjo khas Kuningan Jawa Barat berjualan di daerah Tambora, Jakarta. Foto: Monika Febriana/kumparan
Kalau kamu perhatikan secara saksama, terdapat perbedaan yang jelas antara burjo ala Kuningan dan Madura. Untuk burjo Kuningan, biasanya pedagang akan memasak kacang hijau sampai kacangnya pecah.
ADVERTISEMENT
“Kalau bubur kacang ijo kuningan kayaknya pecah gitu, ya. Sampai pecah baru digulai. Kalau yang lain kayaknya apa itu, ya dikukus kali, ya dan tidak sampai pecah kalau yang Madura,” ujar Enco.
Lain halnya dengan burjo Madura, Mustain atau yang akrab disapa Cak Mus menuturkan kalau baik kacang hijau maupun ketan tidak dimasak hingga pecah.
Cuman yang membedakan kacangnya kalau kita kan tidak hancur. Kalau ketan juga tidak hancur dan tidak lembek. Kalau Kuningan biasanya lembek,” kaya Cak Mus

2. Penggunaan santan

Burjo khas Madura Cak Mus, Sunter Jaya, Jakarta, Kamis (22/12). Foto: Monika Febriana/kumparan
Santan dalam burjo menjadi salah satu komponen yang tidak boleh dilewatkan. Kalau burjo Kuningan umumnya santan dipisah dengan bubur. Sementara burjo Madura, santan langsung diolah bersamaan dengan bubur. Jadi tidak dipisah, ya!
ADVERTISEMENT
“Kalau bubur Madura itu santannya kita langsung dijadiin satu. Jadi kalau pelanggan beli, ya enggak bisa dipisah santannya. Kan kalau Kuningan dipisah, kalau bubur Madura rata semua. Kalau enggak disatuin bukan Madura namanya,” jelas Cak Mus

3. Topping yang digunakan

Burjo khas Madura Cak Mus, Sunter Jaya, Jakarta, Kamis (22/12). Foto: Monika Febriana/kumparan
Hal lain yang membedakan bubur manis khas Indonesia ini adalah pemilihan topping di dalamnya. Burjo asal Kuningan biasanya lebih sederhana dengan topping yang terdiri dari bubur kacang hijau, ketan hitam, dan santan.
Sementara itu, burjo Madura hadir dengan tambahan topping berupa pilihan ketan yang terdiri dari ketan hitam dan putih. Tidak ketinggalan potongan roti tawar yang disajikan bersamaan dengan hidangan ini.
“Ketan sama roti. Ada ketan putih sama ketan hitam. Kalau saya pakainya ketan hitam saja, enggak pakai ketan putih,” jelas Cak Mus.
ADVERTISEMENT

4. Perbedaan rasa burjo

Burjo khas Madura Cak Mus, Sunter Jaya, Jakarta, Kamis (22/12). Foto: Monika Febriana/kumparan
Meskipun memiliki bahan baku yang hampir sama, namun jika dinikmati secara saksama, kedua bubur ini masing-masing memiliki rasa yang khas. Untuk burjo Kuningan memiliki rasa yang lebih manis dengan tekstur lembut lantaran memasak kacang hijau hingga pecah. Sementara itu, burjo Madura memiliki rasa yang lebih gurih dari santan dan kacangnya masih sedikit renyah.
“Lebih gurih. Soalnya santannya enggak bening. Jadi santannya agak kentel, gurih. Baunya juga beda,” jelas Azizah.

5. Waktu bersantap

Burjo khas Kuningan Jawa Barat berjualan di daerah Tambora, Jakarta. Foto: Monika Febriana/kumparan
Untuk waktu bersantap pun, hidangan manis nan mengenyangkan ini memiliki jamnya masing-masing. Burjo Kuningan biasanya bisa disantap 24 jam seperti usaha yang didirikan oleh Enco ini. Kamu pun bisa menemukan burjo khas Kuningan di pagi, siang, maupun sore hari.
ADVERTISEMENT
Lain halnya dengan burjo Madura yang hanya buka pada saat sore hingga malam hari saja. Menurut Cak Mus, hal tersebut merupakan sebuah tradisi kalau burjo Madura tidak ada yang buka di pagi hari.
“Iya, enggak ada bubur Madura bukanya pagi. Kebanyakan, sih sore dari jam 4 atau jam 5,” kata Cak Mus.

6. Menu lain yang disajikan di warung burjo

Suasana warung bubur kacang ijo khas Kuningan Jawa Barat berjualan di daerah Tambora, Jakarta. Foto: Monika Febriana/kumparan
Perbedaan mencolok lainnya adalah menu yang disajikan. Biasanya pedagang burjo Kuningan menjajakan dagangannya menggunakan gerobak ataupun berdampingan dengan warmindo.
Sementara itu, untuk burjo Madura biasanya dijajakan dengan menu bubur khas Madura lainnya. Seperti es bubur kacang hijau dengan tambahan sirup manis. Tentunya, tak menjual menu lain selain bubur.
“Kalau di kampung mah enggak. Ada yang keliling jual kacang hijau khusus. Kalau saya di sini sama warkop biar gedean,” ujar Enco.
ADVERTISEMENT
Nah, itulah perbedaan burjo ala Kuningan dan Madura, namun kalau kamu lebih suka yang mana, nih?
Reporter: Monika Febriana