Chef Haryo: Efek Review Vlogger Berkata Pedas Bisa Mematikan Usaha Kecil

26 September 2023 17:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chef Haryo Pramoe. Foto: Instagram/@chefharyo
zoom-in-whitePerbesar
Chef Haryo Pramoe. Foto: Instagram/@chefharyo
ADVERTISEMENT
Perseteruan antar food vlogger buntut masalah review Warung Oseng Bang Madun 'Nyak Kopsah' juga menarik perhatian para pakar dan ahli kuliner, salah satunya Chef Haryo Pramoe.
ADVERTISEMENT
Juru masak yang akrab disapa Chef Haryo ini ikut angkat bicara mengenai masalah viral review tempat makan dengan kata-kata pedas Codeblu saat ke Warung Oseng Bang Madun 'Nyak Kopsah' beberapa waktu lalu.
Chef Haryo memahami bahwa di era sekarang ini semua orang memiliki hak untuk berbicara di ruang publik. Namun menurutnya, mungkin era baru ini cukup mengagetkan bagi sebagian orang yang masih dalam proses transformasi dari zaman dulu ke zaman sekarang.
Kebebasan berpendapat ini namun bagi sebagian orang menjadi sebuah kesalahpahaman, misalnya dengan melanggar etika yang ada. "Saya melihatnya lebih kepelanggaran etika si Codeblu terhadap pengusaha UKM. Kenapa? Karena pengusaha UKM di Indonesia pada umumnya adalah pengusaha yang berusaha sendiri dari bawah tanpa bimbingan para ahli dan pemerintah," ujarnya saat kumparanFOOD hubungi, Selasa (26/9).
Food vlogger Codeblu layangkan peringatan kepada Farida Nurhan melalui DM Instagram. Foto: Instagram/@farida.nurhan
Lebih lanjut, Chef Haryo juga mengingatkan bahwa review dari para food vlogger ini memiliki efek nyata. "Efek dari review-review vlogger yang berkata-kata pedas dan kasar 'demi konten', banyak sekali menyakitkan pengusaha kecil yang modalnya enggak seberapa. Mereka dari bawah, bahkan banyak yang dari kemiskinan untuk bisa survive, jadi dari kultur direct komplain itu tidak cocok di Indonesia," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Dia juga mengungkapkan bahwa apabila pengin membuat review tempat makan, sebaiknya izin terlebih dahulu. Kemudian, jika ada keluhan negatif sampaikan saja langsung ke pengusaha atau owner-nya.
Ilustrasi review tempat makan. Foto: Tirachard Kumtanom/Shutterstock
"Cuma sekarang itu aneh, me-review itu sekarang tergantung point of view, maka itu jangan judge usaha orang, kalau tidak baik sampaikan dengan baik-baik," lanjut Chef Haryo.
Chef Haryo mencontohkan bahwa dirinya pernah mendapati makanan yang tidak bersih, namun dia lebih memilih menegur langsung kepada pengelola.
"Saya pernah makan bento. Bentonya sangat mahal, di Senayan City lagi. Nah pada saat bentonya dibuka, kecoak jerman itu keluar, ada sekitar 10 kecoak jerman. Sampai operasional manajernya nangis-nangis minta maaf. Saya bilang kamu enggak usah takut saya enggak akan beritakan, tapi jaga saja kebersihannya. Kan bisa diomongin kayak gitu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Dia mengatakan, sejatinya handling komplain tidak perlu 'lebay' atau berlebihan. Tidak perlu dibesar-besarkan, apalagi sampai menjatuhkan usaha orang.
Begitu juga dengan sikap pemilik, Chef Haryo menyarankan sang pemilik usaha sebaiknya diam saja atau meminta maaf, sampai berita tersebut mereda.
Ilustrasi kebersihan makan di restoran. Foto: ThamKC/Shutterstock
"Kalau dipancing untuk marah, diam, diam, sampai beritanya hilang, biar saja Codeblu begitu, nanti kan ada orang yang berani counter Codeblu sendiri, urusannya polisi nanti," ucap Chef Haryo.
Sebab menurutnya masalah ini bisa saja dibawa ke ranah hukum, terkait pencemaran nama baik. Pemilik usaha bisa mengeklaim dirinya sebagai korban.
Chef Haryo juga menegaskan, alih-alih melakukan review jelek dengan kata-kata menyakitkan, sebaiknya reviewer juga memberikan solusi. Misalnya, cara atau tutorial agar restoran tetap terlihat bersih.
ADVERTISEMENT
"Teman salah kita bantulah, jangan dijatuhin. Enggak usah cari kesalahan. Pakai sendok makan juga bisa saya bilang salah, kok. Jorok karena dipake rame-rame ke semua mulut orang. Semudah itu kan cari kesalahan? Its about perspective aja, sih," pungkasnya.