Cerita Raline Shah Sebarkan Kebiasaan Hidup Positif Lewat Bisnis Kopi

19 September 2019 15:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raline Shah, Co-founder Kisaku. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Raline Shah, Co-founder Kisaku. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Melihat deretan kedai kopi sudah jadi pemandangan yang biasa, apalagi di kota besar seperti Jakarta. Tak bisa dipungkiri, kopi sudah jadi bagian tak terpisahkan dari aktivitas sehari-hari masyarakat modern saat ini.
ADVERTISEMENT
Makna kedai kopi pun kini mulai bergeser. Dulu kedai kopi ya sekedar untuk istirahat sejenak sambil menyesap secangkir kopi. Pelanggannya pun didominasi laki-laki paruh baya.
Sekarang, kedai kopi jadi salah satu tempat favorit yang selalu penuh dijejali anak muda. Tak hanya tempat minum kopi, kedai kopi juga menjelma jadi tempat untuk menenangkan diri, bahkan mencari inspirasi.
Dua hal inilah yang coba digabungkan oleh aktris Indonesia, Raline Shah, di kedai kopinya. Tempat yang hangat dan tenang, serta kopi berkualitas.
Ya, pemeran Riani di film 5 Cm ini baru-baru ini baru saja membuka kedai kopi perdananya di kawasan Senopati, Jakarta Selatan. Kisaku adalah nama kedai yang dirintis Raline bersama adik dan tiga sahabat dekatnya.
ADVERTISEMENT
"Kisaku artinya friendly, positif, tulus, genuine, ramah, kehangatan. Secara visual kita coba buat tempat ini senyaman mungkin," ungkap Raline saat pembukaan Kisaku kepada kumparan (12/9).
Raline Shah, Co-founder Kisaku. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Menilik dari luar saja, konsep kedai kopi yang disajikan memang agak berbeda. Kental dengan nuansa ala Negeri Sakura, lengkap dengan dekorasi serba kayu khas rumah tradisional Jepang.
Tak sekadar menyalurkan hobi, ternyata aktris kelahiran 1985 ini punya 'misi' khusus yang melatarbelakangi berdirinya Kisaku. Raline Shah pun tak ragu membagikan kisahnya banting stir ke industri kopi kepada kumparan.
Berawal dari hobi ngopi bersama sahabat
Raline Shah (tengah), Co-founder Kisaku. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
"Awalnya kita ini berlima pecinta kopi sejati dan kita suka ngumpul bareng ngopi. Ternyata kita punya knowledge dan ilmu pengetahuan yang banyak tentang kopi, kenapa nggak kita bikin kafe sendiri?" ujar Raline antusias saat menceritakan awal berdirinya Kisaku.
ADVERTISEMENT
Kualitas jadi salah satu hal terpenting yang selalu Raline perhatikan saat memilih kopi. "Sejujurnya saya kalau minum kopi cuma satu sehari saja di pagi hari. Makanya kualitasnya harus oke," tambahnya.
Meskipun mencari kedai kopi bukanlah hal sulit, menurutnya menemukan kopi berkualitas dengan harga terjangkau masih jadi hal yang cukup sulit. Terutama untuk kedai kopi berkonsep third wave coffee. Sekilas tentang third wave coffee, penikmat 'gelombang ketiga' kopi ini biasanya lebih peduli pada proses pengelolaan dari biji hingga disajikan di meja konsumen.
"Third wave (coffee) ini kan lebih kaya perjalanan kopi itu sendiri. Mulai dari dipanen hingga diproses. Kita tahu bijinya dari mana, sustainable apa tidak bisnis itu, berkontribusi ke daerah apa tidak, proses pembuatannya, penyeduhannya, kualitas kopinya bagaimana?" jelas perempuan berdarah Medan ini.
ADVERTISEMENT
Sedangkan di luar negeri, konsep kedai third wave coffee justru semakin meningkat. Berbekal inilah, Raline Shah pun mengaku jadi semakin berani dan pede mengembangkan Kisaku.
Makna di balik konsep Zen di Kedai Kisaku
Suasana di Kisaku. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Zen sebenarnya adalah konsep filsafat Buddha yang bertujuan mendapatkan kedamaian melalui meditasi. Konsep yang biasa dijumpai di rumah tradisional Jepang inilah yang diadaptasi ke dalam Kisaku.
