Cerita Santhi Serad, Kurator Sajian Indonesia di London Book Fair 2019

5 Maret 2019 7:03 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Santhi Serad. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Santhi Serad. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
ADVERTISEMENT
Masyarakat Tanah Air sepatutnya bangga dengan Indonesia yang menjadi 'Market Focus Country' pada perhelatan London Book Fair 2019. Bukan hanya sekadar ikut memamerkan buku-buku dari penulis kenamaan Indonesia, kuliner Nusantara pun turut diangkat dalam ajang yang akan berlangsung mulai 12-14 Maret 2019 itu.
ADVERTISEMENT
kumparan pun berkesempatan mencari tahu lebih lanjut soal kuliner Indonesia yang akan disajikan di pameran buku tersebut. Untuk mencari tahunya kami pun berbincang langsung dengan Santhi Serad, salah satu kurator makanan Indonesia untuk London Book Fair 2019.
Bersama rekannya Petty Elliot, perempuan yang akrab disapa Santhi itu dipercaya oleh Komite Buku Nasional dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menjadi kurator bidang kuliner.
"Sebagai penanggung jawab, saya mengerjakan mulai dari membuat perencanaan bujet, kegiatan apa saja yang akan dilakukan di sana hingga menyajikan kuliner Indonesia," ungkapnya saat di temui di cooking studio miliknya di kawasan Kemang (2/3).

Dimulai dengan 'Spice Island Revisited'

Santhi Serad. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Rupanya mempromosikan kuliner Indonesia di London Book Fair 2019 sudah dimulai perempuan kelahiran Bandung ini sejak bulan Februari lalu. Santhi membuat sebuah acara yang bertempat di salah satu restoran di London bernama The Providores.
ADVERTISEMENT
Di tempat tersebut perempuan berusia 46 tahun ini bersama Chef Petty membuat acara makan siang yang dihadiri oleh para undangan; seperti food photographer, food blogger, food writer, dan masih banyak lagi. Total tamu yang hadir sebanyak 40 orang.
"Di sana kami memasak sendiri dibantu Chef Peter Gordon dan tim dari The Providores. Sebenarnya ingin nyajiin makanan Indonesia yang lebih aneh-aneh, tapi karena urusan teknis seperti restoran yang tidak begitu luas dan dapur yang terbatas jadi kita cuma bikin menu yang mudah dimasak," cerita perempuan kelahiran 14 September 1972 itu.
Bertajuk Spice Island Revisited, sederet kuliner Indonesia yang disajikan; di antaranya tuna bumbu gohu, nasi kuning, kari bebek aceh, kering tempe, lapis legit, bubur sumsum, hingga kopi Flores Bajawa dan teh oolong Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
"Sambil menyajikan makanan kita juga sambil ngasih tahu ini makanan apa, bumbunya apa saja. Misalnya ketika menyajikan nasi kuning kita ceritakan bahwa di Indonesia nasi ini melambangkan kemakmuran. Lebih ke story telling," tuturnya.

Sederet makanan yang disajikan pada London Book Fair 2019

Sate marangi Foto: dok.Santhi Serad
Bukan hanya sampai di situ, Santhi dan Petty akan berlanjut mempromosikan kuliner Indonesia dibeberapa acara utama yang akan di selenggarakan selama London Book Fair 2019 berlangsung.
"Untuk bikin resep-resep ini adalah ide saya dan Petty. Kami juga menjadi tim kurasi rasa. Meski nanti kami dibantu tim masak juga di sana, tapi kami harus pastikan bahwa rasanya sesuai," jelas Santhi sambil menikmati secangkir kopi pesanannya.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan, Santhi pun membocorkan sederet makanan yang akan disajikannya sebelum dan saat penyelenggaraan London Book Fair 2019. Promosi kuliner Nusantara ini akan dimulai pada 11 Maret 2019 bertempat di The British Library.
Menu yang akan disajikan pada acara pra London Book Fair 2019 itu digolongkan menjadi hot canapes (mini beef burger semur, sayur lodeh on filo pastry, rice bowl with rendang and kale, dan rice bowl tahu rendang and kale), cold canapes (chicken sambal uni on brioche open sandwich, dan mixed roasted veges sambal uni), serta dessert (banana kolak, dan lapis legit)
Sementara selama penyelenggaraan pameran buku yang dihadiri oleh khusus para publisher itu, selain menyajikan canape, Santhi juga akan membicarakan soal teh serta bukunya yang berjudul Leaf it to Tea di Spice Cafe. Ya, kuliner Indonesia dapat ditemukan oleh pengunjung di lantai dua gedung pameran tersebut; tepatnya di Spice Cafe.
Mini burger sambal matah Foto: dok.Santhi Serad
Selain itu di tanggal 13 Maret 2019, Santhi dan Petty kembali akan menyajikan kuliner Tanah Air dalam acara Market Focus Country Cocktail Reception. Makanan yang dihadirkan; seperti open mini burger sambal matah, sate marangi, perkedel jagung sambal dabu, dan dadar gulung. Makanan ini nantinya akan disajikan untuk 400 undangan bertempat di The Design Museum pada sekitar pukul 19.00-21.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Selain bekerja sama dengan Petty Elliot sebagai konsultan di London, perempuan yang akan berangkat ke Inggris pada 9 Maret ini, juga menggandeng sejumlah tokoh kuliner Tanah Air lainnya. Di sana juga akan ada workshop dari Bara Pattiradjawane, serta dua barista ternama yakni Ron dan Muhammad Aga.
"Di Spice Cafe saya juga akan bawa 22 jenis kopi asal Indonesia yang sudah ada indikasi geografisnya, lalu 10 The Best Indonesian Tea dan sisanya rempah-rempah khas Indonesia; seperti andaliman, kecombrang, bunga lawang, kemukus, dan lainnya" kata bungsu dari tiga bersaudara itu.

Buku di mata Santhi

Santhi Serad. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Meski fokusnya kali ini menjadi kurator program kuliner dalam London Book Fair 2019, Santhi juga mengaku begitu menyukai buku. "Saya go digital, tapi buku saya tetap beli. Bahkan saya pernah ngeborong buku, dan koran pun saya masih tetap langganan. Saya belum paperless," ceritanya sambil tertawa kecil.
ADVERTISEMENT
Perempuan yang juga memiliki buku Leaf it to Tea itu berharap dengan adanya Indonesia sebagai focus country di pameran buku ini dapat lebih mengenalkan makanan dan budaya Tanah Air. Serta ia juga berharap, semakin banyaknya bermunculan penulis buku makanan baru asal Indonesia karena menurutnya memang buku dapat menjadi sarana promosi kuliner Indonesia yang berpotensi baik.