Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Catat! Ini Pola Makan dan Diet yang Bisa Meningkatkan Risiko Kanker
17 Juni 2021 8:57 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sudah bukan rahasia, kalau pola makan atau diet menjadi salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya risiko penyakit berbahaya. Terutama, pola makan yang sembarangan mampu mendatangkan penyakit mematikan, seperti kanker.
ADVERTISEMENT
Mengutip Medical News Today, ada beberapa pilihan makanan yang memang tak layak atau mampu meningkatkan risiko kanker. Pada tahun 1960-an, beberapa ahli meneliti hubungan antara pola diet dan penyakit kanker. Nyatanya, kebanyakan hasil studi menunjukkan bila makanan tertentu tidak cocok dikonsumsi meski sedang diet. Sebab, akan membawa kerugian besar pada tubuh.
Nah, untuk mengulik lebih lanjut, kumparan telah merangkum jenis makanan sampai pola diet yang harus dihindari. Lantaran kebiasaan makan seperti ini bisa meningkatkan risiko kanker.
1. Pola makan daging merah dan daging olahan
Ahli kesehatan meyakini kalau jenis kanker tertentu, dapat disebabkan karena asupan daging merah atau daging olahan. Penelitian International Journal of Cancer tahun 2018, menemukan bahwa asupan daging olahan sebanyak 60 gram sehari, serta 150 gram asupan daging merah dalam sehari; mampu meningkatkan risiko kanker usus besar sebanyak 20 persen.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, melalui Nutrients Journal 2019, juga mengungkapkan kalau diet tinggi daging olahan maupun merah bisa menimbulkan risiko kanker perut. Selain itu, dampak dari pola diet ini turut meningkatkan gejala penyakit kanker lainnya. Seperti dalam penelitian International Journal of Cancer 2018, dijelaskan bahwa makanan tersebut bisa membuat seseorang terkena kanker payudara.
Ini semua ditimbulkan karena adanya senyawa yang terbentuk selama proses memasak daging. Menurut CHIMIA International Journal for Chemistry 2018, memasak daging dengan suhu tinggi berpotensi menumbuhkan sel kanker dalam tubuh. Zat besi dalam daging juga memungkinkan kalau makanan itu punya efek toksik.
2. Makanan ultra proses
Makanan yang diproses secara ultra umumnya banyak menyerap bahan kimia industri. Penelitian Nutrients Journal 2020, menyebutkan bahwa bahan itu terdiri dari isolat protein, minyak hidrogenasi, fruktosa tinggi, sampai pemanis buatan.
ADVERTISEMENT
Contoh makannya, ada pizza beku, makanan ringan, sereal, permen, sampai daging yang sudah dilarutkan. Studi British Medical Journal tahun 2018, menemukan kalau 105.000 orang yang konsumsi asupan ultra olahan, memiliki hubungan dengan potensi terkenanya penyakit kanker sebanyak 12 persen.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan British Medical Journal, makanan dengan proses ultra kaya akan lemak jenuh dan garam, namun rendah kandungan nutrisi, mineral, maupun vitamin. Tak hanya itu, senyawa karsinogenik juga terkandung di dalam makanan praktis ini.
3. Diet dengan kadar garam tinggi
Diet atau pola makan tinggi garam berpotensi menimbulkan gejala kanker perut. Dalam studi Jurnal Cellular and Molecular Gastroenterology and Hepatology tahun 2016, menjelaskan kalau asupan tinggi garam akan meningkatkan risiko infeksi bakteri tertentu. Semacam bakteri Helicobacteria pylori. Bakteri tersebut secara signifikan telah memperparah gejala kanker perut.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, penelitian terdahulu dari International Agency for Research on Cancer, Lyon, France (1991), menyebutkan kalau memang makanan tinggi garam menyebabkan produksi senyawa NOC. Senyawa tersebut merupakan cikal bakal tumbuhnya sel kanker perut.
4. Minuman panas
Bukan hanya makanan saja. Nyatanya, minuman bersuhu lebih dari 65 derajat celsius, juga berpotensi menimbulkan penyakit kanker. Jurnal BMC Cancer 2015, pernah menyatakan kalau minuman panas memiliki hubungan dengan peningkatan risiko kanker kerongkongan.
Seseorang yang lebih sering menenggak minuman panas hingga sangat panas, lebih rentan terkena risiko kanker. Sementara, mereka yang minum di suhu normal, seperti hangat atau dingin, tidak terlalu berisiko akan penyakit mematikan tersebut.
Tingginya risiko yang didapatkan melalui pola makan tersebut, tentunya membuat kita harus lebih berhati-hati dalam memilih makanan. Kendati, bila kalian masih ingin melakukan diet sehat, coba terapkan pola makan tinggi buah, sayuran, dan makanan nabati. Sebab, menurut Food and Function Journal tahun 2019, memberi perlindungan terhadap sel kanker, supaya tak semakin berkembang dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Reporter: Balqis Tsabita Azkiya