"Kisaku itu inspirasi dari Bahasa Jepang artinya hangat, apa adanya, friendly, dengan niat yang baik. Itu kan sifat-sifat spiritual yang ada di semua agama," ungkap Raline. "Kita juga punya konsep yang zen, jadi orang bisa nyaman, tenang, dengan warna-warna alami, sentuhan kayu yang bikin tempatnya lebih hangat," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Konsep Zen terasa semakin kental dengan adanya logo dan ornamen menyerupai bangau berkaki tiga atau Yatagarasu. Dalam penjelasannya, burung dalam legenda Jepang ini merupakan simbol keberuntungan dan campur tangan Tuhan dalam kehidupan manusia.
Tak hanya mempercantik kafe, mantan finalis Puteri Indonesia 2008 ini mengaku Kisaku merupakan media untuk menyebarkan pengaruh positif. Apalagi bisingnya Jakarta yang seakan tidak pernah tidur bisa meningkatkan rasa stres.
Raline Shah: 'Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung'
Raline Shah, Co-founder Kisaku. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Perempuan yang juga berprofesi sebagai model ini mempercayai bahwa setiap perbuatan harus dilakukan dengan penuh tanggungjawab. "Aku percaya dengan pepatah, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya dimana kita berada, di situ juga kita harus ada tanggungjawab moral untuk memperbaiki atau memperindah lingkungan kita,"
ADVERTISEMENT
"Kita benar-benar menjalani ini sebagai spiritual journey kita juga, biar pun kita di dunia, kita percaya bahwa ada sesuatu di luar kita yang merencanakan semuanya. Dan kita ingin share semua hal-hal baik tentang kopi,"
Peribahasa itulah yang makin mendorong Raline untuk melakukan berbagai kegiatan positif. Salah satunya bekerjasama dengan pemerintah daerah setempat untuk mempercantik lingkungan sekitar Kisaku.
Raline berharap kafenya bisa menjadi tempat untuk menenangkan diri, melakukan berbagai kegiatan positif, bahkan bisa jadi tempat yang ramah anak.
"Lima ribu cangkir hangat yang disajikan di sini untuk membantu keindahan taman di depan dengan pemerintah setempat. Kita menggandeng pemerintah setempat untuk memperindah dan memperbaiki supaya teman-teman bisa nongkrong, anak-anak bisa bermain, jadi banyak kegiatan yang bisa dilakukan,"
ADVERTISEMENT
Kopi dan makanan Indonesia yang menginspirasi hidup sehat dan positif
Sejumlah menu di Kisaku. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Konsep kafe yang diusung kental akan nuansa Jepang tak membuat Raline lupa dengan Tanah Airnya. Bahkan kopi yang diusung menggunakan biji kopi lokal.
"Konsepnya saja yang Jepang. Actually we are grow Indonesian product, makanya makanan kita juga makanan lokal. Minuman kita base-nya dari biji kopi Flores dan Aceh. Jus kita juga dari farmer langsung ke sini, jadi organik," jelas Raline mengenai kepeduliannya dengan produk lokal.
Uniknya lagi, kepedulian aktris berusia 34 tahun ini terhadap gaya hidup sehat mempengaruhi menu andalan yang disajikan di Kisaku. Berawal dari ketidaksengajaannya menemukan latte dari susu oat di Australia, ia pun mengadaptasi latte sehat itu sebagai menu andalan di kafenya.
ADVERTISEMENT
"Dari situ saya terinspirasi, di Australia ternyata ada banyak alternatif susu kaya almond milk, oat milk, susu segar, low fat, high fat. Ada beberapa orang yang memang vegan, dan ini adalah vegan friendly untuk orang-orang yang enggak bisa makan produk hewani. Pasti mereka alternatifnya ada susu oat,"
Menurutnya, menyediakan susu oat sebagai pilihan untuk latte di Kisaku merupakan salah satu cara termudah untuk mengajak konsumennya untuk hidup lebih sehat.
"Saya juga orangnya sangat menaruh kepentingan ke kesehatan. Di sini kita bisa cari vibe yang positif dan menginspirasi orang untuk lebih healthy lifestyle," tutupnya.