Catat! Ini Efek Samping Terlalu Sering Mengonsumsi Makanan Kaleng

5 November 2020 11:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi makanan kaleng - NOT COV Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi makanan kaleng - NOT COV Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat pandemi, banyak orang yang menyimpan makanan kaleng karena dinilai dapat bertahan lebih lama. Keunggulan lainnya, mengolah makanan kaleng lebih praktis tak memakan banyak waktu. Sayangnya, mengutip Eat This, kebiasaan mengonsumsi makanan kalengan tanpa dibarengi bahan pangan segar dapat berdampak pada tubuh.
ADVERTISEMENT
Makanan kalengan seringkali mengandung lebih banyak natrium dan pengawet lain untuk menjaga umur simpan. Konsumsi yang berlebihan atau kebiasaan makan dengan kandungan tersebut, kemungkinan dapat mengganggu kesehatan.
"Terlalu banyak natrium dapat memberi efek negatif pada tekanan darah dan kondisi terkait jantung lainnya. Hal tersebut juga dapat menyebabkan retensi air —yang dapat menyebabkan pembengkakan," kata Arielle Kestenbaum, RD, CDN.
Ilustrasi makanan kaleng Foto: dok.shutterstock
Beberapa kekhawatiran lain terkait dengan rumor bahwa makanan kaleng tercemar BPA. Faktanya, Arielle mengungkapkan sekitar 10 persen makanan kalengan masih memiliki lapisan yang mengandung bahan kimia, dan jika dicerna secara teratur, maka dapat dikaitkan dengan peningkatan tekanan darah; bahkan dapat meningkatkan risiko kanker.
Untuk konsumsi yang aman, pastikan makanan kaleng tersebut dengan jelas menyatakan bahwa mereka BPA-free atau bebas BPA.
ADVERTISEMENT

Pilihan makanan segar, buah, dan sayuran terbaik

Nilai gizi makanan segar, buah dan sayuran, ternyata tidak dapat dinilai dari bentuk pengemasannya. Bentuk kalengan tidak selalu mengurangi gizi dari produk segar tersebut.
“Sebagian besar tidak ada perbedaan nyata nilai gizi dari buah dan sayuran kalengan dengan buah dan sayuran segar. Hal yang membedakan keduanya, hanya, bahan-bahan perasa atau pengawet ,apa yang ditambahkan dalam makanan kaleng," kata Arielle.
Ilustrasi makanan kaleng Foto: dok.shutterstock
Banyak produk buah kalengan disimpan dalam air sirup —yang tentunya mengandung gula berlebih. Sedangkan, masalah garam berlebih juga terdapat pada produk sayuran kaleng. Maka dari itu, sangat penting untuk mengurangi kadar natrium; bisa dengan memilih opsi lain atau membilas sayuran sebelum dikonsumsi.
Melihat hal tersebut, pilihan untuk membekukan makanan juga menjadi jalan keluar lain. Dengan waktu simpan yang lebih lama dari makanan segar, produk beku dapat menjadi pengganti bahan pangan kalengan. Buah dan sayuran beku cenderung tidak mengandung bahan pengawet dan seringkali terasa lebih segar daripada kalengan.
ADVERTISEMENT
"Buah-buahan kalengan, sayuran cenderung kehilangan sebagian nilai nutrisinya karena panas yang mereka tanggung selama proses pengalengan. Meski begitu, banyak buah dan sayuran kalengan masih kaya nutrisi, " tutupnya.
Pada akhirnya, pola makan dengan mengonsumsi buah dan sayuran lebih baik daripada tidak sama sekali; baik itu bentuk segar, kalengan, ataupun beku.
Reporter: Natashia Loi