Cerita dari Warung Sate Babi 'Kaki Lima' di Bali

23 April 2025 13:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sate daging babi kaki lima di Kota Denpasar. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sate daging babi kaki lima di Kota Denpasar. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
ADVERTISEMENT
Aroma sedap panggangan sate (satai) daging babi di bawah pohon Jalan Merdeka, Kota Denpasar, Bali, tak jarang membuat pejalan kaki atau pengendara motor menelan ludah.
ADVERTISEMENT
Dagingnya terasa gurih, sedikit manis, dan memiliki tekstur empuk walau dijual di kaki lima. Hal ini diamini oleh Tian Darfiano (38 tahun).
Menurutnya, tekstur daging, rasa rempah, dan sambal menyatu membuat mulut enggan berhenti mengunyah. Sate babi ini menjadi salah satu makanan pinggir jalan favoritnya.
"Salah satu makanan pinggir jalan yang layak dicoba ya sate daging babi di sini. Rasanya enak, dagingnya lembut, sambal pedas dan harganya juga terjangkau," katanya kepada kumparan, Rabu (23/4).
Tian yang bekerja di bidang media kreatif ini biasanya membeli sate saat lapar menyerang di sore hari. Baginya, makan sate paling nikmat antara pukul 15.00 WITA hingga pukul 17.00 WITA.
"Jam segitu udara enggak begitu panas. Makan sambil melihat orang atau kendaraan lalu lalang juga punya kenikmatan sendiri," katanya.
Sate daging babi kaki lima di Kota Denpasar. Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Sementara itu, si penjual sate bernama Putu Wira (24) terlihat tak begitu banyak berinteraksi dengan pelanggan. Dia duduk serius di bangku kayu kecil sibuk mengibaskan kipas bambu di tungku api, memanggang daging sate.
ADVERTISEMENT
Dalam sehari, Putu bisa menjual 600-700 tusuk sate. Sebelum dipanggang, tusukan sate babi ini terlebih dahulu dicelupkan ke dalam wadah yang berisi bumbu rempah khas Bali.
Setelah matang, sate babi ini disajikan dengan beberapa potongan tipat (lontong) dan sambal khas Bali sesuai permintaan pelanggan.
"Kalau pas ramai biasanya 600 sampai 700 tusuk sate yang laku," katanya mencuri waktu berbicara sambil mengibas sate.
Putu mengaku tak ada bumbu rahasia untuk melumuri sate ini. Ia hanya mengunakan bumbu rempah khas Bali, atau biasa dikenal base genep.

Harga Rp 25 Ribu

Untuk menikmati sate babi ini, pelanggan hanya merogoh kocek Rp 25 ribu per porsi. Pelanggan dapat menikmati delapan tusuk sate dan beberapa potong tipat.
ADVERTISEMENT
Warung sate babi buka setiap hari mulai jam 09.00 WITA hingga 18.00 WITA.
Sate daging babi ini tak cuma dibeli warga lokal, Putu mengaku sate daging babi ini dipesan oleh para wisatawan domestik sebagai oleh-oleh. Sambal dan lontongnya dibungkus terpisah.
Dia menyarankan daging sate ini dikonsumsi tak lebih dari satu hari agar tak basi.
"Ada pesan yang sudah matang. Ada juga yang pesan yang belum matang tetapi lengkap dengan bumbunya," kata dia.